matamaduranews.com-Marhasan bin Murhasa, warga Dusun Tembeng, Desa Buddi, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep dilaporkan hilang misterius sejak 7 Juli 2022.
Selama 19 hari. Keluarga terus mencari keberadaan Marhasan. Mulai melapor ke Polsek Kangean hingga ke Polres Sumenep.
Iptu Agus Sugito, S.H, M.H., Kapolsek Kangean Polres Sumenep dihubungi Mata Madura mengakui adanya laporan dari keluarga Marhasan.
'Keluarga sudah Membuat pengaduan ke Polsek, dan kasusnya ditangani Satuan Reskrim Polres Sumenep, dalam proses penyelidikan," terang Iptu Agus via WhatsApp, Selasa 26 Juli 2022.
Kapolsek Agus menyarankan media ini untuk klarifikasi langsung ke Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S.
Sampai berita ini diturunkan. AKP Widi belum merespon upaya klarifikasi dari Mata Madura. Permintaan konfirmasi via WhatsApp.
Sementara itu, Matsuri putra Marhasan bercerita: kejadian yang menimpa ayahnya pada Kamis malam 7 Juli 2022.
Sebelum kejadian, Kamis siang. Marhasan didatangi salah satu perangkat Desa Buddi berinisial EF.
Entah kenapa. Pada Kamis malam. Secara tiba-tiba, Marhasan menghilang secara misterius.
Matsuri menduga ayahnya meninggal dunia setelah diculik dan dibunuh secara berencana oleh sekelompok orang.
Matsuri berharap tindakan Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko bisa menerjunkan tim khusus ke Kangean untuk menyelidiki dan membantu anggota Polsek Kangean.
Matsuri melanjutkan cerita, upaya Polsek Kangean sudah dilakukan untuk mencari keberadaan ayahnya. Seperti menemui Kepala Desa Buddi Sunanto.
Hanya Kades Sunanto menyatakan tidak ngerti atas kejadian itu karena dirinya lagi terbaring sakit.
Pada Minggu 10 Juli 2022. Kapolsek Agus dan anggota Polsek bersama
2 anggota Koramil Kangean juga menemui Kades Duko, Li Atnan, desa asal Marhasan sebelum kawin ke Desa Buddi.
Upaya Polsek Kangean terus dilakukan. Termasuk hendak meminta keterangan dari istri Marhasan sebagai saksi kunci sebelum Marhasan hilang misterius.
Namun di tengah jalan. Rombongan Kapolsek Agus dan rombongan Koramil mendapat penghadangan dari massa.
"Kebanyakan perempuan yang dengan membawa senjata parang. Sampai polisi mengeluarkan tembakan peringatan ke atas," cerita Matsuri kepada kontributor Mata Madura.
Sebagai anak tertua Matsuri akan terus mencari dan mengawal keberadaan ayahnya yang menghilang misterius.
"Semoga ada titik jelas. Kalau meninggal dimana kuburannya. Kalau dibunuh, siapa yang membunuh. Saya akan terus mengawal sampai titik penghabisan," tutup Matsuri. (rasyid)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply