matamaduranews.com-BANGKALAN-Jimhur Saros selaku Presiden K-Conk Mania mengaku kecewa dengan keputusan penundaan Liga 1 2020.
Pihak Kepolisian sudah memastikan tidak memberi izin pertandingan, lantaran dikhawatirkan menjadi klaster baru.
Sedianya kompetisi tertinggi di Indonesia itu akan digelar pada 1 Oktober, namun tidak diizinkan.
Di sisi lain, gelaran Pilkada masih dibolehkan dan resiko penyebaran virus dimungkinkan lebih besar.
Hal itulah yang membuat Jimhur Saros kecewa. Karena protokol kesehatan yang ketat juga diterapkan pada laga sepak bola.
"Kalau disebut kecewa ya suporter pastinya kecewa, karena bagaimanapun sepakbola adalah hiburan rakyat. Meskipun ya kita paham situasi saat ini memang situasi kesehatan yang belum membaik tapi wacana tanpa penonton untuk hal itu kita tidak akan memaksakan untuk datang ke stadion," ujar Jimhur.
Di satu sisi sepak bola sebagai hiburan rakyat dilarang, namun kegiatan Pilkada serentak yang dilakukan pada 9 Desember mendatang tetap berjalan walau di masa pandemi.
K-Conk mania sangat rindu mendukung Madura United. Rindu bercengkrama untuk berteriak di atas tribun.
"Istana kami adalah tribun. Padahal jelas kan kalau pilkada bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kalau kompetisi kan kita nonton di TV, yang ada tatap muka sama televisi dan tidak mengundang keramaian," ungkapnya, Senin (5/10/2020).
Kata Jimhur suporter, kita terlalu lama menunggu hiburan. Dan hiburan yang muda dijangkau oleh masyaralat adalah sepak bola.
Dengan adanya sepak bola, bisa menambah luka lama covid-19, masyarakat bisa terhibur.
Apalagi, sepak bola jauh dari resiko covid karena pemain dan penonton selalu berjemur. Sehingga panas matahari menyengat dan itu dapat membunuh covid.
Untuk itu, ia berharap pemangku kebijakan bisa mencarikan solusi agar masyarakat dapat kembali menyaksikan tim kesayangannya berlaga.
"Tahun depan dimaksimalkan harus ada pertandingan dengan penonton. Meskipun sesuai protap kesehatan," paparnya.
Jimhur juga berharap ada titik temu yang baik untuk Liga 1 2020 setelah kompetisi tertinggi di tanah air ini tidak bergulir sejak pertengahan Maret lalu.
"Kalaupun nanti dihentikan, tolong pikirkan matang-matang juga. Jangan sampai jadwal sudah ditetapkan tapi ada perubahan lagi," ujarnya.
Ditanya soal dampak ditundanya Liga 1 bagi Madura United, Jimhur katakan sudah pasti berdampak.
Pemain akan terombang-ambing dalam ketidakpastian. "Pemain di tengah ketidakpastian yang sudah pasti," jelasnya.
Andaikata manager Madura United sudah MoU dengan para pemain, kata Jimhur club bisa Colab atau merugi.
Bayangkan selama pandemi Club dari managemen harus bayar pemain 25 persen dari kontrak yang dijanjikan.
Apalagi sudah kontrak penuh dengan pemain. Tapi tergantung kesepakatan dan kesepahaman dari managemen.
Semoga saja ini tidak terjadi, jika sudah tanda tangan dan digagalkan resikonya nanti pada club.
"Club tidak ada bantuan dari pemerintah, hanya dari pihak ketiga atau sponsor. Jika tidak ada sponsor maka jelas colab club tersebut," ungkapnya.
Syaiful, Mata Madura
Write your comment
Cancel Reply