matamaduranews.com-BANGKALAN-Sekelompok mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Kelompok 64 yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tonjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan melihat potensi susu segar di desa itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Karenanya, para mahasiswa KKN yang terdiri dari Revo, Siti Nurhayati dan kawan-kawannya itu, membuat program pemberdayaan masyarakat dengan mengajarkan pembuatan Yogurt dari susu segar kepada masyarakat desa setempat.
Menurut Revo, pembuatan Yogurt dari susu itu dilakukan untuk menambah nilai jual susu segar di masyarakat. Sehingga, jumlah pendapatan masyarakat juga menjadi naik dengan adanya inovasi potensi lokal tersebut.
"Susu segar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk bernilai, seperti yoghurt," kata Revo pada Mata Madura, Senin (6/01/2020) kemarin.
Ide inovasi susu segar menjadi Yogurt itu selanjutnya diwujudkan dengan mengadakan pelatihan pada masyarakat, khususnya pada ibu-ibu PKK. Melalui pelatihan tersebut diharapkan dapat melatih softskill masyarakat dalam membuat produk olehan berbahan dasar susu.
“Produk ini kita kasih nama ToYo Drinks, ToYo ini singkatan dari Tonjung Yogurt,†jelas Revo.
Nama ToYo Drinks sendiri muncul karena ketidaktahuan masyarakat mengenai khasiat Yogurt. Minimnya pengetahuan itu juga membuat masyarakat tak banyak yang tahu dan suka dengan minuman itu.
Sehingga setelah melakukan observasi, para mahasiswa KKN 64 UTM langsung membuat sosialisasi bersama ibu-ibu PKK Desa Tonjung untuk memaparkan cara pembuatan Yoghurt dari susu segar di desa tersebut.
Dalam pelatihan, beberapa varian rasa pun dibuat, seperti halnya rasa strawberry, greentea, anggur, dan jeruk. Meski begitu, Yoghurt produksi ibu-ibu PKK Desa Tonjung dibuat tanpa bahan pengawet dan tidak banyak campuran.
"Dengan Yoghurt ini kami berharap agar warga Desa Tonjung tidak hanya sekadar menjual susu secara mentah, namun bisa diolah lagi menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi, sehingga perekonomian warga Tonjung bisa terangkat," terang Revo.
Di lain pihak, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 64 UTM, Yudhi mengatakan, langkah mengembangkan produk unggulan desa dimulai dengan mengidentifikasi potensi desa. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh mahasiswanya di Desa Tonjung.
"Adek-adek KKN sudah menemukan apa yang telah dicari, yaitu susu dan dikembangkan jadi yogurt. Selanjutnya merancang kemasan, dan mencari peluang pemasaran," kata Yudhi, Senin (6/01/2020).
Pemasaran produk yang telah dibuat itu, sambung Yudhi, bisa dilakukan di pasar atau didistribusikan ke toko, maupun dikonsumsi sendiri. Ia sangat bersyukur jika inovasi yang dihasilkan melalui program mahasiswa KKN 64 UTM itu nantinya bisa menambah pendapatan ibu rumah tangga di Desa Tonjung.
“Syukur-syukur bisa menambah uang belanja Ibu PKK di sini,†harapnya.
Sementara itu, Endang, salah seorang warga Desa Tonjung, mengaku cukup bahagia dengan kehadiran mahasiswa yang melakukan KKN di desanya. Bu Endang, demikian akrab dipanggil, merasa terbantu secara skill dan pengetahuan berkat program KKN 64 UTM.
"Mudah dan kandungan dalam yogurt bermanfaat bagi pencernaan," ujar warga Dusun Bun Alas itu.
Endang berharap Yogurt dapat dikonsumsi oleh warga atau bisa dijadikan bahan campuran dalam makanan seperti salad buah. Jikalau sampai dibuat usaha yang serius, peluangnya juga sangat besar, sehingga ia yakin bisa menambah penghasilan.
"Masa pembuatan sudah selesai, belum semenit sudah ada yang pesan. Ya bisa dilihat sendiri kan produk ini sangat diminati oleh masyarakat," jelas Endang, antusias.
Perlu diketahui, pelatihan pembuatan Yogurt berbahan dasar susu segar di Desa Tonjung diselenggarakan di kediaman Syafii di Dusun Bun Alas. Pelatihan di rumah Sekretaris Desa Tonjung tersebut sudah berlangsung pada Jumat (3/01/2020) lalu.
Syaiful, Mata Bangkalan
Write your comment
Cancel Reply