matamaduranews.com-Mahasiswa UI (Universitas Indonesia) Muhammad Naufal Zidan (19) tewas setelah dibunuh seniornya sendiri, yakni Altafasalya Ardnika Basya (23). Djono W Oesman mengungkap kejadian itu secara menarik karena disajikan utuh. Termasuk beban pinjol dan gambling kripto yang menjadi faktor pembunuhan itu. Berikut tulisan secara bersambung yang dikutip dari situs hariandisway.id:
Pembunuhan Mahasiswa UI dan Pohon Uang (1): Semua Berawal dari Gambling Kripto
Oleh: Djono W Oesman
PEMBUNUHAN mahasiswa Universitas Indonesia (UI) ini bermotif khas generasi Z. Altafasalya Ardnika Basya, 23, membunuh juniornya, M. Naufal Zidan, 19, gegara rugi main kripto. Ia utang pinjol Rp 80 juta. Lalu, sulit bayar. Altaf membunuh Naufal untuk menguasai aneka barang.
Generasi Z (lahir 1997–2012) umumnya ingin segera jadi miliarder. Instan langsung kaya. Caranya harus sangat gampang dengan hasil sangat banyak. Antara lain, kripto. Segampang memetik pohon uang.
Kripto (cryptocurrency) adalah perdagangan mata uang. Bisa untung bisa rugi. Sangat cepat. Mirip perjudian. Kalau untung bagai memetik pohon uang. Kalau rugi (pada kasus Altaf), utang pinjol buat main lagi. Dengan harapan, kalau kemudian untung, utang bakal terbayar.
Altaf melakukan double gambling. Supaya cepat kaya. Mempertaruhkan uang utangan untuk gambling kripto. Sementara itu, bunga pinjol rerata 4 persen per bulan. Dalam bahasa perbankan, berarti 48 persen per tahun. Sangat mencekik.
Ketika gambling gagal, terjadilah pembunuhan itu. Kata Altaf ke polisi, dirinya terpaksa membunuh untuk menguasai harta Naufal. â€Karena buntu. Tidak ada jalan lain,†ucapnya. (bersambung)
Write your comment
Cancel Reply