Post Images
matamaduranews.com-BANGKALAN-Psikologi orang tua korban pemerkosaan oleh oknum kiai di Blega, Bangkalan lagi gundah. Di tengah ketidakpastian proses hukum di Polsek Blega, tiba-tiba tersiar kabar miring yang menyudutkan korban. Kepala Desa Kajuanak, Kecamatan Galis, Bangkalan, Marsid kepada Mata Madura bercerita, beberapa hari terakhir tersebar voice note yang viral di grup-grup WhtasApp dengan memojokkan korban. Sebelum voice note hitam beredar, kata Kades Marsid, ada intimidasi terhadap para saksi kunci dan keluarga korban. "Para saksi kuncinya adalah alumni pondok pesantren tempat kejadian perkara tersebut. Saksi kunci ini mengerti dan melihat secara langsung saat korban dipanggil oleh oknum kiai-nya," cerita Marsid. "Saat melihat saat oknum kiai memanggil korban dan pada saat keluar kamar, serta saat lampu kamar dimatikan, saksi itu tahu, tapi hal itu ada intimidasi dari oknum kiai tersebut," tambahnya. Intimidasi terhadap keluarga korban, Kades Marsid menyebut ada upaya damai dengan iming-iming nominal. Iming-iming itu, tuturnya, dari pihak ketiga yang menawarkan nominal dengan harapan laporan pemerkosaan di Polsek Blega dicabut. "Keluarga didatangi seseorang dengan iming-Imingi uang ratusan juta dengan bukti screnshoot di WhatshAap keluarga korban, tetapi keluarga tak mau, karena harga diri tak bisa diukur oleh uang," papar Kades Marsid. Karena itu, Kades Marsid mengirim pesan kepada aparat kepolisian Bangkalan jika kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan oknum kiai tak segera dituntaskan. Pak Kades Kajuanak ini khawatir seperti membangunkan warga Desa Kajuanak bangun dari tidur panjangnya. "Artinya hukum rimba yang kami pakai, karena ini urusan moral dan akhlak," tegas Kades Marsid. "Jika hukum di kepolisian sudah tak mampu, yang kami takutkan nanti akan terjadi hukum rimba. Maka dari sebelum ada kejadian, lebih baik polisi bersikap tegas dan proses secara hukum yang adil," pungkasnya. Seperti diketahui MB, waktu berumur 16 tahun-diduga menjadi korban pemerkosaan oleh oknum kiai berinisial KH MT-pengasuh salah satu pesantren di Kecamatan Blega, Bangkalan. RS orang tua korban melaporkan si oknum kiai yang menjadi pengasuh pesantren putrinya ke Mapolsek Blega pada pada hari Senin, 7 Desember 2020. RS baru melapor ke polisi setelah mendengar cerita MB, putrinya. Sebab, RS penasaran atas tingkah laku putrinya yang banyak berubah. "Anak kami trauma usai diperkosa si oknum kiai. Saat ini anak kami sering merenung," ucap RS orang tua korban. Laporan RS teregister di Polsek Blega dengan nomor : TBL-B/14/XII/RES.1.4/2020/JATIM/Reskrim/Bangkalan/SPKT Polsek Blega. "Pelaku yang kami laporkan merupakan seorang pengasuh di salah satu pondok pesantren di Blega," tambah RS, orang tua korban saat memberikan keterangan pada Mata Madura. Syaiful, Mata Madura
Bangkalan BANGKALAN Kades Kajuanak Marsid Cerita Intimidasi Saksi Kunci Pemerkosaan Iming-Iming Uang Damai Ratusan Juta Rupiah Bangkalan

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru