Catatan: Hambali Rasidi "Seribu langkah, diawali langkah pertama," Sun Tzu, ahli strategi China. Begitulah apa yang dilakukan Pasangan Calon (Paslon) Fauzi-Eva. Setelah PDI-P mengumumkan. Walau sepihak. PDI-P sendiri yang umumkan Paslon Pilkada. Mitra koalisi belum. Masih belum terlihat secarik kertas dari Parpol koalisi untuk mengusung Paslon Fauzi-Eva di Pilbup Sumenep 2020. Pengumuman Paslon Fauzi-Eva ibarat pedang sudah mengarahkan hunusan. Para musuh lawan tanding di Pilbup harus waspada nan jeli. Bu Nyai Eva sudah diposisikan sebagai 'Joker' menghadapi kekuatan kultur NU Sumenep. Kekuatan yang ditakuti kelompok 'merah' (PDI-P) untuk berkuasa di Sumenep. Nyai Eva sudah dua kali ikut kontestan Pilbup Sumenep. Dianggap mampu menembus tembok pemilih anti merah. Bagaimana kekuatan lawan Fauzi-Eva? Lawan tanding Paslon Fauzi-Eva bukan Kiai Unais atau Fattah Jasin. Saya melihat lawan tandingnya adalah Bu Nyai. Ya...Bu Nyai Mila (Wafiqo Jamilah Khotib) atau Bu Nyai Fitri (istri Kiai Busyro). Peran dan elektabilitas Bu Nyai kontestalasi Pilbup Sumenep sebagai ancaman bagi pemilih milenial dan swing voter. Itu karena para konstestan Pilbup Sumenep tidak memiliki kekuatan politik nyata dan kekuatan politik yang diperhitungkan. Sebagai pengimbang, kekuatan Bu Nyai sebagai pembuka langkah pertarungan dan menjadi penentu suara kemenangan. Jika penilaian ini diamini oleh lembaga survei, bisa menutup Calon Wabup dari laki-laki. Akhirnya bisa ditebak; jika Fauzi hendak ganti pasangan Wabup-nya, bisa milih antara Bu Nyai Fitri atau Bu Nyai Mila. Sebaliknya, jika Fauzi tetap mempertahankan Bu Nyai Eva sebagai Cawabup-nya. Fattah Jasin atau Kiai Unais atau Malik Effendi bisa memilih Bu Nyai Fitri atau Bu Nyai Mila sebagai calon Wabup-nya. Jika asumsi ini keliru, minimal dalam  pertarungan Pilbup September nanti bisa niru adegan film gangster China Geng Kapak Merah. Perlu aliran chi yang kuat dalam diri Sing untuk mengalahkan jurus katak. Pesona Satelit, 20 Februari 2020