Blog Details Page

Post Images
matamaduranews.com-Tulisan Ahzam Habas di salah satu media lokal Sumenep berjudul: Menyoal Stigma “Rakus” kepada PDI Perjuangan Sumenep saya amati seperti Jaka Sembung Bawa Golok. Meski tak menyebut jelas nama penulis dan media yang meng-endorse AKD Sumenep untuk nyalon di Pilkada Sumenep 2024. Saya menafsiri jelas arah dimaksud. Karenanya, tak sedikit yang chat WA dan menandai saya di obrolan-obrolan Grup WA terkait tulisan stigma "rakus" PDI-P Sumenep. Semula saya agak bingung menyimpulkan tulisan Ahzam Habas. Beruntung ada komentar tiktoker Ainur Rahman di obrolan grup WhatsApp yang membuka cakrawala saya. Ainur menulis begini: "Tak nyambung saya pada tulisan ini.. Yg nuduh rakus siapa ? Yg bilang miskun Legion akan diusung PDIP siapa ? Miskun legiono itu ketua AKD.. bukan pengurus  partai politik ataupun," tulisnya. Lanjut komentar berikutnya: "Jika ada reaksi dari PDIP melalui "orang nya" berarti ..... sukses membikin gelisa publik," "Dan miskun legiono layak diperhitungkan," pungkas Ainur. Clear. Semula saya bingung cari tulisan AKD Sumenep bakal diusung PDI-P saat Pilkada 2024 nanti. Komentar Ainur mengingatkan saya untuk menjawab pertanyaan banyak orang. Apa yang melatarbelakangi saya getol meng-endorse AKD Sumenep di Pilkada 2024. Ada banyak alasan. Pertama, dari kacamata fenomenologi yang dicetuskan oleh Edmund Husserl. Anda pasti ngerti maksud Husserl merumuskan fenomenologi. Intinya, aspirasi para Kades yang tergabung di AKD Sumenep-meski tidak 100%- lebih 60% setuju apabila ada utusan AKD Sumenep ikut kontestasi Pilkada Sumenep 2024. Utusan AKD disebut banyak. Hanya aspirasi Kades banyak yang mengerucut kepada Miskun Legiyono sebagai Ketua AKD Sumenep untuk ikut kontestasi Pilkada 2024. Entah di posisi wakil atau cabup. Aspirasi para Kades itu dilatarbelakangi: ada sejumlah kabupaten di Madura yang menjabat Wabup dari unsur Kades. Seperti Wabup Sampang, Abdullah Hidayat dan Wabup Pamekasan alm Raja'e. Kedua, realitas Politik Sumenep. Anda juga ngerti realita itu. Karena mengikuti sistem pemilu pusat suara terbanyak-tanpa disadari melahirkan pemilih pragmatis. Tim calon dalam pemilu itu bebas mencari suara dengan iming-iming pragmatis. Seakan mengabaikan nilai-nilai agama dan ideologi. Saya terinspirasi Filsuf Amerika, William James dan John Dewey. Dia secara lantang, meski tak tegas menyebut: Negara Amerika bisa survive dan disegani dunia karena madzhab pagmatisme dan liberalisme. Di Amerika. Madzhab politiknya liberalis. Orang-orangya, pragmatis. Amerika emang sejak awal mencipta progresi dengan semangat pragmatisme. Mengabaikan nilai-nilai agama dan ideologi. Para elit Amerika beranggapan agama dan negara tak seksi diperbincangkan di dalam ranah negara. Lihat bagaimana Donald Trump yang tak pernah berkarir di partai politik. Sepanjang hidup Trump konsern di dunia bisnis real estate, olah raga, dan hiburan. Bahkan publik mengenal trump sebagai tokoh kontroversial. Tapi Trump terpilih sebagai Presiden Amerika. Ketiga, AKD merupakan perkumpulan para Kades. Basis massanya jelas. Yaitu loyalis para kades yang setia membuldozer pemilih dari tingkat paling bawah. Asal AKD bersatu mengusung utusan AKD di Pilkada Sumenep 2024. Keempat, jjka Bupati Fauzi ikut kontestasi di Pilgub Jatim. Peluang calon Pilkada Sumenep terbuka lebar untuk terpilih karena tak ada incumbent. Lalu jadi pertanyaan siapa figur yang bakal diusung PDI-P Sumenep sebagai penerus Achmad Fauzi? Pertanyaan ini pernah saya tulis dengan judul: Bila Fauzi Cawagub Jatim, Siapa Pilihan PDIP di Pilkada Sumenep 2024? Pada paragraf akhir tulisan, saya menulis mengutip oretan netizen, begini: MH Said Abdullah: Bila Fauzi  Cawagub Jatim. Lalu siapa yang direkom DPP PDIP untuk Pilkada Sumenep 2024? di bawah ini, ada nama; 1. Zainal Arifin (Politisi PDIP) 2. Abrari Abe (Sekretaris DPC PDIP) 3. Miskun Legiyono (Ketua AKD Sumenep) 4. Sukirno (Ketua AKD Kec Lenteng) 5. Edy Rasiyadi (Sekda Sumenep) 6. Kaizar Said Itu empat alasan kenapa saya kerap menulis utusan AKD Sumenep di Pilkada 2024. Tapi ada yang beranggapan, tulisan Ahzam Habas bagian dari propaganda AKD Sumenep dan PDIP. "Jangan-jangan tulisan Habas bagian dari settingan," komen anggota Grup BusyroLana yang sejak Sabtu petang membahas tulisan Habas. Berikut bagian dari obrolan itu: "Siapapun boleh membuat tafsir. Mimpi orang tidur aja boleh kok ditafsir, apalagi cuma gerak alam dunia nyata. Fakta hitam diatas putih PDIP tak mengendorse AKD, iya..memang betuull. Tapi kedekatan PDIP dengan  AKD belakangan ini, siapa yg mau bilang tidak? atau siapa mau bantah? Maka jangan salahkan pihak lain bila ada yang bikin tafsir PDIP juga melirik figur AKD. Sudah sangat sering kok, PDIP itu ngajak AKD bertemu dalam forum forum resmi. Belum lagi yang demo demo ke Jakarta. Belum lagi soal kerja kerja politik jelang pileg," Sampai di sini, biar anda melanjutkan tafsir tulisan Ahzam Habas. (*)
Pilkada Sumenep 2024 Miskun Legiyono AKD Sumenep PDI-P Sumenep Stigma “Rakus” PDI-P Sumenep Jaka Sembung Bawa Golok
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Featured Blogs

Newsletter

Sign up and receive recent blog and article in your inbox every week.

Recent Blogs

Most Commented Blogs