Post Images
Catatan: Hairul Anwar* Ramadan tahun 2020 ini terasa beda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Di bulan Ramadan tahun ini, ada ujian dari Allah Swt dengan kehadiran Pandemi Covid-19. Ramadan sebagai bulan penuh ampunan, berkah dan rahmat disambut kehadiran Pandemi Covid-19. Inilah ladang pelajaran di tengah kehidupan masyarkat modern. Dalam kacamata scientific, zaman revolusi industri 4.0 modern ini, kehidupan planet bumi digaransi aman dan tentram. Jauh dari masalah perang dan kerusuhan. Namun, di luar nalar manusia, saat ini malah dihantui ketakutan setelah muncul jazat renik yang bernama virus Corona alias Covid-19. Buyarlah semua impian akan indahnya Ramadan. Keindahan bersenda gurau. Berkumpul ketika berbuka bareng atau ngabuburit. Semua menjadi mendung. Gelap. Kapan akan berakhir Pandemi Covid-19?. Kita semua tidak tahu. Banyak pelajaran yang perlu kita petik dari kehadiran wabah virus Covid-19 di bulan Ramadan tahun ini. Ya..secara kasat mata, egoisme kita sebagai manusia yang selalu haus duniawi pasti terperanjat. Rasa takut dan was-was begitu terasa. Roda ekonomi berjalan terseok-seok. Yang tak tahan, langsung mem-PHK ribuan pekerja. Situasi ekonomi begitu mencekam di seluruh pelosok dunia. Asia, Eropa, Afrika, dan Australia. Itu semua akibat dampak Pandemi Covid-19. Banyak orang bertanya dalam hati, apakah ini semua konspirasi global atau perang biologi. Atau karena memang alam yang ingin mencari keseimbangan dari beban populasi manusia yang sudah begitu berat ditanggung planet ini. Manusia yang berada di puncak rantai makanan, hampir rakus dalam segala hal. Darat, laut dan perut bumi pun dibedah. Hanya untuk mencari kebutuhan manusia. Bumi yang sudah kadung terkontaminasi dengan pola hidup manusia seperti ingin mencari keseimbangan. Dengan sedikit mengeluarkan senjata biologisnya dengan genom dari virus Corona ini bisa jutaan jenis. Sudah saatnya manusia menyadari betapa pentingnya menjaga keseimbangan pola hidup. Menjaga keseimbangan ekosistem manusia dan lingkungan. Bukankan agama juga mengajarkan kita untuk menjaga alam dan ekosistem di sekitar kita?. Tapi itulah manusia. Sengan segala kemapuannya seakan mampu mengusai dunia. Lupa akan kekuasaan Ilahi. Rentetan pandemi ini sudah membuat kacau semua tatanan dunia. Semua penopang kehidupan manusia dibuat babak belur. Tranportsasi, pabrik dan bentuk pengolahan, semuanya dibuat berhenti dan lumpuh. Anggaran pemerintah di semua negara menjadi kacau dengan perubahan yang terjadi tiba-tiba. Pilihannya antara nyawa yang diselamatkan ataukah pertumbuhan ekonomi. Semua ahli hanya bisa memprediksi tanpa bisa memberi jaminan pasti. Sudah sekian banyak perkiraan dan info statistik yang dibuat tapi semuanya hanya prakiraan. Tidak ada yang pasti. Ya..seperti BMKG memprediksi cuaca dan gejala alam. Semua informasi simpang siur. Ada yang bilang Pandemi Covid-19 akan melandai kalau sudah mencapai puncak. Sebagian menyimpulkan akan berhenti jika sudah ditemukan vaksin. Tentu ini masih waktu tak terkira. Seandaimya virus Corona itu bermutasi lagi dengan DNA yang berbeda. Entah berapa lama lagi, pandemi ini akan tuntas. Perjalanan jazad renik ini tidak akan berhenti di sini saja. Dia akan terus menghantui manusia modern. Karena bakteri dan virus ini adalah mahluk awal penghuni sebuah planet. Hanya saat ini yang muncul dan membuat dunia kelabakan adalah salah satu jenis dari virus Corona. Masih banyak jenis virus lain yang hidup bebas di alam ini. Yang suatu saat akan mengintai kehidupan manusia. Hanya adaptasi menjadi kemampuan manusia dalam menghadapi segala kejadian di alam ini. Itulah kunci manusia bertahan sampai saat ini. Tapi jangan salah sangka. Bakteri dan virus adalah makluk Allah Swt yang mempunyai kemampuan super di atas manusia untuk bertahan dan bisa hidup demgan nyaman di kondisi paling exstrim sekalipun. Sedangkan manusia, pasti tidak mampu bertahan. Sekarang pilihannya hanya dua. Manusia yang bertahan atau virus ini yang akan memusnahkan peradaban sebagaimana jutaan tahun lalu ketika banyak mahluk silih berganti datang di planet ini. Segala kecanggihan teknologi manusia sekarang dicurahkan untuk mengalahkan virus Corona. Padahal cuma satu jenis virus. Bagaimana kalau seumpamanya puluhan jenis virus sekaligus yang menyerang? Tiada jalan menghadapi Pandemi Covid-19 kecuali kembali ke nilai-nilai agama. Jangan rusak alam dan lingkungan. Standart moral yang agung hanya ada ketika kita nilai-nilai agama menjadi garda depan. Moral dan etika publik sudah saatnya digalakkan kembali. Saatmya kita bersiap-siap mumpung masih Ramadhan. Bersimpuhlah atas segala kesalahan manusia kepada Tuhan yang sudah merusak ciptaan-Nya. Lingkungan yang sudah seimbang jangan dirusak lagi. Ramadan Mubarak... *Ketua Kadin Sumenep
Hairul Anwar Covid-19 Covid-19 Pandemi Covid-19 di Bulan Ramadan Ketua Kadin Sumenep

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru