Post Images
matamaduranews.com-SUMENEP-Desa Sendir, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura menyimpan jejak-jejak sejarah tempo doeloe. Selain dibahas ketokohan Kiai Rahwan selaku sosok pertama yang membabat daerah yang dulunya berawa ini, Sendir juga memiliki sosok utama. Sosok ini seorang wanita. Masyarakat sekitar menyebutnya Buju’ Sosor. Jejak Tersendiri Desa Sendir merupakan salah satu desa tertua  di belahan Madura bagian Timur. Kawasan ini dahulu merupakan tempat keramat. Sendir merupakan lokasi yang dibabat Kiai Rahwan. Dari sanalah mentari ilmu terbit. Hingga saat ini hampir seluruh pesantren besar di Sumenep bersusur-galur pada Kiai Rahwan. Agak sulit ditelusuri mengenai asal-muasal nama desa ini. Namun berdasar sejarah, diperkirakan desa ini sudah ada sejak jaman Jokotole. Dan hampir dipastikan sudah populer di masa pemerintahan Raden Ario Wonoboyo alias Pangeran Sidingpuri. Dalam catatan babad ataupun sejarah Sumenep, Kiai Rahwan disebut sebagai menantu Pangeran Sidingpuri. Putri bungsu sang Nata menikah dengan sang Kiai. Sejak saat itu, sang Putri dikenal dengan sebutan Nyai Susur. Nah, Nyai Susur ini dilafalkan Nyae Sosor. Di sebelah utara komplek pasarean Kiai Rahwan, terdapat titik penting ziarah Sendir. Ada semacam jalan setapak yang dipayungi puluhan pohon bambu. Hingga kemudian sampai pada sebuah bangunan tanpa atap. Dipagari susunan batu bata, dan memiliki satu pintu masuk sekaligus keluar. “Di sini merupakan makam Nyae Sosor,” kata Imam Alfarisi, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep yang asli Sendir. Namun dari keterangan Imam dan penduduk sekitar pasarean Kiai Rahwan, Nyae Sosor bukanlah isteri Kiai Rahwan sebagaimana yang tertulis di babad, dan catatan-catatan silsilah di Sumenep. Makam Nyai Susur atau Nyae Sosor ini memang agak “menyendiri”. Bukan hanya posisinya yang agak jauh dari komplek Kiai Rahwan, namun juga di bangunan tanpa atap itu juga makamnya hanya sendiri. “Namun tetap dianjurkan ziarah juga kepada beliau,” kata Imam. Asal Usul Mengenai Nyai Susur atau Nyae Sosor ini mau tidak mau menyisakan pertanyaan yang masih belum bisa dijawab tuntas. Seperti disebut di atas, berdasar versi babad (Babad Songennep 1914), Nyai Susur adalah putri raja yang dinikahi Kiai Rahwan. Pernikahan Kiai Rahwan dengan Nyai Susur dikaruniai seorang putra laki-laki bernama Kiai Kumbakara (versi babad dan sejarah). Di banyak catatan silsilah tertulis Kiai Kumbasari atau Kiai Kumbisari. Sang putra dikenal dengan sebutan Kiai Sendir I. Kiai Sendir I berputra Kiai Abdurrahim alias Kiai Sendir II. Beliau menikah dengan putri Kiai Gunung Galugur (kiai Abdullah) bin Kiai Astamana. Jadi isteri Kiai Sendir II adalah sepupu dua kali (dupopo) ayahnya. Pernikahan keduanya dikaruniai putra bernama Kiai Abdullah (Kiai Sendir III). Kiai Abdullah ini berputra tiga orang, dua perempuan, dan seorang laki-laki. Salah satu putri beliau menikah dengan Kiai Abdul Qidam, Arsoji, Pamekasan; dan menurunkan putra bernama Kiai Abdullah alias Bindara Bungso di Batoampar: ayah Bindara Saut, raja Sumenep. Putra laki-laki Kiai Sendir III bernama Kiai Abdurrahman alias Kiai Agung Raba, di Pademawu, Pamekasan. Sosok ulama besar Pamekasan yang dikenal dengan sebutan Pakunya Pulau Madura. Mengkaji Nyai Susur Di area komplek Kiai Rahwan dan keluarganya, itu terdapat empat makam kuna. Mata Madura mencoba mengorek lebih dalam. Namun tidak ditemukan prasasti kecuali banyak petunjuk atau riwayat lisan. Makam paling samping, baik kanan atau kiri adalah makam sosok berjenis kelamin perempuan, sesuai dengan model batu nisan. Nah, di tengah merupakan makam sosok berjenis kelamin laki-laki. “Menurut riwayat, yang nomor dua dari barat itulah makamnya Kiai Rahwan,” kata Imam. Sedang yang di samping kanan dan sekaligus kiri diperkirakan adalah makam isteri Kiai Rahwan. Lalu yang mana makam Nyai Susur? Makamnya kemungkinan di sisi barat asta Sendir. Namun sekali lagi belum bisa seratus persen dipastian. “Tidak ada riwayat khusus,” tambah Imam. Sementara makam tersendiri adalah makam Buju’ Sosor, yang bisa jadi orang berbeda dengan Nyai Susur di catatan silsilah dan babad. “Ada yang menyebut Buju’ Soso bukan Sosor. Maknanya ialah yang buju’ yang menyusui Kiai Rahwan saat masih bayi. Dengan kata lain ialah inang pengasuh,” kata RP Muhammad Mangku. Makam Buju’ Sosor juga tata letaknya tidak dimungkinkan sebagai isteri Kiai Rahwan. “Posisinya di hulu komplek Kiai Rahwan. Sehingga jika bukan tokoh yang disepuhkan dan dihormati oleh Kiai Rahwan, maka secara etika posisinya tidak tepat,” kata RB Ja’far Shadiq, anggota komunitas Ngoser lainnya. RM Farhan
Sumenep Sumenep Sumenep Kiai Rahwan Keraton Sumenep Nyai Susur Sendir

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru