Post Images
Oleh: Agus L Sembilangan adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur. Terdapat dua buah wilayah bernama Sembilangan di sini. Yang pertama desa Sembilangan, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan. Desa ini memiliki tiga dusun, di antaranya Sembilangan Barat, Tangsi, dan Sembilangan Timur. Sementara yang kedua ialah dusun Sembilangan, Desa Pernajuh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Kedua wilayah ini saling berdampingan namun berbeda dalam wilayah hukum teritorialnya. Asal-Usul Nama Sembilangan Asal muasal nama Sembilangan berasal dari sebuah nama ikan anggota dari suku (familia) Plotosidae, suatu kelompok ikan berkumis (Siluriformes). Ciri khas ikan ini yang membedakannya dari kelompok lainnya adalah menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat. Dalam bahasa Inggris ia disebut ikan kumis berekor sidat, "eel-tailed catfish". Berikut Klasifikasi ilmiah Ikan Tersebut. Nama latin          : Euristhmus microceps Kingdom              : Animalia Filum                     : Chordata Kelas                     : Actinopterygii Ordo                      : Siluriformes Superfamili         : Siluroidea Famili                    : Plotosidae Marga                   : Anodontiglanis, Cnidoglanis, Euristhmus, Neosiluroides, Neosilurus, Oloplotosus, Paraplotosus, Plotosus, Porochilus, Tandanus Hewan ini menghuni air tawar (perairan darat) dan perairan laut, dan menghuni wilayah hangat Indo-Pasifik, dari Jepang hingga Australia dan Fiji. Terdapat sekitar 35 spesies dalam 10 genera. Terdapat 2 jenis ikan sembilang yaitu ikan sembilang batu dan Ikan sembilang lubang. Ikan sembilang batu hidupnya di sela batu dan ikan sembilang lubang hidupnya dilubang-lubang yang dibuatnya sendiri. ikan sembilang lubang merupakan ikan sembilang yang sudah dewasa. Bentuk ikan ini hampir sama dengan Lele, yang membedakan yaitu sembilang mempunyai tiga patil, satu patil punggung dan dua di sirip. Patil ikan ini sangat beracun, jika tergores atau tertusuk patil Ikan sembilang maka wajah menjadi pucat, seluruh badan terasa panas dan susah tidur bahkan bisa kejang kejang. Meskipun ganas, racun ikan ini hanya menempel pada badan selama 24 jam, dan racun akan hilang dengan sendirinya. Racun sembilang Hampir semua orang mengerti bahwa ikan ini memiliki racun yang terletak di bagian patilnya. Racun yang terdapat dalam spesies ikan ini bersifat heat-labile atau akan rusak saat terkena panas. Meski demikian siapa saja yang tak sengaja terkena patil ikan ini, wajahnya akan berubah pucat dan diikuti oleh rasa panas di seluruh tubuh dan susah tidur. Parahnya lagi racun itu bisa membuat seseorang kejang-kejang. Racunnya memang bisa hilang dalam waktu 24 jam tapi rasa sakitnya bisa dialami selama berhari-hari. Ikan sembilang dapat menghilangkan janin Di beberapa daerah di Indonesia, banyak masyarakat menjunjung tinggi mitos tentang ikan sembilang. Mereka percaya bahwa jika ada seorang ibu hamil yang mengonsumsi ikan ini, maka bayi yang sedang dikandungnya akan menghilang atau bisa jadi keguguran. Oleh karena itu pantang sekali bila ada ibu hamil ingin mengonsumsi makanan ini. Penanganan racun sembilang Bila seseorang sudah terlanjur terkena racun sembilang, ada beberapa penanganan yang bisa dicoba untuk dilakukan : Mengingat sifatnya yang heat-labile maka kalian cukup dapat merendam bagian yang tersengat dengan air hangat bersuhu sekitar 45 derajat selama kurang lebih 30 sampai 90 menit. Selain itu racun sembilang juga bisa dihilangkan dengan menggunakan biji asam. Cukup potong biji asam tersebut menjadi dua bagian lonjong dan tempelkan pada bagian yang terpatil sembilang. Cara ini ada baiknya dilakukan sesaat setelah kejadian dan jangan menunggu luka semakin parah. Oleh karena itu di daerah ini ditemukan banyak sekali pohon asam berukuran besar dan berbuah lebat. Nama Keraton Menjadi Nama Desa Sejarah berdirinya Keraton Sembilangan dan perjalanannya hingga menjadi nama sebuah desa tidaklah dapat terlepas dari perjalanan Sang Kembang Negara (Kêmbhângnga Nagârâ) yakni Pangeran Adipati Cakraningrat IV. Berawal dari wafatnya Pangeran Adipati Cakraningrat III di atas Kapal Oestgeest pada 16 Januari 1718 yang dinahkodai oleh Kapten Dominicus Marius Pasques Chavones, akibat cultural shocks dan datangnya serbuan sekitar dua ribu pasukan dari Bali ke Madura pada sekitar Maret 1718 di bawah pimpinan Dewa Ketut. Kemudian bersekutunya R. Ario Cokronegoro dengan pasukan Bali yang tengah menduduki Madura tersebut bahkan berhasil menggerakkan kekuatan setempat, sementara Pangeran Cakraningrat IV sedang berada di Surabaya, maka Tunjung Sekar Kedaton mengalami kerusakan. Mendengar hal ini, maka kembalilah Pangeran Cakraningrat IV dari Surabaya dengan membawa Pasukannya serta memadamkan pemberontakan R. Ario Cokronegoro (Pangeran Djimat) dengan Pasukan Bali tersebut. Akhirnya mereka melarikan diri dari pantai utara dan kembali ke Bali, sedangkan Pangeran Djimat menuju ke Pasuruan dan bergabung dengan Suropati di sana. (bersambung) Red
Bangkalan BANGKALAN Sejarah Desa Sembilangan Bangkalan Bagian I Bangkalan

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru