Judul Buku: Tak Tumbang Dicerca, Tak Terbang Dipuja
Penulis: Ady Amar
Jumlah Halaman: 228 Halaman
Penerbit: Ikon Teralitera (2021)
matamaduranews.com-Saya selalu mengikuti tulisan-tulisan Ady Amar yang tersebar di berbagai media, karena tulisannya selalu menarik dan disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mengalir.
Pemahaman khazanah dan referensinya yang luas membuat tulisan-tulisan Ady Amar selalu bernas dan menyegarkan intelektualitas.
Satu lagi kelebihan Ady Amar adalah konsistensinya dalam menulis.
Bagi Ady Amar, tidak ada hari tanpa menulis. Karena itu tulisannya selalu segar dan aktual.
Idealisme yang tangguh dan keberpihakannya yang kokoh terhadap kebenaran membuat tulisan-tulisan Ady Amar berbobot dan bertenaga, meskipun disajikan secara ringan.
Idealisme dan keberpihakannya kepada akal sehat itu tercermin dalam berbagai tulisan Ady Amar mengenai Anies Baswedan.
Dari tulisan-tulisan itu tergambar bahwa Ady Amar adalah seorang staunch supporter terhadap kebenaran dan keadilan.
Dia tidak mendukung Anies Baswedan secara membabi buta. Ady menunjukkan pembelaannya dengan logika dan argumen yang jernih dan sederhana, tetapi masuk di akal sehat.
Ady Amar kerap mencabar para buzzer yang menjadi bulwark dan bulldog kekuasaan yang zalim.
Ady melakukannya tanpa menyalak garang. Ia seperti pendekar dengan jurus maut "crouching tiger hidden dragon", macan yang merunduk dan naga yang bersembunyi, menggunakan logika dan argumen untuk melakukan serangan balik yang mematikan.
Membaca tulisan-tulisan Ady Amar adalah sebuah penjelajahan yang menyegarkan dan petualangan yang mencerahkan. (Dhimam Abror)
Membela Fakta, Bukan Figur
Ady Amar, sahabat saya yang satu ini, menurut saya termasuk penulis produktif di era digitalisasi kini.
Tulisan-tulisannya tertuang dalam opini kolom di berbagai media online yang ada.
Ia cepat merespons berbagai isu yang sedang berkembang dengan pernyataan-pernyataan yang bernas tanpa bertele-tele.
Pilihan kata dan diksi yang tepat telah mendeskripsikan fakta objektif yang berkembang.
Ia sering menyoroti pelbagai persoalan sosial-politik dengan takaran moral agama dan norma hukum. Yang saya fahami adalah Ady Amar seringkali membela fakta kebenaran ketimbang figur ketokohan.
Membela logika ketimbang retorika.
Karena itu dalam serangkaian tulisannya tentang Anies Baswedan misalnya -- ia membela pikiran-pikirannya secara objektif bukan sosoknya, dalam perspektif haq dan batil.
Ia juga punya critical record terhadap tokoh-tokoh lain meskipun dikaguminya.
Profesinya sebagai penulis opini dimanfaatkan untuk menyoroti ketimpangan sosial.
Harapan saya semoga pikiran-pikiran Saudara Ady Amar ini bisa terus memberikan manfaat bagi para pembaca dan follower-nya. (Prof. HM Baharun).
Bagaikan Menyaksikan Meteor
Tulisan-tulisan Mas Ady Amar itu laksana meteor di langit biru. Kemunculannya sangat cepat. Cemerlang. Menakjubkan.
Sangat cepat karena muncul ketika masalah yang disoroti sedang hits-hitsnya menjadi perbincangan publik.
Menunjukkan penulisnya selalu up date. Cepat dan akurat menangkap persoalan. Kemudian menghujamkan pada titik kesimpulan.
Sebagai penulis, saya sering tersentak. Saat saya masih cari-cari bahan untuk menulis sekitar masalah yang sama, tulisan Mas Ady Amar sudah muncul.
Istilah orang Jawa, dia kaci.
Cemerlang karena tulisannya merupakan refleksi pemikiran yang brilian.
Logikanya sangat kuat. Sampai-sampai saya bertanya, di mana dia belajar ilmu mantik? Siapa gurunya.
Kayaknya sih dia belajar ilmu mantik dengan referensi kitab kuning dikombinasi buku-buku modern. (Saya kok jadi sok tahu bingit hahaha).
Tentu saja tulisan-tulisannya menakjubkan. Memberi dampak pencerahan yang gamblang. Menyadarkan bahwa di antara bintang yang memilih terdiam, masih ada yang bergerak cemerlang. (Anwar Hudijono).
sumber: kempalan
Write your comment
Cancel Reply