Post Images
Oleh: Ummulkhairy M Dun* Coronavirus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang berasal dari negeri ‘Tirai Bambu’ tepatnya di Kota Wuhan, China. Virus yang penyebabnya belum dapat dipastikan, kini menjadi buah bibir masyarakat dunia tanpa terkecuali Indonesia. Sebagian berasumsi bahwa virus ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat Wuhan yang mengkonsumsi olahan beberapa hewan mamalia yang ekstrem seperti Kelelawar, Ular, dan beberapa hewan mamalia ekstrem lainnya. Berbeda dengan yang demikian, pendapat lain mengatakan bahwa virus ini hadir karena bocornya senjata biologis di China. Hingga saat ini belum ada kepastian secara ilmiah mengenai penyebab virus ini. Akhir Desember tahun 2019 menjadi awal kedatangan virus ini. Wuhan dipercayakan menjadi tuan rumah untuk menyambut tamu ‘Coronavirus’. Bukan tamu yang baik bagi Wuhan tetapi Coronavirus ini mampu mengalihkan perhatian masyarakat Wuhan. Satu demi satu dari masyarakat Wuhan menjadi penerima tamu yang baik bagi coronavirus ini. Pasalnya, coronavirus mampu menembus tubuh masyarakat Wuhan dalam jumlah yang tidak sedikit. Coronavirus hadir tentu bukan tanpa alasan. Kedatangan Coronavirus ini adalah undangan dari masyarakat Wuhan. Seiring berjalannya waktu Coronavirus dengan kekuatan menyebar yang besar menyebabkan tidak hanya Wuhan yang menjadi wadah berkembangnya virus ini. Negara-negara tentangga pun menjadi sasaran. Sampai pada saat ini (per 03 Februari 2020, red) tercatat 27 negara yang mengkonfirmasi bahwa terdapat warga negaranya yang terserang Coronavirus. Virus ini menjadi tidak biasa karena kekuatan mematikannya yang sangat efektif dan efisien, sehingga mengharuskan WHO (World Health Organization) menetapkan Coronavirus sebagai Global Darurat! Jumlah kematian semakin bertambah, jumlah terinfeksi juga bertambah, dan belum ditemukannya vaksin untuk pengobatan virus ini membuat masyarakat dunia menjadi cemas dan khawatir. Sehingga, tidak sedikit negara yang melakukan pencegahan virus ini dengan mengahadirkan alat pendeteksi suhu badan sebagai penentu gejala dari virus ini. Tidak hanya itu, kebijakan lain pun diambil oleh beberapa negara dengan melakukan blokade penerbangan dari dan ke China sebagai bentuk afirmasi akan bahaya Coronavirus. Indonesia tidak tertinggal dengan kabar virus mematikan ini. Sebagai negara yang memiliki hubungan diplomasi baik dengan China mengharuskan pemerintah untuk mengambil kebijakan dalam melihat fenomena yang sudah menjadi isu dunia ini. Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan KBRI mencatat sekitar 238 WNI yang berada di Wuhan, China. WNI di antaranya berprofesi sebagai mahasiswa dan pekerja di Wuhan, China. Beberapa hari setelah isu Coronavirus menyebar, pemerintah dengan serius melakukan upaya untuk melindungi WNI yang ada di Wuhan. Upaya preventif yang dilakukan pemerintah ialah dengan mengedarkan imbauan untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan dan menjaga kesehatan agar tetap sehat. Upaya demi upaya mulai ditempuh Pemerintah itu hingga klimaks dengan mengevakuasi WNI yang ada di Wuhan untuk dipulangkan ke Indonesia. Hingga saat ini Indonesia secara umum belum terinfeksi Coronavirus. Namun, terdapat virus baru yang melekat dengan masyarakat Indonesia. Virus yang dimaksud adalah virus ‘meme’. Mengapa tidak? Coronavirus yang dianggap serius oleh dunia kini berubah menjadi bahan candaan bagi masyarakat Indonesia. Dari awal hadirnya Coronavirus hingga saat ini, banyak bermunculan ‘meme’ lucu yang terkesan menyepelekan virus mematikan ini. Luar biasakah ini? Tidak sedikit ‘meme’ yang beredar di media sosial. Salah satu diantaranya adalah “virus corona sudah tertangkap”, meme ini tersebar luas dengan lampiran foto dua orang pemuda yang salah satunya menggunakan kaos bertuliskan ‘corona’. Tidak hanya itu, ‘meme’ populer lainnya versi Indonesia Timur adalah “virus carlota lebih berbahaya dari virus corona’. Dari beberapa ‘meme’ yang berhasil disebarkan turut menggambarkan bahwa Coronavirus memiliki perspektif warganet terutama milenial. Sebagian menafsirkan hal ini sebagai hal yang biasa, namun ada juga yang beranggapan ini tidak layak dikarenakan sesuatu yang berbahaya tetapi dianggap lelucon. Di sisi lain, kalangan masyarakat Indonesia terkesan kreatif, karena berbeda dengan negara lain yang sedang sibuk mencari vaksin untuk virus ini oleh peneliti-peneliti mudanya. Milenial Indonesia justru santai dan turut menciptakan ‘meme’ lucu yang meramaikan media sosial tentang isu virus ini. Kreativitas ini tidak menjadikan kita untuk berbangga diri. Pasalnya, virus ini bukan hal yang pantas untuk dijadikan candaan belaka dengan menghadirkan ‘meme’ lucu. Cukup miris keadaan generasi muda Indonesia yang katanya akan menajadi generasi emas kelak. Sebagai generasi muda atau sapaan akrabnya milenial, alangkah baiknya jika kita tidak berpikir hanya yang lucu-lucu. Mari menjadi pemikir muda yang memiliki nilai baik untuk Negara. Bagaimana milenial kita bisa menjadi milenial emas, jika konten yang kita konsumsi sehari-hari adalah konten ‘meme’ lucu. Padahal, untuk menjadi bangsa yang maju, harus dimulai dari generasi muda yang berkualitas. Sedangkan generasi muda yang berkualitas adalah generasi muda yang mengubah konten bacaannya. Dari yang awalnya sering membaca ‘meme’ harus berubah dengan membaca konten ‘buku’, dan yang awalnya menulis konten ‘meme’ diubah dengan menulis konten ‘ilmiah’. Semangat generasi, semangat literasi. Salam literasi. *Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara.
Coronavirus Coronavirus Mengkhawatirkan Meme Indonesia Meramaikan Virus Corona Meme Coronavirus

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru