Post Images
matamaduranews.com-SUMENEP-Sebuah papan bertuliskan Asta Ponjuk, di pundak bukit Asta Tinggi, menarik Mata Madura untuk menyusurinya. Tidak kurang dari 200 meter ke arah Utara, menyusuri jalan setapak yang lumayan terjal, media ini pun sampai di sebuah area pemakaman kuna. Tempat itu dikenal sebagai area pemakaman Kiai Ponjuk. Seorang tokoh ulama Sumenep yang di masanya diyakini sebagai salah satu waliyullah. Siapa Kiai Ponjuk ini? Cucu Sunan Andung Di area makam, pemandangannya masih alami. Rumput tumbuh subur, meski di kawasan tersebut penuh dengan hamparan batu. “Kiai Ponjuk ini bernama asli Kiai Abdul Jabbar. Masanya tidak bisa ditentukan secara pasti,” kata Ja’far Shadiq, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep. Meski begitu, dari sedikit keterangan atau riwayat nasabnya, menurut Ja’far, bisa diperkirakan zaman kehidupannya. “Beliau disebut sebagai cucu Sunan Andung. Dalam catatan lain Sunan Andung ini disebut juga Sunan Ngudung,” kata salah satu personel Komunitas Ngopi Sejarah (Ngoser) ini. Sunan Ngudung atau Andung ini dalam sejarah masyhur sebagai ayah Sunan Kudus, salah satu anggota Wali Sanga. Sunan Ngudung menurut catatan silsilah yang tersimpan di keluarga keraton Sumenep, disebut sebagai putra Khalifah Husain. Husain masih berkerabat dekat dengan Sunan Ampel. Husain menetap di Madura Barat. Beliau dikenal dengan Sunan Mertayasa. Makamnya diyakini berada di Mertajasah, Bangkalan, Madura. Kembali pada Kiai Ponjuk, di papan makamnya tertulis sebagai putra Syaikh Muhammad bin Sunan Andung. “Jika demikian, Kiai Ponjuk ini masih terhitung keponakan Sunan Kudus,” kata Ja’far. Keluarga Kudus memang memainkan peranan penting di Madura, tak terkecuali di Sumenep. Dalam sejarah tradisional, Sunan Kudus adalah peletak dasar Islamisasi di Madura Barat. Kehadiran Islam sebagai agama penguasa, disebut tidak lepas dari peran Sunan Kudus. Begitu juga di Sumenep, nama yang paling masyhur ialah Pangeran Katandur. Sang Pangeran adalah cucu Sunan Kudus, yang dikenal namanya hingga kini. Pangeran Katandur juga tercatat sebagai leluhur raja-raja Sumenep dinasti terakhir (1750-1929). Meski sama-sama bersusur-galur pada tokoh yang sama, popularitas Kiai Ponjuk memang tidak melebihi Pangeran Katandur. Kendati juga dari hitungan nasab, masih bisa diperkirakan lebih senior. “Secara nasab, jika dihitung dari Sunan Andung, Kiai Ponjuk masih terhitung paman Pangeran Katandur,” jelas Ja’far. RM Farhan
Sumenep Sumenep Jejak Ulama Sosok & Tokoh Sumenep Jejak Ulama Ponjuk dan Jejak Cucu Sunan Andung di Sumenep

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru