matamaduranews.com-SUMENEP-Penurunan jumlah penderita stunting dan diresmikannya Rumah Sakit Abuya Kangean merupakan dua warisan Bupati KH A. Busyro Karim selama memimpin Sumenep.
Jejak cemerlang itu, kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Moh. Nur Insan tidak dicapai begitu saja tanpa strategi dan inovasi yang hebat.
Kamis (4/02/2021) kemarin, Mata Madura berbincang dengan Nur Insan. Kilas balik tentang dua warisan yang segera ditinggalkan Kiai Busyro saat purna jabatan pada tanggal 16 Februari 2021 nanti.
Berhasil Turunkan Stunting Tercepat di Indonesia
Sumenep berhasil menurunkan jumlah penderita stuting atau anak kerdil tertinggi dan tercepat di Indonesia.
Semua itu, kata Nur Insan dicapai melalui 8 aksi konvergensi program di wilayah prioritas, dengan menyelesaikan 4 aksi sesuai waktu yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat.
Program konvergensi 4 aksi cepat yang berhasil dilaksanakan dengan perencanaan yang terintegrasi tersebut adalah analisa situasi, rencana kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan rembuk stunting.
Bahkan, ada regulasi tentang pencegahan stunting di Sumenep. Yakni Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 14 Tahun 2019 tentang Percepatan Penanggulangan Stunting, dan Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 188/89/KEP/435.012/2019 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting.
"Hasilnya penderita stunting di Sumenep mengalami penurunan dari tahun 2018 lalu yang mencapai 52,5 persen menjadi 34,3 persen di tahun 2019 atau turun 18,2 persen," kata Nur Insan, Kamis (4/02/2021).
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Moh. Nur Insan.
Tentu saja, kesuksesan program memerangi dan menurunkan angka penderita stunting itu tidak lepas dari kerja sama semua pihak, serta dukungan segenap lapisan masyarakat untuk menggalakkan kegiatan inovatif.
"Di antaranya kami (Dinkes) sosialisasi pemanfaatan pekarangan dalam rangka penanaman Cabbi Peddhes (cabai pedas) yang bermanfaat mencegah anemia pada ibu hamil (bumil) untuk peningkatan bayi agar sehat dan cerdas," ujar Nur Insan.
Kegiatan lainnya yaitu memberikan pendampingan Bumil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Bawah Dua Tahun (Baduta), dan menyelenggarakan kelas Bumil.
Kemudian juga membuat Satgas Penting (SatuanTugas Peduli Stunting), membuat kelompok Geliz (Gerakan Peduli Gizi), dan Launching Kampanye cegah Stunting di Pulau Oksigen, Giliyang tahun 2018 lalu.
Nur Insan menegaskan, komitmen untuk menurunkan angka penderita stunting setiap tahun di Sumenep dengan mengadakan berbagai kegiatan dibuktikan dengan dianggarkannnya dana melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“APBD Kabupaten Sumenep telah diarahkan untuk mendukung percepatan penurunan Stunting di desa, dan desa Lokus. Namun, kami juga berharap dukungan Dana Desa (DD) untuk mempercepat penurunan penderita stunting,†ungkapnya.
Rumah Sakit Abuya Kangean Sudah Beroperasi
Selain menurunkan stunting, membangun Rumah Sakit Umum di Pulau Kangean merupakan janji Kiai Busyro yang terwujud sebelum berakhir jadi Bupati.
Walaupun janji itu selesai di penghujung jabatannya, setidaknya komitmen meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan bagi warga kepulauan itu telah dipenuhi.
Dan kini, rumah sakit itu akan segera menjadi warisan Bupati Busyro bersama keberhasilan menurunkan jumlah penderita stunting.
Rumah Sakit Umum tipe D ‘Abuya’ Kangean tersebut sudah diresmikan oleh Bupati Busyro Karim pada Rabu (16/09/2020) lalu ketika melakukan Safari Kepulauan.
Waktu itu, Bupati Busyro menyampaikan tujuan dibangunnya rumah sakit yang berada di Kecamatan Arjasa tersebut tidak lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi warga kepulauan Sumenep.
“Untuk mendekatkan pelayanan kesehatan, dengan hadirnya rumah sakit ini masyarakat kepulauan tidak perlu lagi ke Kota Sumenep,†ungkapnya, Rabu (16/09/2020) lalu.
Sementara Nur Insan yang mendampingi Bupati Busyro saat peresmian waktu itu menjelaskan, untuk beroperasinya Rumah Sakit Abuya Kangean, Dinas Kesehatan Sumenep menyiapkan tenaga medis yang berjumlah 78 orang.
"78 tenaga medis ini terdiri dari dokter umum, dokter gigi, analis, dan ahli farmasi," terangnya pada Mata Madura.
Diakui Nur Insan waktu itu, ke depan Rumah Sakit Abuya masih mutuh dokter spesialis. Di antaranya Spesialis penyakit dalam, kandungan, bedah, dan dokter spesialis anak.
“Mudah-mudahan impian-impian ini terpenuhi di tahun berikutnya,†harap Kabid SDK Dinkes yang juga Ketua DPD PPNI Sumenep.
Rusydiyono, Mata Madura
Write your comment
Cancel Reply