Catatan: Hambali Rasidi
matamaduranews.com-Bang Said masuk kategori politisi hebat. Sosoknya selalu menjadi penentu kemenangan Paslon di Pilkada Sumenep.
Untuk mendiskusikan isu Pilkada Sumenep 2020, memang tak bisa melewati sosok Bang Said.
Itu bukan karena posisi Bang Said sekarang sebagai Ketua Banggar DPR RI. Atau paman Wabup Fauzi. Atau karena punya hubungan 'sejarah' dengan Bupati Sumenep dua periode, KH A. Busyro Karim.
Lebih dari itu. Bang Said-yang memiliki nama lengkap MH Said Abdullah-sudah teruji dua kali Pilkada Sumenep sejak 2010. Bang Said menjadi promotor. Setiap Paslon Pilkada Sumenep yang didorong Bang Said-menjadi pemenang.
Peran Bang Said sebenarnya sederhana. Langkahnya tak terlihat kasat mata. Tapi bagi yang mengerti strategi, langkah gerakan politiknya mengunci.
Tanda-tanda itu sebenarnya bisa dibaca dari langkah awal menentukan figur atau sosok yang akan dipromosikan sebagai calon. Entah calon bupati atau calon wakil bupati.
Pilkada 2010, Bang Said kali pertama menjadi promotor Paslon Pilkada. Maklum, tahun 2004 Bang Said baru menjadi anggota DPR RI.
Ketika itu, Bang Said mendorong KH A. Busyro Karim-Soengkono Sidik (Abu Sidik) sebagai Paslon.
Pertanyaan, kenapa Bang Said berani mengusung Paslon Abu Sidik? Padahal, Bang Said tak memiliki ikatan apa-apa dengan Abu Sidik.
Begitu juga di Pilkada 2015. Kenapa Bang Said 'berani' menggandengkan Kiai Busyro dengan Ach. Fauzi sebagai Paslon? Padahal, Fauzi masih tergolong anyar dan asing di telinga warga Sumenep.
Saya teringat pernyataan Bang Said bulan Maret 2015. Masih 9 bulan lagi pemungutan suara Pilkada 2015.
Bang Said langsung menyebut Paslon Busyro Fauzi sebagai pemenang.
Selain menyodorkan nama Ach. Fauzi sebagai new comer. Bang Said juga bilang Paslon koalisi minimalis. Cukup PKB-PDI-P. Tanpa dukungan parpol lain.
Menjalin koalisi dengan Parpol lain sebenarnya terbuka. Apalagi Kiai Busyro sebagai incumbent.
Kenapa Bang Said 'meramal' Paslon Busyro-Fauzi sebagai pemenang? Ternyata, Bang Said mengacu hasil survei.
Begini hasil survei-nya. "Kalau Zainal Abidin menggandeng Achmad Fauzi, perolehan suara hanya 19,4%. Jika Zainal Abidin bergandengan dengan Nyai Eva, perolehan suara 14.9%. Bila Kiai Busyro berduet dengan Nyai Eva, perolehan suara 22%. Jika Kiai Busyro berpasangan dengan Achmad Fauzi, perolehan suara 32%. Dengan margin error 5%,".
Itu survei 9 bulan jelang Pilkada 2015.
Bagaimana dengan Pilkada 2020?
Saya tak bisa membocorkan hasil survei Pilkada 2020.
Yang pasti, Bang Said sudah menerjunkan tim survei beberapa bulan lalu. Sejumlah lembaga survei ternama sudah diturunkan ke Sumenep. Mencari figur atau sosok yang bisa menang di Pilkada Sumenep 2020.
Termasuk, figur A berpasangan dengan figur B, berapa perolehan suaranya. Juga sebaliknya. Sudah otak atik figur yang berpotensi menang.
Dengan kata lain. Bang Said bersedia mempromosikan Paslon Pilkada 2020 harus menjadi pemenang. Tanpa melihat siapa dan bagaimana.
Realistis.
Dan Pilkada Sumenep 2020 sudah selesai. Versi survei.
Bagaimana ketetapan (takdir) Allah?
Wallahu 'alam
Pesona Satelit, 14 Februari 2020
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply