matamaduranews.com-Toilet Mewah. Pikiran anda pasti terbayang. Biaya pembangunan toilet atau WC itu, pasti gede.
Baru-baru ini viral adanya Toilet Mewah di sejumlah Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kabupaten Sumenep. Beragam komentar datang dari Kepala Desa (Kades), politisi, aktivis dan netizen di sejumlah platform media sosial.
Hasil penelusuran Mata Madura di lapangan. Kategori Toilet Mewah SD tidak sepenuhnya benar. Juga tidak salah. Tergantung siapa yang menilai.
Anggaran miliaran rupiah untuk Toilet Mewah SD Negeri itu merupakan akumulasi dari jumlah toilet yang dibangun.
Dilihat dari kondisi fisik, toilet itu tergolong standar. Tidak lux seperti toilet atau WC hotel berbintang.
Namun jika merujuk biaya Rp 125 juta untuk membangun satu toilet SD Negeri. Kesan yang tampak adalah menghamburkan anggaran. Apalagi dikaitkan dengan banyak kondisi gedung SD Negeri yang perlu diperbaiki.
"Biaya Rp 125 juta bisa untuk bangun ruang siswa," komentar Kepala Desa Campor Timur, Ambunten, Hairul Anwar, seperti dikutip beritasatu.com.
Lain Kades. Pemerhati kebijakan publik Sumenep, Fauzi As menilai biaya mahal untuk bangun toilet di sejumlah SD Negeri sebagai bentuk pemborosan. Bahkan Fauzi yang berjuluk MamiMuda ini,-menyebut ada dugaan kongkalikong di balik proyek toilet mewah itu.
"Biaya pembangunan toilet itu tak masuk akal. Akan lebih elok jika uang fantastis itu dibuat untuk kebutuhan lain terkait pendidikan," tambahnya kepada media.
Komentar miring adanya Toilet Mewah SD Negeri juga datang dari Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, Akis Jazuli. Politisi NasDem ini menanyakan urgensi bangunan Toilet Mewah.
“Bangun toilet dengan dana fantastis itu urgensinya apa?,†sebut Akis.
Komentar-komentar miring soal Toilet Mewah di sejumlah SD Negeri Sumenep diluruskan oleh Zubairi. Dia menulis di situs mojok.com.
Zubairi mempertanyakan, urgensi argumen komentar di atas. Katanya, tumbuh kembang anak perlu ditunjang dengan infrastruktur yang bagus.
"Setahu saya, jika mau sesuatu yang berkualitas, ya jangan ragu ambil yang mahal. Contoh, sarung yang bagus dan nyaman dipakai, jelas nggak murah," tulisnya dalam kolom mojok.
Mata Madura mendatangi Dinas Pendidikan Sumenep, institusi yang mengalokasikan biaya bangunan Toilet Mewah SD Negeri Sumenep. Melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD, Ardiansyah Ali Sobich yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, menyebut: nilai proyek (pembangunan) toilet untuk sejumlah SD Negeri di Sumenep berdasar aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kata Ardiansyah, anggaran toilet Rp 125 juta setiap SD Negeri. Pada tahun 2022, ada 15 toilet SD Negeri yang dibangun. Pada 2023 jumlah toilet SD Negeri yang dibangun bertambah, yaitu 20 toilet.
Menurut Ardi-panggilan akrab Ardiansyah-jika mengacu harga satuan Dinas PU. Nilai proyek toilet SD Negeri yang kini banyak disorot- tergolong rendah.
"Kalau di dinas PU. Anggaran proyek bangunan per meter persegi mencapai Rp 5-6 juta. Untuk toilet SD ini, per meter perseginya hanya Rp 4,5 juta," terang Ardi.
Lanjut Ardi, luas Toilet Mewah SD Negeri itu mencapai 28 M2. Terdiri dari dua kamar. Juga ada fasilitas cuci tangan.
"Untuk kamar siswa laki dan siswa perempuan pisah," kata Ardi menambahkan.
Selain desain toilet memisahkan antara siswa laki dan siswa perempuan. Di toilet itu, juga ada kamar toilet khusus siswa disabilitas.
"Semua SD harus menerima siswa inklusi. Karenanya perlu ada toilet khusus siswa disabilitas," sambungnya.
Terkait tudingan kongkalikong pembangunan toilet senilai itu, Ardi memastikan pengawasan pembangunan dilakukan secara ketat. Selain konsultan pengawas. Dari dinas juga ikut mengawasi.
"Saya bersyukur masyarakat ikut mengawasi pembangunan toilet SD. Setidaknya, adanya toilet anggaran besar bisa dinikmati siswa secara maksimal," terang Ardi.
Kalau bicara untung gede pelaksana proyek toilet itu, Ardi tersenyum. "Saya kadang ngenes Mas, dengar keuntungan pelaksana yang minim. Ya karena tadi, nilai satuannya kecil. Gimana lagi. Mumpung ada anggaran dari pusat, dibuat yang terbaik untuk siswa SD," pungkas Ardi. (hambali rasidi)
Write your comment
Cancel Reply