matamaduranews.com-SUMENEP-Baru-baru ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj gencar melontarkan kritikan terhadap Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Rupanya, pernyataan Ketua Umum PBNU dua periode itu bagaikan bunyi genderang yang menyadarkan orang-orang NU dari keterlelapan, bahkan hingga akar rumput. Salah satunya, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kemarin, Kamis (9/01/2020) PMII Komisariat Guluk-Guluk di bawah pimpinan Moh. Faiq selaku Ketua Komisariat, menggelar 'Diskusi Kopi Pagi' yang tujuannya mendukung pernyataan kritik Kiai Said Aqil Siradj akan rezim kali ini.
Faiq, sapaan akrab Ketua PMII Komisariat Guluk-Guluk, menyampaikan beberapa pernyataan sikap hasil diskusi kala itu. Menurutnya, sejak era kolonial, political capture dan regulatory capture selalu menjadi jalur yang mempertemukan segelintir borjuis untuk berurusan dengan pejabat publik.
"Yang kemudian mendorong transaksi kepentingan antara perusahaan, birokrat dan politisi sehingga konglomerasi terlahir," paparnya pada Mata Madura.
Karena itulah, hari ini Negara Indonesia tengah dihadapkan dengan demokrasi semu yang dikuasai oleh oligarki sebagai hasil democratic regression. Sehingga tak heran, apabila problem kerakyatan tak kunjung menemukan titik terang.
Akibatnya, kata Faiq, kepentingan rakyat tergadaikan. Dan yang termasuk dinamika perampasan ruang hidup rakyat adalah wujud kumpul kebo pemerintah dan pemodal.
"Hal lain yang justru sangat disayangkan ketika kalangan akademisi, termasuk skandal aktifis masa kini, tidak melibatkan diri. Yang ada malah ikut menjadi alat pemuas birahi pemodal penuh ambisi," ungkapnya penuh kekecewaan.
Namun, kini harapan belum pudar. Melalui gerakan santri dengan beragam kemampuan dan dibekali pemahaman agama yang matang, hingga detik ini tetap akan menjadi obor rakyat dan selalu berada di garda terdepan menyuarakan perlawanan.
"Kita akan menjadi obor rakyat dan lantang menyuarakan perlawanan sampai kemenangan akan tercapai dengan semangat kesantrian," tegas Faiq dengan semangat menyala-nyala.
___
Berikut beberapa poin pernyataan sikap dari kader PMII-Santri yang dengan tegas menyampaikn perlawanan kepada para penguasa dan begundal-begundal oligarki;
1. Sebagai kalangan santri yang memiliki basis sosial kemasyarakatan, dengan tegas melawan virus oligarki yang selama ini telah melanggengkan penindasan melalui skandal kebijakan bersama elite pemerintahan.
2. Keberhasilan hegemoni oligarki terjadi karena awamnya masyarakat terhadap praktek political capture, maka kami santri menyerukan kepada kalangan akademisi dan aktivis untuk melakukan pendampingan dan tidak abai pada mereka.
3. Mengutuk keras pada aligator politik yang ambisi kekuasaan dan rakus menumpuk kekayaan, mereka yang berkuasa dengan menindas rakyatnya harus segera turun sebelum kami paksa.
4. Entitas oligarki sebagai penyakit sosial tidak sesuai dengan identitas kesantrian yang selama ini hadir sebagai solusi dari tegaknya NKRI. Maka santri ber-PMII akan selalu siap berasa di garda terdepan membungkam Hegemoni Kapital.
5. Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai pemangku kebijakan dan perwakilan suara rakyat harus bersih dari elite politik yang pro terhadap sistem oligarki.
6. Politik kemanusiaan harus dikedepankan agar kedamaian dan keadilan tidak hanya bayang-bayang serta kekuasaan tidak hanya dikuasai oleh sebagian orang.
Rusydiyono, Mata Madura
Write your comment
Cancel Reply