matamaduranews.com-SUMENEP-Belakangan ini nama Fattah Jasin (lengkapnya Ir. H. R. B. Fattah Jasin) begitu populer, khususnya di kabupaten Sumenep.
Acing atau Gus Acing sebenarnya sudah lama familiar di lingkaran birokrasi Jawa Timur. Sosok berkumis ini bukan orang sembarangan di kalangan elit birokrat Jatim. Beberapa kali ia menakhodai satuan kerja penting. Sebut saja Bappeda, dan terakhir di Dinas Perhubungan, sebelum kini di Bakorwil Pamekasan.
Di Madura, nama Acing juga tidak asing. Ia pernah menduduki kursi Pj Bupati Pamekasan. Singkat kata ia sudah lama malang melintang di dunia persilatan, eh pemerintahan.
"Sudah 30 tahun lebih saya berproses," ungkapnya, di sebuah pertemuan famili sebagian keluarga bangsawan Sumenep, di kampung Pangeran Le'nan, Kepanjin, sekitar dua bulan silam.
Kini, Acing semakin tak asing. Pasalnya, laki-laki tinggi-tegap ini mencoba bertarung di kancah pemilihan bupati Sumenep periode mendatang.
Birokrat tulen
Proses Acing di dunia pemerintahan bukan serta-merta. Ia pun lahir dari kalangan birokrat.
Ayahnya, R. P. Moh. Taha adalah mantan Sekretaris Daerah Sampang. Jadi darah birokrat mengalir deras di tubuhnya.
Itulah sebabnya, Acing memilih jalur tersebut sebagai bentuk pengabdian totalnya sebagai warga negara ini.
Ditambah titel Raden Bagus pada namanya, menunjukkan asal-asulnya dari jalur para pembesar pemerintahan di masa keratonisasi.
Raden Bagus adalah gelar kebangsawanan khusus Sumenep. Gelar ini digunakan oleh keluarga keraton Sumenep dinasti terakhir. Yaitu dinasti Saot (1750-1929).
Konon gelar Raden Bagus ini diciptakan oleh Bindara Saot alias Tumenggung Tirtonegoro (memerintah pada 1750-1762).
Raden berasal dari Rah (darah) dan Adi (baik). Bindara Saot mengubahnya menjadi Radin. Diambil dari paduan bahasa Arab, Ro-a dan ad-din. Mengacu segala tindak tanduk kepada aturan yang ditetapkan agama.
Bagus bemakna penolong. Jadi Raden Bagus atau Radin Bagus bisa dimaknai sebagai sosok penolong yang tindak tanduknya berdasarkan ajaran agama.
Meski dalam sudut pandang kekinian gelar bangsawan bukan modal utama, mungkin bagi Acing hal itu menunjukkan identitas penting dalam menanamkan kepercayaan. Bahwa setidaknya ia adalah putra daerah. Dan bersusur galur pada sejarah pemerintahan kabupaten yang diperebutkan di pilkada mendatang oleh putra-putra daerah lainnya.
"Saya saudara seluruh warga Sumenep. Perkara nama saya ada titel kebangsawanan itu menunjukkan asul usul belaka. Bukan untuk membeda-bedakan," tegas Acing.
RM Farhan
Write your comment
Cancel Reply