Oleh: Ach Wildan Al Faizi*
Pilkada Serentak 2020 berlangsung hari ini. Ada 270 daerah di seluruh Indonesia yang bakal menggelar Pilkada dengan rincian 9 provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten. Setidaknya ada sekitar 715 pasangan calon kepala daerah yang bakal merebut hati masyarakat.
Di Jawa Timur ada 19 kabupaten/kota yang akan menggelar pemilihan kepala daerah yaitu Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Mojokerto, Kota Pasuruan, Trenggalek, Sumenep, Situbondo, Jember, Surabaya, Malang, Kota Blitar, Blitar, Kediri, Ngawi, Banyuwangi, Pacitan dan Ponorogo. Seluruh partai politik yang mempunyai kursi di DPRD telah mendaftarkan pasangan calon, ada juga beberapa pasangan calon yang memilih melalui jalur independen/perseorangan.
Mengukur Kekuatan Partai
Berdasarkan hasil Pemilu 2019, PKB dan PDIP manjadi partai yang menguasai dan mendominasi 38 Kabupaten/kota di Jawa Timur. PKB menguasai 17 kabupaten/kota. PDIP menguasai 16 kabupaten/kota. Kamudian NasDem yang menjadi penguasa di 2 kabupaten/kota. Terakhir disusul oleh Demokrat, PPP dan Gerindra yang masing-masing menjadi pemenang di 1 kabupaten.
Di Jawa Timur, ada 19 kabupaten/kota yang mengikuti Pilkada Serentak 9 Desember 2020 hari ini. Dari 19 kabupaten/kota tersebut, sedikitnya ada 10 kabupaten/kota yang dalam Pemilu 2019 lalu dimenangkan oleh PKB yaitu Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Mojokerto, Kota Pasuruan, Trenggalek, Sumenep, Situbondo, dan Jember. Kemudian, ada 7 kabupaten/kota yang pada Pemilu 2019 dimenangkan oleh PDIP yaitu Surabaya, Malang, Kota Blitar, Blitar, Kediri, Ngawi, dan Banyuwangi. Serta ada satu kabupaten yang dalam Pemilu 2019 dimenangkan oleh Demokrat (Pacitan) dan NasDem (Ponorogo).
Mengukur Kekuatan Calon “Incumbentâ€
Dalam Pilkada Serentak ini, ada 14 calon incumbent (baik Bupati maupun Wakil Bupati) yang akan ikut bertarung. Di antaranya adalah Muhammad Qosim (Wakil Bupati Gresik) Ketua DPC PKB Gresik berpasangan dengan Ketua DPC Gerindra Gresik dokter Aslukhul Alif. Yang menarik, penantangnya adalah Fandi Ahmad Yani yang juga kader PKB. Gus Yani berpasangan dengan Aminatun Habibah diusung oleh koalisi PDIP, Golkar, PPP, PAN, Demokrat, NasDem. Sebelum mundur, Gus Yani masih menjabat sebagai Ketua DPRD Gresik. Wakilnya Ning Min (Aminatun Habibah) adalah salah satu dzuriyah dari pengasuh Pondok Pesantren Qomaruddin Bungah Gresik.
Di Lamongan ada Kartika Hidayati (Wakil Bupati Lamongan) maju sebagai Calon Bupati berpasangan dengan Saim (Ketua DPC PDIP Lamongan) diusung oleh PKB, PDIP. Kartika adalah Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur. Pada Pilkada 2015 lalu, Ketua PC Muslimat NU ini berpasangan dengan Fadeli (Bupati Lamongan). Penantangnya adalah Sekda Lamongan Yuhronur Effendi yang berpasangan dengan KH. Abdul Rouf. Suhandoyo kader PDIP dan mantan anggota DPRD Jawa Timur, memilih maju melalui jalur perseorangan dengan menggadeng Astiti Suwarni sebagai Cawabup.
Kemudian, di Kabupaten Mojokerto bupati incumbent Pungkasiadi kembali maju berpasangan dengan kader PKB Titik Masudah (adik kandung Menaker RI). Pasangan ini diusung oleh koalisi PKB, PDIP, PBB. Sebetulnya pada Pilkada 2015, Pak Ipung maju sebagai Cawabup dari Mustofa Kamal Pasha dan menjadi pemenang. Keduanya akhirnya ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati mojokerto. Sehubung tersandung kasus hukum, Bupati terpilih tidak bisa melanjutkan jabatannya, sehingga Pungkasiadi menjadi bupati definitif. Dua pasangan calon lainnya adalah pasangan Yoko Priyono-Choirun Nisa diusung oleh Golkar, PPP dan pasangan Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra yang diusung oleh NasDem, Hanura, PAN, PKS, Gerindra dan Demokrat. Yoko Priyono berlatar belakang birokrasi (Kepala Dinas Koperasi dan UKM mojokerto). Choirun Nisa kader Muslimat yang pada periode 2010-2015 menjabat Wakil Bupati Mojokerto. Sementara Ikfina adalah istri mantan Bupati Mojokerto, dan Cawabupnya Gus Barra adalah putra pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet.
Di Kabupaten Malang, Sanusi sebagai calon incumbent. Bupati di sisa masa jabatan 2016-2020 ini berpasangan dengan Didik Gatot Subroto Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Kabupaten Malang. Pasangan Sanusi-Didik diusung oleh koalisi PDIP, Golkar, NasDem, Gerindra, PPP, Demokrat. Pada Pilkada 2015, Sanusi yang saat itu masih politisi PKB maju sebagai Cawabup mendampingi Rendra Kresna. Pasangan ini tidak mudah untuk merebut hati masyarakat Malang karena ada dua pasangan calon kuat lainnya yaitu Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono yang diusung PKB serta pasangan Heri Cahyono-Gunadi Handoko yang maju melalui jalur independen. Nyai Lathifah adalah politisi PKB yang dua periode menjadi DPR RI, wakilnya Didik Budi Muljono adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang. Heri Cahyono berlatar belakang sebagai pengusaha, sementara Gunadi adalah seorang advokat.
Di Kabupaten Blitar, PDIP kembali mengusung kedua kader terbaiknya Rijanto-Marhaenis. Seperti diketahui kedua pasangan Bupati dan Wakil bupati ini pada Pilkada 2015 diusung PDIP dan menjadi calon tunggal dengan perolehan suara sekitar 84 persen. Kali ini kembali maju sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dengan dukungan PDIP, Demokrat, NasDem, Gerindra, PPP,Golkar, Demokrat dan PSI. Penantangnya adalah pasangan Rini Syarifah-Rahmat Santoso yang diusung oleh koalisi PKB, PAN dan PKS. Mak Rini (panggilan akrab Rini Syarifah) adalah kader PKB yang juga putri dari KH. Musa Ismail (pendiri PKB Blitar). Sementara Mas Dhene (panggilan akrab Rahmat Santoso) adalah praktisi hukum. Dengan majunya pasangan ini, wacana melawan “kotak kosong†sebagaimana Pilkada 5 tahun yang lalu dipastikan tidak terulang kembali.
Dari Kabupaten Blitar menuju Kota Blitar di mana calon incumbent di kota ini adalah H. Santoso (Walikota Blitar) berpasangan dengan Tjutjuk Sunario diusung oleh PDIP, PPP, Gerindra, Demokrat, Hanura. H. Santoso adalah Wakil Walikota Vlitar yang menjabat sebagai Walikota karena Walikota sebelumnya terlibat kasus hukum. Tjutjuk Sunaryo (calon Wakil Walikota) merupakan kader partai Gerindra, sebelumnya pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Jawa Timur. Sementara calon lain adalah pasangan Hendry Pradipta Anwar-M Yasin Hermanto yang diusung oleh koalisi PKB, Golkar dan PKS. Hendry Pradipta Anwar adalah putra dari Samanhudi Anwar (Walikota sebelumnya) yang pada Pilkada 2015 lalu bersama H. Santoso diusung oleh PDIP. Pasangan Samanhudi Anwar-H. Santoso ini mengalahkan pasangan Mochsin-Dwi Sumardianto dengan suara mutlak sekitar 92, 27 persen. Yasin Hermanto (Calon Wakil Walikota) adalah Ketua DPC PKB Kota Blitar sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Blitar.
Calon incumbent lain datang dari Kabupaten Ponorogo, Bupati Ipong Muchlissoni yang kembali maju berpasangan degan Bambang Tri Wahono. Ipong adalah kader Partai NasDem, sementara Bambang Tri Wahono merupakan birokrasi tulen dengan jabatan terakhirnya sebagai Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Ponorogo. Duet Ipong-Bambang diusung oleh NasDem, PKB, Golkar, PKS, Gerindra, Demokrat. Pasangan ini ditantang pasangan Sugiri Sacoko-Lisdyarita. Sugiri merupakan kader Partai Demokrat, sementara Lisdyarita merupakan kader PDIP Ponorogo. Keduanya diusung PDIP, PAN, PPP dan Hanura.
Di Kabupaten Pacitan ada Wakil Bupati Yudi Sumbogo yang bakal maju sebagai calon Bupati. Yudi sebetulnya kader Demokrat, namun memilih mundur dari partai dan maju sebagai calon bupati berpasangan dengan Isyah Anshori untuk melawan keponakan SBY. Isnyah Ashori adalah kader PDIP yang pernah menjadi Kepala Bakesbangpol Pacitan. Pasangan ini akan melawan pasangan Indrata Nur Bayuaji-Gagarin yang diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, Hanura, NasDem, PKS. Indrata adalah kader Demokrat yang diberi amanah sebagai Ketua DPRD Pacitan. Sementara Gagarin Sumrambah kader Golkar dengan jabatan terakhirnya Wakil Ketua DPRD Pacitan.
Bupati Trenggalek Nur Arifin kembali maju berpasangan dengan Syah M Natanegara diusung PDIP, Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura, PAN, PPP. Mas Ipin (panggilan Nur Arifin) adalah Wakil Bupati Trenggalek hasil Pilkada 2015 yang melanjutkan sisa masa jabatan Emil Dardak (Bupati Trenggalek) yang terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur. Wakilnya Syah Natanegara merupakan politisi muda PKB yang terpilih sebagai anggota DPRD Trenggalek periode 2019-2024. Kedua pasangan muda ini akan merebut simpati masyarakat Trenggalek dengan pasangan Alfan Riyanto-Zaenal Fanani yang diusung oleh PKB dan PKS. Mas Totok (panggilan akrabnya) adalah putra terbaik Trenggalek yang lama malang melintang di berbagai perusahaan BUMN. Sementara wakilnya, Zaenal Fanani anggota DPRD Trenggalek dua periode dari PKB.
Di Kabupaten Ngawi hanya ada satu pasangan calon yaitu pasangan Ony Anwar-Dwi Riyanto Jatmiko. Kedua kader PDIP ini diusung oleh sepuluh partai politik yaitu PDIP, Golkar, PKB, Gerindra, PKS, PAN, Nasdem, PPP, Hanura dan Demokrat. Pasangan ini menguasai keseluruhan kursi DPRD Ngawi (45 kursi). Ony Anwar adalah putra mantan Bupati Ngawi yang saat ini menjadi Wakil Bupati selama dua periode (2010-2015 dan 2016-2021). Wakilnya Dwi Riyanto Jatmiko merupakan Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Ngawi.
Bupati Jember dr. Faida kembali mencalonkan diri dalam Pilkada Serentak 2020 ini melalui jalur perseorangan. Dinamika politik Jember cukup menarik dan sempat menghebohkan saat Bupati Faida dimakzulkan oleh DPRD Jember. Selama ini hubungan Bupati dan DPRD kurang harmonis. Puncaknya ketika Pilkada ini justru tidak ada satupun partai yang bersedia mengusungnya kembali. Itu sebabnya bupati perempuan pertama di Jember ini memilih maju secara independen bersama Dwi Arya Nugraha. Mas Vian merupakan pengusaha muda asal Jember. Pasangan ini akan beradu kekuatan dengan dua pasangan calon lainnya yaitu Hendy Siswanto-Balyan Firjaun Barlaman melalui Partai Demokrat, PPP, PKS, NasDem, Gerindra dan pasangan Abdussalam dan Ifan Ariadna yang diusung oleh PKB, PDIP, PAN, Perindo, Golkar dan Berkarya. Cabup Hendy Siswanto adalah seorang pengusaha sukses asli Jember, wakilnya Gus Firjaun adalah putra dari mantan Rois Aam PBNU KH. Ahmad Shiddiq. Sementara pasangan Abdussalam dan Mas Ifan sama-sama berlatar belakang sebagai pengusaha. Yang menarik, Mas Ifan masih santri dari Gus Firjaun.
Di Kabupaten Sumenep Wakil Bupati Ahmad Fauzi menggandeng Dewi Khalifah, Ketua PC Muslimat NU sebagai Cawabup. Pasangan Fauzi-Eva ini didukung oleh koalisi PDIP, PAN, Gerindra, PKS, dan PBB. Pada Pilkada 2015 lalu, Bang Uji (panggilan akrabnya) maju sebagai Cawabup mendampingi A. Busyro Karim yang diusung oleh koalisi PKB, PDIP, dan NasDem. Bagi Nyai Eva (panggilan akrab Dewi Khalifah), ini ketiga kalinya mengikuti Pilkada. Pada dua Pilkada sebelumnya berpasangan dengan Azasi Hasan (Pilkada 2010) dan berpasangan dengan Zainal Abidin (Pilkada 2015) dua-duanya mengalami kekalahan dari bupati terpilih A. Busyro Karim. Penantang pasangan ini adalah Fatah Jasin dan Ali Fikri. Fatah Jasin merupakan birokrasi yang lama berkarier di Provinsi Jawa Timur. Jabatan terakhir adalah sebagai Kepala Bakorwil Madura. Wakilnya Mas Kiai merupakan politisi PPP sekaligus putra alm KH. Warits Ilyas (pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah). Pasangan ini diusung oleh partai pemenang di Sumenep yaitu PKB yang berkoalisi dengan 5 partai lainnya PPP, Demokrat, NasDem, Hanura dan Golkar.
Wakil Bupati incumbent lainnya datang dari Situbondo Yoyok Mulyadi. Sebelum menjadi Wakil Bupati, Yoyok merupakan Kepala Dinas PU dan Bina Marga Situbondo. Pada Pilkada 2015 digandeng Bupati Dadang Wigiarto untuk mendampinginnya menjadi Calon Wakil Bupati. Pasangan ini diusung oleh PKB. Pada Pilkada kali ini, Yoyok berpasangan dengan Abu Bakar Abdi yang kembali diusung oleh PKB, NasDem, PKS, Golkar, Hanura. Abu Bakar adalah seorang birokrasi yang lama bergelut di dunia kesehatan. Pasangan ini akan head to head dengan pasangan Karna Suswandi dan Khoirani. Karna Suswandi adalah birokrasi yang lama berkarier di Bondowoso mulai menjadi camat dan beberapa jabatan kepala dinas. Sebelum mencalonkan, Karna sempat menjabat sebagai Kepala Dinas PU dan TR di lingkungan Pemkab Lumajang. Sementara Nyai Khoirani adalah pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, kader PPP sekaligus mantan anggota DPRD Situbondo. Pasangan ini diusung oleh kaolisi PPP, Gerindra, PDIP, Demokrat, PAN, Perindo, PBB dan PSI.
Wakil Bupati incumbent terakhir yang ikut serta dalam Pilkada kali ini adalah Yusuf Widiatmoko (Wabup Banyuwangi) yang berpasangan dengan Muhammad Riza Azizy diusung oleh PKB dan Demokrat. Gus Riza adalah putra dari KH. Hisyam Syafaat Pangasuh PP Darusalam Blakagung. Sebetulnya Pak Yusuf merupakan kader ideologis PDIP Banyuwangi (bahkan pernah menjadi Ketua DPC PDIP Banyuwangi) yang selama dua periode menjalankan tugas partai sebagai Wakil Bupati Banyuwangi mendampingi Abdullah Azwar Anas. Hanya saja PDIP lebih memilih mengusung istri Azwar Anas, Ipuk Fiestiandani di dampingi H. Sugirah yang merupakan kader PDIP.
Mengukur Peluang Pasangan Calon
Di atas kertas, calon tunggal hampir dipastikan menang. Hanya keajaiban yang bisa mengalahkannya. Sebagaimana di Kabupaten Kediri yang hanya ada satu calon yaitu pasangan Hanindhito Himawan Pramono-Dewi Maria Ulfa yang diusung oleh PDIP, PKB, Golkar, Gerindra, PAN, NasDem, Demokrat, PKS. Hanidhito adalah kader PDIP yang juga putra dari Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Sementara wakilnya Dewi Maria Ulfa adalah kader PKB yang juga Ketua Fatayat NU Kediri. Bisa dipastikan pasangan ini akan memenangkan Pilkada Serentak 2020. Begitu pula, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar-Dwi Riyanto Jatmiko yang juga hanya melawan kotak kosong. Bisa dipastikan pasangan ini hanya mennunggu waktu untuk pelantikan.
Ada berapa daerah yang sepertinya dengan mudah bisa meraih kemenangan dalam Pilkada 2020. Di antaranya pasangan calon Rijanto-Marhenis di Kabupaten Blitar. Menurut hasil survei, pasangan petahana ini berpeluang untuk kembali memimpin Kabupaten Blitar. Begitupun pasangan Santoso-Tjutjuk Sunario lebih berpeluang besar sebagai pemenang di Pilkada Kota Blitar. Sementara itu, pasangan Gus-Ipul-Mas Adi yang diusung oleh partai peraih kursi terbanyak di DPRD Kota Pasuaruan yaitu PKB dan Golkar terbuka lebar untuk merebut hati masyarakat Kota Pasuruan. Pengalamannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur selama dua periode menjadi modal utama. Belum lagi dukungan PKB dan warga NU menjadi sumber kekuatan dari pasangan ini. Pasangan Gus Ipul-Mas Adi diprediksi akan unggul dari pasangan Teno-Hasyim yang diusung oleh koalisi PDIP, NasDem, Hanura dan Gerindra. Sementara itu, dari Kabupaten Trenggalek pasangan petahana Arifin-Syah memiliki tingkat elektabilitas dan popularitas teratas sehingga lebih diunggulkan dari pasangan Alfan-Zaenal. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan Indrata Nur Bayuaji-Gagarin di Kabupaten Pacitan yang lebih diunggulkan dari pasangan Yudi Sumbogo-Isyah Anshori.
Di Kabupaten Mojokerto, pasangan Pungkasiadi-Titik Masudah lebih diunggulkan atas dua pesaingnya yaitu pasangan Ikfina-Barra dan pasangan Yoko-Nisa. Namun, pasangan Ikfina-Barra masih punya peluang untuk bisa mengalahkan calon petahana. Sementara pasangan Yoko-Nisa sangat tipis untuk bisa menang di Pilkada Mojokerto. Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim yang kembali maju sebagai calon Bupati berpasangan dengan dr Aslukhul Alif diprediksi bisa mengungguli pesaingnya pasangan Fandi Ahmad Yani-Aminatun Habibah. Namun demikian, pasangan nomor urut dua ini juga berpeluang walaupun cukup berat. Peluang yang sama juga ada pada pasangan Yoyok Mulyadi-Abu Bakar Abdi sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Situbondo. Calon yang didukung oleh Kiai Cholil As’ad Syamsul Arifin ini berpeluang besar untuk menang dan mengungguli pasangan Karna Suswandi-Khoirani.
Sementara itu dari Kota Wali Tuban, ada tiga pasang calon yang akan adu kekuatan yaitu Khozanah Hidayati-Mohammad Anwar diusung oleh PKB, NasDem, Hanura, Perindo. Mbak Ana adalah anggota DPRD Jawa timur dua periode dari PKB, sementara wakilnya De Anwar merupakan Ketua DPC Demokrat Tuban. Cabup nomor urut dua pasangan Aditya Halindra-Riyandi. Halindra adalah anggota DPRD Jawa Timur sekaligus putra mantan Bupati Tuban. Politisi muda ini berpasangan dengan Riyadi yang diusung oleh Golkar, Demokrat, PKS. Pasangan terakhir adalah Setiajit merupakan birokrasi di lingkungan Pemprov Jawa Timur. Jabatan terakhir adalah sebagai Kepala Dinas ESDM. Wakilnya adalah Armaya Mangunegara seorang praktisi hukum. Pasangan ini diusung oleh PDIP, Gerindra, PAN, PPP, PBB. Menjelang pencoblosan, pasangan nomor urut 1 Mbak Ana-De Anwar diprediksi bisa mengungguli dua pesaingnya.
Pilkada Surabaya cukup menarik. Selain karena ibukota provinsi sekaligus menjadi patrol politik Jawa Timur, pasangan calon yang maju sama-sama orang kuat dan mengakar di kalangan masyarakat Surabaya. Pasangan Eri Cahyadi-Armuji diusung oleh PDIP, sementara Mahfud Arifin-Mujiaman diusung oleh koalisi PKB, Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PAN, NasDem dan PPP. Dalam beberapa survei, pasangan Eri-Armuji diprediksi bakal menjadi pemenang dengan selisi suara sangat ketat.
Di Sidoarjo, ketiga pasangan calon BHS-Taufiq (diusung Golkar, PKS, Demokrat dan PPP), Gus Muhdlor-Subandi (PKB) dan Kelana-Astutik (PDIP, PAN) memiliki peluang yang sama. Pasangan Gus Muhdlor-Subandi lebih diunggulkan. Namun, bukan berarti dua pasangan lainnya tidak memiliki peluang. Sebab, ketiganya memiliki kekuatan yang seimbang. Tinggal bagaimana mesin partai bekerja secara maksimal.
Selain di Surabaya dan Sidoarjo, persaingan ketat sepertinya juga bakal terjadi di Banyuwangi. Kekuatan pasangan Yusuf-Riza dan Ipuk-Sugirah cukup seimbang. Diakui atau tidak, nama besar Azwar Anas dan PDIP menjadi kekuatan utama pasangan Ipuk-Sugirah. Namun jangan lupa, di balik kesuksesan Azwar Anas selama memimpin Banyuwangi juga ada keterlibatan Pak Yusuf sebagai Wakil Bupati. Apalagi saat ini, menggandeng kiai muda yang merupakan keluarga besar dari Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. Sehingga, bisa dipastikan Pilkada Banyuwangi akan berjalan sangat ketat. Walau demikian, pasangan Ipuk-Sugirah lebih berpeluang untuk menang dengan selisih yang sangat tipis. Dan bisa jadi, pasangan Yusuf-Riza justru yang membalikkan keadaan dengan kemenangan yang selisihnya juga tipis.
Tak hanya Banyuwangi, Pilkada Ponorogo diprediksi akan memunculkan kejutan. Menurut hasil survei, kedua pasangan calon yang ada baik pasangan Ipong-Bambang (petahana) dan pasangan Sugiri-Lisdyarita memiliki tingkat elektabilitas yang sama-sama tinggi. Walaupun pasangan petahana paling berpeluang untuk bisa memenangkan Pilkada Ponorogo, namun bisa jadi pasangan Sugiri-Lisdyarita mengungguli pasangan Ipong-Bambang.
Di Kabupaten Malang dua pasangan calon yaitu Sanusi-Didik dan Lathifah-Didik Muljono sama-sama berpeluang untuk memenangkan Pilkada tahun ini. Di antara kedua pasangan ini, Sanusi-Didik lebih berpeluang menang walau dengan dengan selisih yang sangat tipis. Kalaupun kemudian pasangan Latifah-Didik Muljono yang justru lebih unggul selisihnya pun juga sangat tipis. Namun demikian, calon independen Heri Cahyono-Gunadi Handoko juga punya peluang walau sangat berat.
Hal yang sama akan terjadi di Kabupaten Lamongan. Persaingan dari tiga pasangan calon sudah mengerucut ke dua pasangan calon Kartika-Saim dan pasangan calon Yuhronur-Kiai Rouf. Dua pasangan ini saling merebut suara di sisa detik-detik terakhir pencoblosan. Sementara pasangan Suhandoyo-Astiti peluangnya sangat tipis. Hingg saat ini, Kartik-Saim masih di atas angin. Namun demikian Youhronur-Rouf juga masih berpeluang dengan selisih suara yang sangat ketat.
Persaingan ketat lainnya akan terjadi di Kabupaten Jember antara pasangan nomor urut 1 Faida-Vian dengan pasangan nomor urut 2 Hendy-Firjaun. Beberapa lembaga survei memenangkan pasangan petahana Faida-Vian, walau pasangan Hendy-Firjaun juga punya peluang menang. Sementara pasangan Salam-Ifan sepertinya akan sulit mengejar suara dari kedua pasangan lainnya.
Di Kabupaten Sumenep juga akan ada persaingan ketat. Beberapa lembaga survei memprediksi dimenangkan oleh pasangan Fauzi-Eva, namun bukan berarti menutup kesempatan pasangan Fatah-Ali Fikri memenangkan pertarungan di kabupaten ujung timur Pulau Madura ini.
Secara umum menjelang hari pencoblosan, biasanya semakin kecil jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan. Artinya masyarakat sudah punya pilihan masing-masing. Suara dari Swing Voters inilah yang akan jadi penentu. Kalau kecenderungan suara Swing Voters ini lebih mendekati ke calon yang diunggulkan, bisa dipastikan calon tersebut akan jadi pemenang. Namun sebaliknya, apabila Swing Voters ini menentukan pilihan kepada calon yang tidak diunggulkan bisa menjadi ancaman atau bahkan bisa mengubah hasil akhir.
Dan hari ini sudah tanggal 9 Desember 2020. Jadi, Selamat Ber-Pilkada...!!
*Orang Sumenep, Simpatisan PKB
Write your comment
Cancel Reply