matamaduranews.com-SUMENEP-Sebelumnya, Mata Madura mengulas sosok penerus estafet Kiai Ali alias Kiai Barangbang: Kiai Abdul Alim.
Barangbang merupakan nama kampung di Desa Kalimook, kecamatan Kalianget, Sumenep.
Sekitar akhir abad 17, dan setelahnya, Barangbang dikenal sebagai salah satu jujukan utama para penimba ilmu agama.
Hal itu tidak bisa lepas dari sosok Kiai Ali, Kiai Barangbang pertama.
Setelah Kiai Ali, estafet kepemimpinan pesantren Barangbang dilanjutkan Kiai Abdul Alim, menantunya.
Kiai Abdul Alim menikah dengan Nyai Tenggina (Mutmainnah), salah satu putri Kiai Ali.
Jika ditarik ke atas, Kiai Abdul Alim merupakan keturunan langsung Kiai Cendana Kwanyar, Bangkalan.
Ayah Abdul Alim ialah Kiai Abbas di Ambunten (kampung Batang).
Kiai Abbas adalah anak Kiai Muban bin Syits. Kiai Syits adalah anak Kiai Cendana Kwanyar.
Kembali pada Kiai Abdul Alim dan Nyai Tenggina, keduanya berputra Kiai Daud. Dalam sejarah Barangbang, Kiai Daud begitu kesohor namanya. Beliau bisa disebut sebagai duplikat Kiai Ali dalam kealimannya.
Makam Kiai Daud bahkan berada tepat di sebelah makam Kiai Ali di Asta Gumo', Barangbang.
Di masa Kiai Daud, Barangbang tambah disegani sebagai pusat transfer ilmu agama.
Kiai Daud menikah dengan Nyai Aisyah dari keturunan Raden Azhar Pamekasan dan Kiai Abdul Azhim Bangkalan.
Dari pernikahan tersebut lahir Kiai Muharrar, Penghulu Keraton Sumenep di masa Panembahan Mohammad Saleh (1854-1879).
Kiai Muharrar diambil sebagai menantu oleh Pangeran Letnan Kolonel Hamzah (Pangeran Le'nan), salah satu putra Sultan Sumenep.
Kiai Muharrar menikah dengan Raden Ajeng Zuwaidah. Salah satu putra dari keduanya ialah Kiai Hasan alias Raden Bagus Hasan, tokoh awal pesantren Loteng Pangeran Kornel Pasarsore Sumenep.
RM Farhan
Write your comment
Cancel Reply