matamaduranews.com-Nama populernya Mbak Nong. Di DCT PKB tertulis Nur Jannah. Dia Caleg DPRD Sumenep dari PKB Nomor Urut 3 di Dapil 1 (Kota, Kalianget, Talango dan Batuan).
Usia Mbak Nong baru 27 tahun. Tapi sudah bertaruh nasib di kancah politik praktis. Berebut kursi DPRD Sumenep lewat Dapil yang bilang sangat kompetitif antar caleg.
Bagi para aktivis dan pelaku politik. Nama Caleg Mbak Nong atau Nur Jannah tak masuk bursa Caleg Potensi. Dibanding nama Caleg incumbent, H Herman Dali Kusuma, misalnya. H Herman, politisi senior PKB dan mantan Ketua DPRD Sumenep.
Atau Caleg PKB bernama Rasidi. Dia senior aktivis GP Ansor Sumenep yang memiliki jejaring serba komplit.
Mbak Nong emang bukan siapa-siapa. Dari latar belakang dan perjalanan politiknya. Dia baru meniti karier di dunia advokat. Mengelola beberapa perusahaan yang baru dirintis. Sisa waktunya sebagai ibu rumah tangga.
Tapi data calon pemilih yang di-entri ke aplikasi pemenangan DPP PKB. Jumlah calon pemilih Nur Jannah masuk tertinggi. Dibading caleg lain. Angka-nya mendekati 10 ribu calon pemilih yang ada di-DPT. Lengkap dengan NIK-nya.
Benar kata banyak komentator. Mbak Nong bukan siapa-siapa. Juga bukan keluarga Sultan. Sewaktu mahasiswa pernah jadi aktivis PMII STAIN Pamekasan. Juga kuliah di STIKA Annuqayah Guluk-Guluk. S2 hukum di Unija.
Saya menemui suami Mbak Nong, H Safiudin. Bagi aktivis Sumenep H Safiudin tak asing. Hanya saja nama yang dikenal Ji Piu. Ketua KWK (komunitas warga kepulauan) Sumenep.
Saya penasaran. Mengorek strategi pemenangannya. Dari penjelasan Ji Piu saya simpulkan: langkah politik Mbak Nong bergerak senyap. Mengikuti arah konsultan.
Ji Piu tak menyebut nama lembaga konsultan pemenangan Mbak Nong. Dia hanya bilang sudah bergerak jauh sebelum Mbak Nong mendaftar Bacaleg ke DPC PKB Sumenep.
Sekitar setahun lalu. Mbak Nong diajak keliling oleh Ji Piu ke sejumlah komunitas dan keluarganya. Keduanya putra Kangean. Orang orang Kangean yang ada di Dapil 1 Sumenep ditemuinya. Mengabarkan kalau hendak nyalon dewan lewat PKB.
Ternyata komunikasi awal itu bersambut. Keluarga besarnya yang berdomisili di Dapil 1 saling mendukung. Dukungan itu terus melebar antar keluarga kanan kiri. Sekalian dibuat jejaring keluarga. Sebagai tim penggerak pemenangan Mbak Nong.
Ji Piu juga berkomunikasi dengan berbagai komunitas yang dia pernah jalani. Sewaktu muda. Ji Piu aktif di IPNU Sumenep. Yang saat ini masih aktif di BANOM NU di PERGUNU sebagai Devisi Advokasi dan Hukum NU.
Komunitas lintas alumni SMPN 3 Sumenep ( IKAGA) dan alumni Pesantren Nurul Jadid Paiton juga tak luput dari sasaran komunikasinya.
Dalam perjalanannya. Kelompok keluarga dan komunitas itu dikembangbiakkan. Sasarannya lebih luas. Hingga tersambung dengan aktivis fatayat NU dan pengurus NU tingkat ranting. Juga para tokoh-tokoh NU di Dapil 1.
Kini, Ji Piu mengaku lelah. Setahun lebih berproses. Tak terasa sisa waktu 80-an hari. Akhirnya dia sadar. Memasrahkan diri. Meyakini bahwa perjalanan melelahkan itu bagian dari ikhtiar politik untuk mengantar Mbak Nong ke Gedung DPRD Sumenep.
"Ikhtiar sudah maksimal. Sekarang menunggu takdir Allah," ucap Ji Piu saat berbincang dengan penulis di salah satu cofe, Selasa malam.
Pada siswa waktu menuju 14 Februari 2024. Ji Piu optimis Mbak Nong terpilih.
Acuan yang diyakininya adalah relawan dan tim penggerak dari berbagai komunitas sudah terbentuk. Jumlahnya lebih seribu. Semuanya sudah aktiv bergerak ke calon pemilih. Karenanya, data calon pemilih Nur Jannah yang ada di DPT sudah ter-entri dalam tabulasi pemenangan DPP PKB.
Tapi Ji Piu lagi berhela nafas. Ketika ditanya siswa waktu pilihan dengan cost politik yang tersedia.
"Ini butuh semiliaran sampai hari coblosan," sebut Ji Piu.
"Tapi semua sudah ready. Hanya nunggu waktu diluncurkan. Sebagian sudah mengucur," pungkas Ji Piu. (hambalirasidi)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply