matamaduranews.com-Sosok Joko Tole melegenda di Bumi Sumenep, Madura dan Tanah Jawa. Itu karena Joko Tole memiliki kesaktian saat membantu merekatkan pagar Kerajaan Majapahit yang tak semua orang bisa melakukan.
Joko Tole muda sudah menampakan kesaktian.
Saat anak-anak, Joko Tole sudah biasa memasukkan tangannya ke bara api. Lalu memijit-mijit besi bahan baku untuk dijadikan keris pesanan orang.
Dalam keyakinan sebagian orang Sapudi dan Sumenep. Joko Tole seorang waliyullah yang bertautan dengan Sunan Ampel dan para waliyullah di Tanah Madura dan Jawa.
Siapa Joko Tole
Dalam Babad Songennep karya Raden Werdisastra (1914 ), Joko Tole lahir dari perkawinan “mimpi†dari seorang waliyullah, Adi Poday dengan Potre Koneng, seorang putri dari Pangeran Soccadiningrat II, Adipati Sumenep yang berkuasa sekitar tahun 1366 sampai 1386 Masehi.
Ketika itu, sang waliyullah bertemu dalam mimpi dengan Potre Koneng saat Adi Poday bertapa di Gua Payudan, Daleman, Guluk-Guluk, Sumenep.
Werdisastra mengilustrasikan, saat Potre Koneng bertemu Adi Poday terjadi perkawinan ghaib. Sehingga melahirkan putra bernama Joko Tole.
Kelahiran Joko Tole dari pertemuan ghaib itu tentu mengundang kontroversi. Apalagi, Potre Koneng merupakan putri seorang Adipati Sumenep.
Sebagai solusi, bayi Joko Tole diasingkan dari dalam Keraton Sumenep. Sehingga Mpu Kelleng bersedia merawat bayi Joko Tole.
BACA JUGA: Ini Kisah Orang Tua Adi Poday; Juga Keluarga Joko Tole di Sumenep
Joko Tole seorang Waliyullah
Adi Poday-ayah Joko Tole disebut dan diyakini masih bersaudara kandung dengan Daya Cipta, Citra Nala, Pangeran Jimat, Pulong Jiwo, Adi Rasa.
Paman-paman Joko Tole ada yang dimakamkan di Asta Tinggi Sumenep, seperti Pulong Jiwo dan Pangeran Jimat.
Asta Adi Poday juga dikeramatkan oleh warga di Pulau Sapudi, Sumenep. Tak sedikit warga luar Sapudi dan Sumenep yang kerap berziarah ke Asta Adi Poday.
Sedangkan Joko Tole disemayamkan di Dusun Sa'asa, Desa Lanjuk, Manding Sumenep.
Asta Joko Tole juga dikeramatkan oleh sebagian warga Sumenep. Tak sedikit warga dari Jawa kerap berziarah ke asta Joko Tole menggunakan bus mini.
Kakek Joko Tole Seorang Mpu
Suhardi-salah satu Mursyid Tarekat di Sumenep, mengatakan, kakek Joko Tole bernama Kiai Murkali. Semasa hidupnya, Kiai Murkali dikenal seorang Mpu Karangduwak, Sumenep.
Hasil cipta keris Mpu Karangduwak masih populer di kalangan pecinta keris.
Keris hasil cipta Mpu Karangduwak memiliki pamor Berema Batu, Berema Resi, dan Berema Tama.
Kata Suhardi, sang Mpu Karangduwak saat mencipta keris dengan asupan tangan atau lisannya. Bahan bakunya terkadang dari ilalang.
Kesaktiaannya ditiru oleh Joko Tole.
Menurut Suhardi, paman Joko Tole bernama Daya Cipta.
Putra sareang Kiai Murkali ini-kata Suhardi-lahir dari pertemuan bathin saat Kiai Murkali bertapa.
Suhardi bercerita. Waktu itu, Kiai Murkali baru saja kawin. Belum sempat berbulan madu. Kiai Murkali bertapa beberapa tahun di sebuah tempat.
Saat pulang dari bertapa, Kiai Murkali melihat bayi yang digendong istrinya.
"Kiai Murkali yakin. Bayi yang digendong istrinya merupakan anaknya dari hubungan bathin saat bertapa. Makanya, bayi itu dinamakan Daya Cipta," terang Suhardi kepada Mata Madura.
BACA JUGA: Mengenal Sosok Mpu Karangduwak Sumenep
Joko Tole Populer di Tanah Jawa
Abdurrahman penulis Babat Madura menjelaskan, Jokotole popler di Tanah Jawa karena ia mampu merekatkan pagar Kerajaan Majapahit dengan cairan pusarnya.
Waktu itu, Joko Tole mengganti peran ayah angkatnya, Mpu Kelleng untuk membantu Kerajaan Majapahit dalam pembangunan pagar kerajaan.
Semula Mpu Kelleng mendapat tugas membangun pagar Majapahit oleh Raja Brawijaya.
Selama bertahun-tahun, ayah angkatnya belum pulang dan membuat Joko Tole bersama keluarganya panik.
Sehingga Joko Tole berangkat menuju Mojokerto, pusat pemerintahan Majapahit. Dia melihat para Mpu yang sedang kebingungan untuk merekatkan antar pagar.
Joko Tole mengatakan kepada Mpu Kelleng dan Mpu lainnya, bahwa dirinya bisa merekatkan pagar itu dengan cara membakar tubuhnya dan mengambil cairan yang keluar dari pusarnya untuk direkatkan ke pagar besi itu.
Saran dari Joko Tole sempat membuat kaget para Mpu, termasuk Mpu Kelleng.
Saat Joko Tole dibakar tubuhnya, ada cairan yang keluar dari pusarnya.
Para Mpu mengambil cairan tersebut dan merekatkn ke pagar.
Alhasil, pagar tersebut berdiri tegak dan merekat antar pagar. Lalu, tubuh Joko Tole yang terbakar disiram dengan air, sehingga Joko Tole hidup kembali.
Peristiwa tersebut membuat takjub Raja Brawijaya. Sebagai imbalan, Joko Tole dinikahkan dengan salah satu puterinya yang bernama Dewi Ratnadi
Joko Tole menjabat Adipati Songennep pada tahun 1415-1460, menggantikan kakeknya, Pangeran Saccadiningrat II.
hambali rasidi
Write your comment
Cancel Reply