matamaduranews.com- Kedatangan Jemaah Haji Sumenep Kloter 8 molor berjam-jam dari jadwal. Keluarga penjemput yang terlanjur datang di pagi hari, seperti tak tahan menunggu lama.
"Kok lama datangnya. Dijadwal kan jam 8," gerutu, seorang penjemput di bawah tenda saat berbincang dengan teman duduknya. Dari logat bahasa. Keduanya seperti dari Pulau Kangean.
Jam sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB. Di bawah tenda depan panggung penjemputan. Terlihat puluhan keluarga penjemput. Sampai pukul 10.00 WIB. Suasana area penjemputan jemaah haji di Panglegur Sumenep masih sepi.
Baru pada jam 10.30 WIB. Mobil bersetiker penjemput mulai masuk ke arena depan dan samping panggung. Padahal, panitia sudah menyiapkan area parkir mobil penjemput di halaman belakang panggung.
"Duh panitia kok pilih kasih. Mobil penjemput kok diperbolehkan masuk ke dalam arena," ucap Dwi Istianah, orang Pamekasan yang sengaja datang untuk menjemput ortunya pulang haji.
Baru pada jam 11.14 WIB. Iring-iringan bus memasuki arena penjemputan. Jumat siang, 7 Juli 2023 di GOR A Yani Sumenep menjadi saksi pertemuan keluarga dan jemaah haji Sumenep kloter 8.
Ratusan jemaah haji kloter 8 tiba dengan selamat meski molor berjam-jam.
Kabag Kesmas Pemkab Sumenep, Kamiluddin saat ditanya Mata Madura menyebut penyebab molor kedatangan jemaah haji Sumenep kloter 8.
"Jemaah kloter 8 delay 1 jam. Ditambah
proses di asrama juga lama karena kondisi jemaah banyak yang lansia," jawab Kamil-panggilan akrab Kamiluddin via WhatsApp.
Kamil bersyukur. Para jemaah haji Sumenep datang selamat. Meski ada jemaah haji yang diangkut ambulan dari Sukolilo Surabaya. Tapi teratasi. "Jemaah yang diangkut ambulan langsung dirawat di RSUD Sumenep," pungkas Kamil.
Antrean Pintu Keluar Mengular: Penjemput Jemaah Haji Sumenep terpaksa antre karena pintu keluar yang begitu sempit
Usai para jemaah haji turun dari bus. Keluarga penjemput dihadapkan masalah lagi. Pintu keluar sempit. Terjadi antrian penumpukan penjemput.
Beruntung ada keluarga penjemput membisiki petugas Satpol PP yang berdiri tegak di pintu keluar. "Buka saja tirai bambunya pak. Toh sudah tak ada lagi kloter penjemputan,,".
Saran itu ternyata direspon. Tirai bambu yang diikat dengan tali rupiah akhirnya dilepas. Rombongan penjemput pun terurai dari antrean mengular. (*)
Write your comment
Cancel Reply