matamaduranews.com-SUMENEP-Selama dua hari ke depan, Kabupaten Sumenep kembali bernuansa keraton sebagaimana nuansa ketika Kota Keris ini dipimpin para raja.
Sebab, dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep Ke-752, Bupati Achmad Fauzi mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep untuk mengenakan pakaian adat keraton.
Kebijakan Bupati Achmad Fauzi ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor: 556/1826/435.108.3/2021 tentang Pemakaian Baju Adat Bangsawan memperingati Hari Jadi Kabupaten Sumenep Ke-752.
Bahwa pemakaian baju adat bangsawan pada hari Kamis sampai Jumat, tanggal 28-29 Oktober 2021 yang merupakan hari kerja efektif, karena pada tanggal 30-31 hari Sabtu dan Ahad hari libur.
SE Bupati Sumenep itu juga berlaku bagi pegawai di instansi vertikal, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dosen dan guru di jajaran lingkungan Pemkab Sumenep pada jam kerja.
Pengecualian bagi ASN yang bertugas memakai seragam khusus, seperti paramedis dan petugas keamanan seperti Satpol PP dan Petugas Pemadam Kebakaran di lapangan. Mereka tidak diwajibkan memakai pakaian adat keraton di tanggal 28-29 Oktober 2021 besok.
Sementara bagi mahasiswa/mahasiswi perguruan tinggi serta pelajar tingkat SD, SMP, SMA Negeri dan swasta sederajat wajib menggunakan Batik Sumenep.
Bupati Achmad Fauzi menerangkan, Pemkab Sumenep membuat kebijakan berpakaian adat bangsawan dalam rangka melestarikan adat dan budaya leluhur Sumenep yang kental dengan sejarah keratonnya.
“Memakai baju adat juga sebagai pelestarian nilai-nilai budaya lokal sekaligus memberikan semangat aparatur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seperti ketokohan Arya Wiraraja sebagai pendiri Kabupaten Sumenep,†terang suami Nia Kurnia itu, Rabu (27/10/2021).
Bupati Achmad Fauzi berharap, dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep Ke-752 dapat menggelorakan kembali semangat perjuangan para leluhur di hati para ASN dan masyarakat untuk membanguan daerah, yang dilandasi oleh nilai luhur budaya dan kearifan lokal Sumenep.
“Yang jelas, peringatan Hari Jadi jangan dijadikan sebagai rutinitas seremonial belaka setiap tahun, tetapi harus mengandung makna dan hakikat untuk membangun Kabupaten Sumenep lebih baik demi kesejahteraan masyarakat," tutup politisi PDIP Sumenep itu. (*)
Write your comment
Cancel Reply