Religi
Karomah Kiai As'ad Sukorejo dan Ratibul Hadad
Religi
Karomah Kiai As'ad Sukorejo dan Ratibul Hadad
matamaduranews.com-"Ketika Kiai As’ad memasuki wilayah Jember. Sepanjang malam beliau komat-kamit. Hingga penduduk setempat bertanya, ada apa gerangan, apakah yang dilafalkan beliau. Beliau lantas bercerita jika sedang wiridan Ratibul Haddad. Menjelang subuh wiridan Kiai As’ad baru selesai," begitu KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, cucu KH R As'ad Syamsul Arifin saat berceramah pada peringatan Haul Majemuk pendiri dan pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo di Pesantren Al-Wathaniyah 43 Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara 2017 silam. .
Menurut Kiai Azaim, konon wirid tersebut diijazahkan oleh Syaikhona Cholil Bangkalan yang juga guru Hadratussyekh Hasyim Asy’ari Jombang.
"Karomah wirid tersebut luar biasa. Jepang lari tunggang langgang menghadapi pasukan mbah As’ad," sambung Kiai Azaim.
Sejarah Ratibul Hadad
Ratibul Hadad disusun pada tahun 1071 Hijriah, bermula ketika para pemuka Hadramaut merasa khawatir akan masuknya kelompok Syiah Zaidiyah di wilayah Hadramaut.
Mereka khawatir aqidah Syiah Zaidiyah akan mempengaruhi terhadap keyakinan orang awam yang sejak lama berpegang teguh pada aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang telah diajarkan oleh para Salafus Shalih.
Berdasarkan hal ini, mereka menghadap kepada al-Qutb Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad agar diberi bacaan supaya hal yang mereka khawatirkan tidak terjadi. Beliau pun menuliskan wirid yang dikenal dengan nama Ratibul Haddad ini.
Sejak saat itu, bacaan Ratibul haddad banyak dibaca di berbagai tempat di berbagai belahan dunia, sampai saat ini.
Ratibul Haddad ini sangat dianjurkan dibaca secara bersama-sama dalam majelis dzikir. Sedangkan ketentuan waktu membacanya dijelaskan dalam penjelasan berikut:
وينبغي أن يرتبه كل مرید صادق سيما إن كان صاØب الراتب واسطة له إلى الله تعالى Ùإن رتبه بعد صلاة العشاء ÙˆØ§Ù„ØµØ¨Ø Ùذلك هو الاكمل ويكÙÙŠ ترتيبه ÙÙŠ اليوم والليلة مرة والأÙضل بعد صلاة العشاء ÙˆÙÙ‰ رمضان يقدم هذا الراتب على صلاة العشاء
“Sebaiknya seorang murid yang sungguh-sungguh membaca ratib ini, terlebih ketika penyusun ratib ini merupakan perantara baginya menuju Allah ta’ala. Membaca ratibul haddad ini setelah shalat isya’ dan subuh adalah cara membaca yang paling sempurna, namun membaca ratib ini satu kali dalam sehari semalam dianggap cukup, yang paling utama dilakukan setelah melaksanakan shalat isya’. Sedangkan di bulan Ramadhan, membaca ratib ini didahulukan dari pelaksanaan shalat isya’†(Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, Hal. 55)
Faedah Ratibul Hadad
Faedah dari membaca Ratibul Hadad ini terbilang cukup banyak, berikut di antara berbagai fadilah istiqamah mengamalkan ratibul haddad:
 و Ùوائد راتب الØداد منها ما نقل Ø´Ø±Ø§Ø Ø§Ù„Ø±Ø§ØªØ¨ عن صاØبه رضي الله عنه أن من واظب على قراءته Øرس الله بلده أي من البلايا والنقم . ومنها زيادة الغني والبركة والخير ÙÙŠ داره. ومنها أن من واظب عليه كل يوم لا يضره السم، ولا يضره السبع والزواØ٠وسائر الØيوانات. ومنها أنه ÙŠØصل عليه Øسن الخاتمة ويعطيه الله له التوÙيق للنطق بكلمة الشهادة.
Beberapa faedah Ratibul hadad di antaranya, penjelasan yang dikutip dari para ulama yang mensyarahi Rotib ini dari penyusun Ratib, Syekh Abdullah bin ‘alawi al-Haddad Radliyallahu ‘anhu bahwa orang yang rajin membaca rotib ini maka Allah akan menjaga negaranya dari beberapa cobaan dan siksaan.
Faedah lainnya, bertambahnya kekayaan, barokah dan kebaikan di rumahnya.
Orang yang rajin membaca Ratibul Haddad setiap hari, maka tidak akan bahaya baginya racun, hewan buas, reptil dan hewan-hewan lainnya.
Faedah yang lain dari membaca rotib ini bahwa akan hasil baginya husnul khotimah dan Allah akan memberikan pertolongan baginya untuk mengucapkan kalimat syahadat (di Akhir Hayatnya)†(Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, hal. 56)
Patut dipahami bagi para pembaca Ratibul Haddad bahwa faedah-faedah di atas tentunya sekiranya tanpa memalingkan niat utama membaca Ratibul Haddad yakni mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Semoga kita dapat mengamalkan Ratibul Haddad ini dengan istiqamah serta mendapatkan keberkahan dari penyusun Ratibul Haddad, Syekh Abdullah bin ‘alawi al-Haddad.
Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
diolah berbagai sumber
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply