matamaduranews.com-SUMENEP-Kiai Ali dan Barangbang merupakan dua nama yang tak bisa dipisahkan dalam lembaran sejarah Sumenep.
Seorang ulama besar, cucu ulama besar, dan keturunan langsung salah satu anggota Wali Sanga. Kiai Ali juga dikenal sebagai peletak ilmu tasauf di Sumenep.
Kisah karomah Kiai Ali begitu dikenal dan menjadi buah bibir warga Sumenep dari masa ke masa.
Kisahnya juga menjadi inspirasi warga Sumenep hingga di kemudian hari dalam memotivasi generasi muda. Ungkapan yang terkenal: mon bada oreng ta’ tao ngaji, kala ka motakka Ke Ali (kalau ada orang yang tidak bisa mengaji, berarti orang itu kalah dengan monyetnya Kiai Ali).
Ungkapan itu merujuk pada kisah ketegasan, ketelatenan dan kesabaran Kiai Ali dalam mendidik para santrinya. Bahkan, monyet piaraannya juga dikenal bisa membaca al-Quran dengan fasih.
Kisahnya bisa dilihat di edisi beberapa waktu lalu.
Sepeninggal Kiai Ali, Barangbang tetap menjadi jujukan para penimba ilmu. Baik dari kalangan bangsawan maupun masyarakat kebanyakan.
Dalam tradisi lisan maupun naskah kuna, Kiai Ali diketahui memiliki banyak anak. Namun yang menggantikan beliau dalam meneruskan estafet langgar kuna Barangbang justru adalah sang menantu yang arif dan tawadlu': Kiai Abdul Alim.
Kiai Abdul Alim menikah dengan Nyai Tenggina, salah satu putri Kiai Ali dengan isterinya yang merupakan anak Nyai Aminah Lembung, Bangkalan.
Nyai Aminah adalah putri Kiai Cendana, Kwanyar, Bangkalan.
Kiai Abdul Alim sendiri juga berdarah Kwanyar. Ayahnya, Kiai Abbas juga merupakan keturunan langsung Kiai Cendana.
Kiai Abbas, salah satu tokoh ulama sepuh Ambunten. Tepatnya di kawasan Batang. Kiai Abbas adalah putra Kiai Muban, juga merupakan salah satu tokoh ulama pembabat kawasan Ambunten.
Kiai Muban tercatat sebagai anak Kiai Syits. Dan Kiai Syits dikenal sebagai salah satu anak Kiai Cendana di atas.
Kambali pada Kiai Abdul Alim, tidak banyak kisah mengenai kiprahnya. Namun sepeninggal Kiai Ali, Barangbang tambah dikenal, dan keramat. Kiai Abdul Alim juga terkenal tawadlu', dan low profile. Makamnya terletak di sebelah timur pasarean Kiai Ali.
Kiai Abdul Alim berputra Kiai Daud. Kiai Daud dikenal juga sebagai sosok alim dan arifbillah. Beliau bahkan dikenal sebagai Kiai Ali II atau Kiai Barangbang II.
Kiai Daud banyak menurunkan tokoh-tokoh ulama besar di kalangan keraton. Salah satu anaknya, Kiai Muharrar diambil sebagai menantu oleh Pangeran Le'nan, salah satu putra Sultan Sumenep.
Kiai Muharrar juga diangkat sebagai Qodi atau Pangolo Nagara, dengan gelar Raden Panji Miftahul Arifin.
Salah satu anak Kiai Muharrar, Raden Bagus Hasan, merupakan pengasuh pertama pesantren Loteng Pangeran Kornel, Sumenep.
RM Farhan
Write your comment
Cancel Reply