Berwibawa adalah kata yang sering kali disemat-sandangkan pada seseorang yang memiliki kapasitas ilmu di atas orang-orang kebanyakan. Biasanya, kata ini juga sering disandangkan kepada seseorang yang memiliki kekayaan finansial melimpah. Kerena orang yang berilmu dan kaya dari segi ekonomi akan mudah menyuruh orang lain untuk mengikuti perintahnya. Pertanyaan yang paling mendasar, apakah orang yang tidak memenuhi target di atas tidak bisa berwibawa?
Dengan lahirnya buku yang berkover merah ini, pernyataan di atas bisa dipatahkan oleh pembaca ketika sudah membacanya dengan tuntas. Karena untuk menemukan benang merah dari pertanyaan di atas, buku karangan Manggala Prayoga ini mengurai dengan jelas tentang cara-cara seseorang untuk menemukan sikap wibawa.
Melalui buku berjudul “Menjadi Pribadi Tegas dan Berwibawa Setiap Saat dan di Semua Situasiâ€, penulis memberikan pemaparan tentang bagaimana cara agar menjadi pribadi yang tegas dan berwibawa dalam setiap kondisi. Dalam bukunya, Mandala Prayoga, mendeskripsikan secara spesifik bagaimana menjadi pribadi yang siap dalam segala aktivitas dan situasi. Sebab, sikap berwibawa tidak melulu harus lahir dari sesuatu yang berbau materi.
Agar mencapai wibawa, seseorang harus memiliki pikiran yang positif terhadap sesuatu, karena dengan pikiran seperti ini, seseorang akan selalu berusaha dan berproses untuk menjadi pribadi yang baik. Jika hal ini benar-benar dilakukan, maka orang lain dengan sendirinya mendukung usaha kita, sehingga pada akhirnya orang lain di sekitar kita akan (tanpa disadari) mengikuti apa yang kita paparkan. Dengan begitu untuk menjadi wibawa, seseorang tidak perlu kaya ataupun pandai dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Cukup berpikir positif saja, sebab orang yang selalu berpikir positif akan dianggap pintar oleh orang di sekitarnya. Semakin positif pikiran seseorang, maka orang tersebut akam memiliki peluang besar untuk menuju perubahan yang lebih baik. (Hal. 16)
Dengan memiliki pemikiran yang positif, kita tidak mudah menuduh orang, mengklaim sesuatu yang masih belum diklarifikasi ke-valid-an data yang dimiliki, dan enggan untuk menyebarkan berita-berita yang berbau provokatif. Yang mana, semua hal akan membuat orang lain terjerumus dalam ruang atau kubangan kebohongan. Oleh karenanya, seolah menjadi wajib bagi semua individu agar memiliki pemikiran yang positif. Sebab dengan begitu, negara ini dapat mewujudkan cita-citanya.
Seperti yang disinggung di atas, buku ini mengulas bagaimana menciptakan kepribadian yang tegas dengan akal yang selalu positif. Banyak poin yang dicantumkan dalam buku ini. Serta per-poinnya dibahas dengan santai dan menggunakan bahasa yang rigan, sehingga sangat pas untuk dijadikan teman di waktu luang untuk mengintrospeksi diri. Dengan seperti itu, saat ingin menyerap pemaparan yang disuguhkan oleh penulis tidak perlu mengernyitkan dahi.
Sebagai testimoni, Mandala Prayoga menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian yang positif, yaitu selalu memengarah pada kasih sayang, harapan, kebenaran dan suka cita-cita. (Hal. 20). Dengan empat poin ini, seseorang akan mendapat perlakuan baik dari orang lain, karena kita sudah menanamkan mindset positif kepada orang lain.
Selain dari itu, ada beberapa cara yang lebih efektif untuk menciptkan pribadi yang positif, seperti rileks, konsentrasi, tekad kuat dan buang emosi, keyakinan, ciptakan kebahagiaan, pengawasan pikiran dan ikhlas. Delapan poin ini penting dalam menjadikan diri kita sebagai pribadi yang selalu memiliki pemikiran yang positif. Namun poin-poin ini terasa kurang saat dibaca, karena penulis tidak menyertakan contoh yang riil atau dilema yang terjadi saat ini dalam penerapan di kehidupan sehari-hari.
Meskipun demikian, buku ini tetap layak untuk dibaca oleh semua kalangan, utamanya bagi orang tua, guru, akademisi atau aktivis yang ingin mengontrol diri dan orang lain. Selain itu, kehadiran buku ini menjadi pintu masuk untuk menemukan jati diri kita yang sesungguhnya agar selalu memiliki pikiran positif, sehingga menemukan sikap wibawa. Serta buku ini layak diapresiasi karena telah berhasil menyuguhkan hal-hal baru tentang penataan diri yang lebih progresif dalam memilih sesuatu untuk mengarungi masa depan yang tak tahu seperti apa.
*Mahasiswa INSTIKA HES Guluk-guluk, Sumenep, Madura.
Write your comment
Cancel Reply