matamaduranews.com-SUMENEP-Memasuki hari ketiga Penyusunan Profil TBC dan Rencana Aksi Desa (RAD) dalam penanggulangan TBC Desa Grujugan, Kecamatan Gapura, Sumenep, Rabu (5/05/2021) pembahasan makin meruncing.
Kegiatan yang digelar Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan Pemerintah Desa Grujugan sejak Senin (3/05) itu, sudah masuk pada pembahasan situasi TBC di Desa; permasalahan dan tantangannya.
Pembahasan situasi TBC di Desa Grujugan itu dipandu oleh fasilitator dari Lakspesdam PCNU Sumenep, Ferly Agus Saputra dan masih berlangsung di Balai Desa.
Ferly, panggilan akrabnya, mengajak peserta penyusunan profil dan RAD agar memberi jawaban dari masalah-masalah yang terjadi di masyarakat tentang penanggulangan TBC, terutama di Desa Grujugan.
Kemudian peserta menjawab dengan rinci satu persatu, yang masalahnya teridentifikasi ke dalam dua kategori, yakni masalah teknis dan masalah non teknis.
Untuk masalah teknis antara lain; kurang kesadaran masyarakat tentang TBC, penanganan TBC kurang maksimal, alat pengaman diri (APD), kurang gizi, fentilasi rumah, dan putus minum obat.
Adapun masalah non teknis antara lain; dukungan pemerintah desa terhadap penanggulangan TBC, harus ada regulasi Pemda dan Desa, masyarakat tidak paham TBC dan penderita TBC mayoritas masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
"Masalah-masalah yang kita identifikasi adalah apa yang terjadi di masyarakat tentang penanggulangan TBC, terutama di Desa Grujugan. Peserta memberi jawaban dengan rinci satu persatu, yang akhirnya kita bagi menjadi Masalah Teknis dan Masalah Non Teknis," ujar Ferly.
Baca Juga: STPI Susun Profil dan RAD Guna Tanggulangi TBC di Grujugan
Sementara itu, Sukri sebagai petugas lapangan STPI memandu pembahasan strategi atau solusi dari semua permasalahan yang telah ditemukan peserta.
Solusi dari masalah teknis adalah memberikan edukasi pada masyarakat agar paham tentang TBC dan cara penanggulangannya. Kemudian diperlukan sinergitas antara kader TBC, pasien dan pihak Puskesmas (PJ TB) dalam mempercepat hasil laboraturium dari dahak yang dikirim kader TBC, dan Pasien TBC juga harus selalu pakai masker agar tidak terjadi penularan.
"Pemerintah desa harus memberikan bantuan terhadap pasien TBC dalam upaya peningkatan gizi, fentilasi kamar dibuka tiap pagi agar sinar matahari dan udara masuk, dan pihak keluarga harus mendampingi pasien TBC dengan baik agar minum obat secara teratur," jelas Sukri.
Sedangkan masalah non teknis antara lain pemerintah desa harus mendukung penuh program pencegahan dan pengendalian TBC, sosialisasi pengetahuan dan penanggulangan TBC di tiap-tiap RT.
"Pengembangan ekonomi terhadap pasien TBC yang kurang mampu harus dilakukan, dan diperlukan adanya peraturan Bupati tentang penanggulangan TBC," imbuh Sukri.
Lebih lanjut, petugas lapangan STPI itu menegaskan, besok adalah hari terakhir penyusunan profil TBC dan RAD dalam penanggulangan TBC di Desa Grujugan dengan agenda penyusunan draf RAD.
"Draf rencana aksi desa dalam penanggulangan TBC adalah sebagai pijakan Pemerintah Desa Grujugan dalam penanggulangan TBC. Saya berharap kegiatan besok berjalan lancar dan menghasilkan RAD yang baik," harap Sukri
Rusydiyono, Mata Madura
Write your comment
Cancel Reply