matamaduranews.com-SUMENEP-Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep menargetkan Lapangan Gotong Royong Pajagalan menjadi Taman Budaya. Fasilitas umum yang menjadi tempat ajang seni dan kreativitas masyarakat Sumenep ini sebelumnya sudah di-rebranding menjadi Lapangan Kesenian Sumenep (LKS). Namun, Sekretaris Disparbudpora Sumenep, Raisul Kawim menilai rebranding tersebut kurang berhasil memfungsikan Lapangan Gotong Royong sebagai pusat ajang kreativitas seni dan budaya bagi masyarakat. "Makanya kita punya target Lapangan Gotong Royong dijadikan Taman Budaya," kata Raisul Kawim, Selasa (7/12/2021). Dia menyebut rencana menjadikan Lapangan Gotong Royong sebagai Taman Budaya merupakan target jangka pendek. Tak sekadar rebranding semata, Kawim juga memaparkan agenda pasca peluncuran lapangan yang berada di depan Kantor Disparpudpora itu sebagai Taman Budaya. "Kita akan komunikasi dengan para pelaku seni reguler untuk menghidupakan Taman Budaya ini. Tiap tiga bulan ada festival, follow up-nya go TMII Jatim dan Pusat," terang Kawim penuh semangat. Target Disparbudpora Sumenep menjadikan Lapangan Gotong Royong sebagai Taman Budaya direspon Amin Bashiri, salah satu pegiat kesenian Sumenep. Menurut Amin, rencana itu sangat bagus. Namun, Amin menegaskan tidak perlu rebranding seperti sebelumnya. "Rencana menghidupkan itu bagus, tapi tidak perlu mengubah nama. Jadi, nanti namanya Taman Budaya Lapangan Gotong Royong," kata Amin, Kamis (9/12/2021). Disparbudpora Sumenep diharapkan Amin jangan sampai menghilangkan nama Lapangan Gotong Royong. Pasalnya, nama itu sudah melekat di ingatan masyarakat. "Kalau memang ingin menghidupkan, tidak perlu mengubah nama. Tapi bagaimana Lapangan Gotong Royong itu benar-benar bisa menjadi taman budaya yang sebenarnya bagi pegiat seni budaya Sumenep dari sisi fasilitas dan lainnya," tegas Amin. (*)