Oleh: Sofi Hidayat*
Seluruh lapisan masyarakat saat ini sedang digemparkan dengan fenomena merebaknya jenis virus baru yang di kenal dengan Covid-19 yang sedang melanda dunia. Virus ini tidak seperti umumnya, karena penularannya sangat cepat. Sehingga, perkembangbiakan virus ini sangat pesat, bahkan sudah lebih dari tiga juta orang terinfeksi dan lebih dari dua ratus ribu orang meninggal akibat terindikasi virus ini.
Sudah banyak negara-negara yang sistem perekonomiannya anjlok bahkan hancur akibat pandemi Covid-19 atau masyarakat Indonesia lebih banyak menyebutnya dengan virus Corona. Indonesia juga tidak luput dari serangan virus ini hingga sampai tgl 29 April 2020 lalu, pemerintah mengumunkan sudah lebih dari sembilan ribu masyarakat yang sudah terpapar, sehingga pemerintah harus menerapkan peraturan PSBB dan karantina wilayah agar dapat menghambat penjalaran virus ini. Orang-orang yang  terinfeksi virus ini kemungkinan akan mengalami gangguan pada sistem pernafasan, bahkan juga bisa sampai gagal dalam pernafasan, sehingga dapat menyebabkan kematian apabila tidak cepat ditangani.
Di Indonesia sendiri sudah banyak daerah yang  terinfeksi virus ini. Jika dikalkulasi sudah banyak daerah-daerah yang  berada dalam zona merah, tingkat orang yang terinfeksi virus ini sangat tinggi. Daerah yang banyak terinfeksi virus ini mayoritas adalah kota-kota besar atau metropolitan seperti di Depok, DKI Jakarta dan wilayah-wilayah lainnya.
Saat ini Indonesia sedang melaksanakan beberapa penerapan pengupayaan beberapa hal untuk mengurangi penyebaran virus ini, yaitu dengan memberlakukan larangan mudik bagi masyarakat yang merantau ke ibu kota dan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) oleh pemerintahan untuk mengatasi penularan virus ini. Karena Indonesia merupakan negara yang lumayan padat penduduk, maka pemerintah pertama sudah memberi anjuran untuk sementara isolasikan diri di rumah dan membuat peraturan bagi semua masyarakat untuk sementara waktu tidak terlalu keluar rumah guna mencegah melakukan kontak langsung dengan orang-orang sekitar. Artinya kita diperintahkan untuk berdiam dulu di rumah supaya penyebarannya virus ini dapat diperlambat, manfaatnya juga menyebabkan rantai penyebaran virus ini dapat diputus.
Tidak sedikit kerugian yang sudah dialami oleh berbagai negara akibat tidak berputarnya roda perekonomian, entah dari sektor perindustrian, perhotelan, pertanian dan perwisataan. Alhasil, semua itu membuat perekonomian Negara terhambat, apalagi banyak devisit Negara dikeluarkan untuk penanganan virus ini. Imbasnya, Negara yang masih berkembang seperti Indonesia perekonomiannya semakin menurun, bahkan banyak perusahan yang bangkrut, sehingga mengakibatkan para pegawainya harus di-PHK.
Stigma masyarakat tentang Covid-19 ini terlalu fanatik, sehingga menganggap virus ini sangat berbahaya dan sampai menyebabkan kematian. Tapi sebenarnya tidak demikian. Riset mencatat kebanyakan orang yang meninggal dunia tidak hanya murni dari virus ini, tapi juga diakibatkan oleh faktor komplikasi yang disebabkan oleh faktor usia, yang mana imun tubuhnya lemah. Seperti di Italia tingkat kematiannya lebih dari tiga belas persen dari total yang terinfeksi dua ratus ribuan dan rata-rata yang meninggal dunia akibat virus ini adalah orang yang berusia 70 tahun ke atas.
Para ahli berpendapat bahwa cara menangkal atau menyembuhkan orang yang terinfeksi oleh virus ini yaitu dengan memperbanyak Vitamin C di tubuh kita, karena dapat memperkuat imun pada tubuh kita. Sebab ketika ada penyakit atau virus yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan langsung bereaksi untuk mengirim imun agar penyakit dan virus yang ada dalam tubuh dibunuh, sehingga tubuh bisa kembali sehat dan mempunyai kekebalan akan penyakit itu. Sedangkan menjemur tubuh kita di waktu pagi  dapat menambah kekebalan pada tubuh kita, dan  apabila kita melakukan rutinitas ini di rumah setiap hari akan membuat kita terhindar dari segala penyakit ataupun virus.
Sebenarnya banyak teori-teori yang dihubung-hubungkan dengan pandemi ini, entah teori konspirasi, politik dan ekonomi. Â Berawal dari negara China yang mendeklarasikan diri bahwa negaranya adalah negara yang tidak terkalahkan dari sektor perekonomian dan disusul oleh Amerika Serikat yang mengeluarkan dua puluh satu negara dari status berkembang menjadi negara maju, sehingga banyak negara-negara berkembang yang sebelumnya mendapatkan perlakuan spesial dari perdagangan global, kini mereka harus membayar biaya lebih untuk bidang ekspor dan impor. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa ini adalah musibah yang siapa saja tidak dapat memprediksikannya. Dilihat sekarang Amerika Serikat menjadi negara dengan total lebih dari satu juta penduduknya terinfeksi oleh virus ini. Sedangkan negara-negara maju lainnya di Eropa juga terpuruk akibat menurunnya angka kesehatan dan perekonomian yang diakibatkan oleh pandemi ini.
Di Indonesia, banyak respon positif dari apa yang sudah dijalankan oleh pemerintah kita, baik dengan melarang seluruh rakyat agar sementara berdiam diri di rumah dan mencegah berkumpul dengan orang-orang agar mencegah penyebaran virus ini. Tapi perlu diingat bagi seluruh masyarakat untuk tidak terlalu takut dengan situasi ini, karena apabila kita sudah berusaha menjaga pola hidup sehat, maka tubuh kita akan terhindar dari segala jenis penyakit yang menyerang tubuh. Kejadian seperti ini tidak pernah diperkirakan akan menyerang kesehatan di dunia khususnya di Indonesia. Kita sebagai masyarakat harus sadar bahwa pentingnya menjaga kesehatan dan berwaspada, namun tidak boleh berlebihan.
Pendapat saya sendiri tentang wabah Covid-19 yang sudah menyebar di Indonesia khususnya di wilayah saya di Madura, mungkin tidak terlalu banyak yang terjangkit dibandingkan dengan daerah lain. Di Madura sendiri dari empat kabupaten hanya kabupaten Sampang yang masih berada di zona hijau atau tidak terjangkit virus ini. Apabila pemerintah daerah dan rakyat kompak saling bahu-membahu dalam melindungi dan menjaga agar daerahnya aman dari seranagn virus Corona ini, maka ke depannya akan terus steril dan akan menjadi contoh yang baik untuk daerah dan kabupaten lainnya, sehingga akan menjadi pemicu peningkatan kesadaran terhadap masyarakat yang masih bandel untuk mematuhi peraturan pemerintah dan anjuran para tenaga medis.
Di Madura mayoritas penduduknya beragama Islam. Banyak madrasah, pesantren dan surau yang setiap harinya selalu dipadati oleh masyarakat untuk melaksanakan ibadah. Untungnya, para ulama dan para tokoh ikut serta menyadarkan masyarakat yang masih awam akan bahayanya virus ini, sehingga banyak pesantren sebelum masuk bulan Ramadhan santrinya dipulangkan lebih awal untuk bisa menghindari kerumunan supaya menjadi contoh kepada masyarakat sebagai bentuk kekhawatiran para ulama dan tokoh tentang pentingnya menjaga kesehatan. Bagi kami masyarakat Madura dan kaum santri kita mengikuti semua anjuran baik dari segala pihak yang mana dalam agama kami hifdzul nafs (menjaga raga) juga merupakan bentuk ibadah dan pengabdian terhadap pemerintah dan tuhan. Sehingga, mengikuti perintah Allah dan Rasul serta Pemerintah adalah suatu kewajiban yang akan selalu diutamakan, mengingat kita juga mempunyai kewajiban menjaga dan melindungi satu sama lainnya.
Pamekasan, 30 April 2020
*Mahasiswa Prodi PBA Fakultas Tarbiyah IAIN Madura.
Write your comment
Cancel Reply