Blog Details Page

Post Images
matamaduranews.com-SUMENEP-Kiai M Faizi, suami almarhumah Nyai Makkiyah bin binti Ashim bin Suruji menulis catatan pendek untuk mengenang detik-detik sang istri menghembuskan nafas terakhir. Tulisan Kiai Faizi ini menjadi viral karena banyak netizen yang membagikan di berbagai aplikasi media sosial. Sebelum tulisan Kiai Faizi beredar. Ibnu Hajar, Penyair asal Sumenep ikut membuat status bait cinta yang pernah dibuat Kiai Faizi untuk sang istri. "Engkau memang bukan segalanya bagiku  tapi nyaris" (madah makkiyah- M. Faizi)," begitu Ibnu Hajar kolega Kiai Faizi memposting di akun facebooknya sambil menyertakan foto almarhumah dengan Kiai Faizi yang tampil mesra. Berikut Catatan Kiai Faizi MAKKIYAH Istri saya, Makkiyah binti Ashim bin Suruji bin Abdul Ghafur (atau binti Arifah binti Zainullah bin Miftahul Arifin), wafat malam ini, Selasa malam Rabu, pukul 22.00, 2 Muharram 1443 H atau 10 Agustus 2021, pada usia 39 tahun. Mohon dimaafkan atas segala kekhilafan yang beliau lakukan selagi hidup. Terutama menyangkut haqqul adami atau hubungan sesama antar-manusia, tanggungan dan janji yang belum terlunasi, mohon kiranya sudi menghubungi saya. Persis sebulan yang lalu, 10 Juli 2021, beliau berpesan kepada saya. “Baju saya sudah hampir selesai dijahit, Kak, tinggal ngepasin dengan tubuh saya untuk dibawa pergi ke Surga,”. Yang jelas, baju yang dia maksud bukanlah baju sehari-hari. Ketika itu, saya menanggapinya dengan guyon dengan berkata, “Biasanya, tukang jahit itu selalu molor, Kukira, bajumu masih lama yang bakal selesai digarap.” Maklum, dia menyampaikan wasiat itu dalam tidur setengah terjaga. Jadi, anggap saja itu situasi alfa dan teta. Lagi pula, lengan kanannya bengkak, sakit yang ia tanggung selama empat bulan. Hari demi hari, setelah itu, ia meminta manonaktifkan akun Facebook dan membagi-bagikan pakaiannya untuk teman-temannya, menjelaskan utang-piutangnya, serta pesan-pesan lain yang sangat rinci, termasuk tempat ia bakal dikuburkan nanti. Salah satu pesannya adalah: "kalau nanti saya mati, mohon tahlil cukup dengan para santri saja, Kak. Saya takut membuat orang berkerumun karena saat ini pandemi (kira-kira begitu pesan beliau). Bengkak di lengan pun perlahan mengecil, seperti sembuh,". Tapi, tubuhnya semakin lemah. Begitulah akhir kisah. Maka, berdasarkan wasiat-wasiat beliau, rencana tahlil memang saya rancang untuk terbatas saja, dengan para santri dan famili dan dimulai hari ini, bakda asar, pukul 15.30, di rumah saya, PP Annuqayah daerah Al-Furqaan Sabajarin. Namun, apabila ada orang yang bergabung, tentu saya tidak bisa menolaknya. Yang jelas, saya telah berniat untuk menunaikan pesan almarhumah kepada saya. Dengan demikian, apabila Anda melakukan pembacaan doa/tahlil di rumah Anda, baik sendirian ataupun mengajak santri atau teman, itu sudah sangat cukup dan sama dengan takziyah kepada saya sekaligus tahlil kepada almarhumah. Terima kasih untuk semua yang menolong dan membantu saya, terutama sejak almarhumah sakit hingga saat ini, saat pakaian yang ia katakan sebulan yang lalu itu sudah pas untuk dikenakannya pergi. انّا لله و انّا اليه راجعون M Faizi....
Sumenep Sumenep Sumenep Catatan Kiai Faizi Detik-detik Istri Menghembuskan Nafas Terakhir Kiai Faizi
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Featured Blogs

Newsletter

Sign up and receive recent blog and article in your inbox every week.

Recent Blogs

Most Commented Blogs