Kesehatan
Cara Dinkes P2KB Sumenep Atasi Stunting
matamaduranews.com- Dinkes P2KB (Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Sumenep memiliki berbagai cara untuk mengurangi penderita stunting di Kabupaten Sumenep.
Sejak Agus Mulyono menjabat Kadinkes P2KB Sumenep, pada tahun 2019, prevalensi stunting di Sumenep di angka 32%. Pada tahun 2021. Penderita stunting Sumenep tersisa 29,4% dari 60 ribu balita Sumenep. (Sumber Data: Survei Status Gizi Indonesia/SSGI 2021).
Bupati Sumenep Achmad Fauzi melalui Dinkes P2KB merumuskan Program GETTS untuk melakukan dua pola pencegahan dalam penurunan Stunting dan TBC.
Program kolaboratif ini tidak hanya tenaga kesehatan. Semua elemen dilibatkan dalam program GETTS. Seperti organisasi perempuan, TNI, Polri dan pemerintah desa. Dengan harapan, program GETTS berjalan lancar dan sukses guna mencegah dan menurunkan kasus TBC dan Stunting.
Atasi Stunting
Penderita stunting disebabkan berbagai faktor. Seperti, kurang asupan gizi, kesehatan ibu dan anak, fasilitas layanan kesehatan yang kurang memadai, kurangnya sanitasi dan akses air bersih, hingga isu sosial ekonomi.
Dalam program GETTS itu, Dinkes P2KB melakukan program pendampingan Bumil KEK dan Baduta serta membuat Satgas Penting (Satuan Tugas Peduli Stunting) di setiap  desa.
Selain itu, tenaga kesehatan terus melakukan pembinaan kepada Penyuluh KB di wilayah Kabupaten Sumenep. Termasuk mengimbangi rasio cakupan tenaga Penyuluh KB agar para ibu-ibu hamil dan menyusui sadar akan pentingnya asupan gizi anak dan menjaga kesehatan ibu dan anak.
Kolaborasi berbagai elemen dalam penanganan Stunting di Sumenep akhirnya terasa. Para ibu hamil dan bayi sudah banyak terasupi makanan gizi yang baik. Penurunan stunting hanya satu bagian dari delapan indikator untuk menyebut masyarakat sejahtera. (*)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply