Post Images
matamaduranews.com-SUMENEP-Mathur Husyairi mengaku tak habis pikir melihat sejumlah pembangunan proyek APBD Sumenep di kawasan objek wisata Gili Labak, Sumenep. Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur ini menilai banyak pembangunan di Gili Labak yang terkesan asal membangun tanpa perencanaan yang matang. "Ada bangunan tandon air. Sejak selesai dibangun kata warga tak pernah diisi air untuk dimanfaatkan. Ini apa maunya proyek kok asal bangun," tulis Mathur yang diterima redaksi Mata Madura, Jumat pagi (28/5/2021). Lebih dari itu, Mathur menyebut banyak bangunan di kawasan wisata Gili Labak yang sudah tak berfungsi dan sudah rusak. "Faktornya bisa kualitas jelek dab perencanaan asal bangun," sambungnya. Bahkan Mathur menyebut ada pekerja yang melaksanakan proyek di Gili Labak yang menyisakan utang mamin ke pedagang Gili Labak dengan kisaran variasi. Ada yang Rp 2 juta hingga Rp 8 juta.  " Utang itu tak dibayar sampai sekarang. Ini miris sekali," terangnya menambahkan. Mathur Husyairi mengamati langsung sejumlah proyek di objek kawasan wisata Gili Labak yang hanya dihuni 33 KK. Katanya,"Banyak bangunan mangkrak alias tak berfunsgi di Wisata Gili Labak Sumenep. Ini proyek asal dibangun," sebutnya. Mathur datang ke Gili Labak pada hari Jumat, 20 hingga 21 Mei 2021. Mathur sengaja bermalam di pulau itu untuk menikmati suasana Gili Labak. Berikut Foto-Foto Proyek di Gili Labak hasil amatan langsung Mathur Husyairi. TANDON: Proyek Instalasi Air Minum/ Air Bersih APBD TA 2016. Sejak dibangun hingga sekarang mangkrak alias tak berfungsi. Proyek ini berfungsi sebagai penyedia Air Bersih atau Air Minum bagi 33 KK warga Gili Labak dan wisatawan Gili Labak. Menurut keterangan warga, tandon ini menyediakan dua paralon. Satu paralon seharusnya ada di tepi pantai yang mengalirkan air bersih (air minum) dari kapal/perahu tangki ke tandon. Satu paralon dari tandon mengalirkan air ke tiap rumah warga. Anehnya sejak tandon dibangun tak sekalipun diisi air bersih dari OPD Pemkab Sumenep. "Ini jelas bermasalah dalam perencanaan dan asal dikerjakan atau diserap anggarannya," tulis Mathur. Anggaran sebesar Rp 149.352.000 hanya untuk bangun tandon air dan dibiarkan begitu saja. Pelaksananya CV Maya Perdana DIVING: Proyek lanjutan pembangunan diving dari Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga dengan anggaran Rp 104.750.000. Bangunan ini sudah rusak dan dibiarkan begitu saja. Kualitas bangunan jelek karena dua sisi dak yg dicor (atap) sudah bocor dan air masuk ke dalam bangunan. Plafon juga ambruk dan tak ada manfaatnya untuk kegiatan diving maupun snorkling. Pelaksana CV Al Ichlas, tanpa tahun anggaran. GERAI UMKM: Ini barangkali bangunan untuk gerai UMKM. Proyek dari Disperindag juga mangkrak, tanpa papa nama proyek atau prasasti. Dibangun begitu saja tak dimanfaatkan. Peruntukannya juga tak jelas. Terkesan asal dibangun kemudian ditinggalkan. Banyak bangunan yang sudah rusak alias ambrol. hambali rasidi
Sumenep Sumenep Sumenep Mathur Husyairi Wisata Gili Labak Komisi E DPRD Jatim

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru