matamaduranews.com-SUMENEP-Pemakaman lawas di Bukit Pal, Batang-batang, Sumenep, Madura, yang baru ditemukan warga akibat tertimbun dalam waktu yang relatif lama, diduga berusia ratusan tahun.
Sejauh ini, kesimpulan dari beberapa pakar dan pemerhati sejarah, pemakaman kuna di sana belum bisa dipastikan estimasi tahunnya.
Menurut M. Hairil Anwar, dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sumenep kepastian masa, tokoh, sekaligus kaitannya dengan penguasa setempat masih memerlukan proses penelitian sekaligus kajian panjang.
“Tidak bisa langsung memastikan tokoh, masa hidup, dan keterkaitan, khususnya dengan pihak keraton atau pusat pemerintahan di Sumenep. Untuk makam di Batang-batang itu lokus kajian sepertinya perlu diarahkan ke pemimpin distrik Timur Daya terlebih dahulu,†kata pria berkacamata ini, Ahad, (12/04/2020).
Setelah itu, lanjut Hairil, ketika berhasil terlacak, baru dapat dikaitkan dengan siapa yang menunjukkan pemimpin di distrik tersebut.
Sejauh ini, jika dilihat dari kondisi makam, bahan dan sedikit hasil identifikasi, perkiraan atau dugaan kuatnya makam-makam kuna di situ termasuk tipe makam yang berusia belakangan. Sekitar abad 18 hingga pertengahan abad 20.
Area pemakaman lawas itu juga sejatinya bercampur dengan pemakaman baru.
Sedikitnya, ada sekitar 3 hingga 5 makam yang paling tua, di antara puluhan makam yang baru ditemukan tersebut.
Sayangnya, makam-makam yang diperkirakan lebih tua itu tidak memiliki penanda berupa prasasti pada nisannya. Nisannya juga sederhana. Sehingga praktis tak ada petunjuk sama sekali perihal identifikasi tokoh maupun masanya.
Namun uniknya ada dinding yang berbentuk gunungan di belakang nisan bagian kepala. Lengkap dengan simbol-simbolnya. Seperti simbol bulan sabit. Langgam tersebut khas Sumenep.
Ada dua makam yang dipastikan memiliki dinding berbentuk gunungan itu.
“Estimasi tahunnya belum bisa dipastikan. Diperkirakan eranya pasca Mataram Islam. Hanya yang jelas, gaya atau langgamnya ini khas Madura,†jelas Hairil.
Dua nisan dengan angka tahun
Dari hasil temuan Komunitas Ngopi Sejarah (Ngoser), ada dua nisan yang memiliki goresan petunjuk. Semacam prasasti. Di masing-masing nisan itu ada penyebutan angka tahun. Diduga kuat, salah satu nisan bertarikh tahun hijriah.
Batu nisan bertarikh 1382, di bukit Pal Batang-batang. (Foto/Istimewa)
“Salah satu nisan bertuliskan angka 1382. Kemungkinan besar tahun Hijriah, karena sebelumnya disebut bulan Syawal. Menunjukkan keterangan wafat,†kata Ja’far Shadiq dari Komunitas Ngopi Sejarah yang juga survey ke lokasi, Sabtu (11/04/2020).
Angka itu jika dikonversi ke Masehi sekitar akhir bulan Februari hingga Maret tahun 1963. Sekitar 57 tahun yang silam, atau pasca kemerdekaan RI.
Batu nisan bertarikh 1231 di bukit Pal Batang-batang. (Foto/Istimewa)
Sedangkan di nisan lainnya, terdapat angka 1231. Diduga juga tahun Hijriah. Bulannya tidak jelas. Diperkirakan bulan Shafar, karena ada hijaiyah shad.
“Jika dikonversi ke tahun Masehi sekitar tahun 1816. Kalau di Sumenep, kala itu masuk masa pemerintahan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat,†kata Ja’far.
Siapa tokoh-tokoh di bukit Pal?
Keberadaan tokoh-tokoh di makam lawas itu masih menyisakan misteri. Pasalnya, tidak ada keterangan nama atau identitas pemilik makam-makam tersebut.
Jika dikaitkan dengan asal-usul dan sejarah Batang-batang, tentu keberadaan tokoh-tokoh tersebut tidak populer dalam sejarah. Apalagi, hasil amatan para pakar dan pemerhat sejarah menunjukkan bahwa usia jirat tidak sampai dua setengah abad.
“Kalau makam yang dikenal di kawasan sini hanya Buju’ Lanjang,†kata seorang warga setempat yang kebetulan bertemu Mata Madura di lokasi makam bukit Pal.
Makam Buju’ Lanjang tepat di belakang SMPN 1 Batang-batang. Makam itu diberi atap atau cungkup. Siapa Buju’ Lanjang, juga tidak satupun warga yang ditanyakan di lokasi makam bukit Pal yang bisa menjawabnya.
“Ke depan, mungkin perlu diadakan semacam kajian sejarah lokal. Karena selama ini kita hanya bisa menduga-duga saja. Melihat gaya atau model makam yang di antaranya berlanggam Jawa, bisa jadi ini makam tokoh-tokoh luar Batang-batang yang ditugaskan dan wafat di sini,†kata Hairil Anwar.
RM Farhan
Write your comment
Cancel Reply