matamaduranews.com-SUMENEP-Perahu rombongan pengantin asal Desa Tanjung Kiaok, Kecamatan/Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep yang hilang kontak, akhirnya ditemukan di Pulau Sitangger, Sulawesi Selatan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, perahu yang hilang kontak setelah beberapa jam perjalanan dari Pulau Sailus pada Selasa (18/02/2020) lalu itu, memuat 9 orang rombongan pengantin menuju Pulau Sapeken, Sumenep.
Pencarian pun dilakukan oleh polisi bersama sejumlah pihak, hingga dibantu Basarnas Nusa Dua Bali menggunakan Armada SAR 229. Namun, hingga Ahad (23/02/2020) siang kemarin, hasilnya masih nihil.
Baca Juga: Perahu Rombongan Pengantin asal Sapeken Terdampar di Pulau Sitangngir Sulawesi Selatan
Barulah pada Ahad malam, sekitar pukul 20.00 WIB beredar kabar di kalangan wartawan bahwa kapal 'SURGAKU' yang membawa rombongan pengantin itu telah ditemukan.
Sejam kemudian, informasi tersebut dibenarkan oleh Kapolres Sumenep, AKBP Deddy Supriadi melalui Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S.
"Alhamdulillah selamat semua. Posisi korban dalam keadaan selamat dan sehat di pulau Sitangngir (kini disebut Sitangger, red) Sulawesi Selatan," ujar AKP Widiarti.
Baca Juga: Sisir Perairan Sulawesi hingga Sapeken, Basarnas Bali Belum Temukan Perahu Rombongan Pengantin
Menjelang tengah malam tadi, Bu Widi menjelaskan lebih detail kronologi ditemukannya perahu rombongan pengantin asal Desa Tanjung Kiaok, Pulau Sapeken tersebut.
Pihak Polres Sumenep, kata dia, mendapat berita ditemukannya perahu 'SURGAKU' pada pukul 20.15 WIB, Ahad (23/02/2020) malam, dari Hasani (48), Ketua BPD Desa Tanjung Kiaok.
"Hasani memberikan keterangan bahwa Kapal Surgaku yang memuat 9 orang yang sempat hilang kontak telah ditemukan dalam keadaan aman dan ada di Pulau Sitangger Provinsi Sulawesi Selatan," jelas AKP Widiarti.
Baca Juga: Perahu Rombongan Pengantin asal Sapeken Hilang Kontak di Perairan Sulawesi
Menurut keterangan Jamik selaku nakhoda, pada saat itu kapalnya mengalami mati mesin, sehingga terdampar di Pulau Sitangger (sebelumnya disebut Sitangngir) Sulawesi Selatan, yang tidak berpenghuni.
"Lalu ada kapal ke pulau tersebut, akhirnya Jamik (nakhoda) kontek ke Pulau Sapukat memberitahukan kepada saudaranya bahwa mereka semua dalam keadaan selamat," terang Widi.
Rafiqi, Mata Madura
Write your comment
Cancel Reply