Gaya Hidup
Batik Tulis Melati; Batik Tulis Sumenep yang Melegenda
matamaduranews.com-SUMENEP-
Batik Tulis Melati sudah lama dikenal. Namanya sudah melegenda. Tak sedikit orang luar Sumenep memilih Batik Tulis Melati sebagai souvenir atau sekedar oleh oleh jika datang ke Sumenep.
Home industri Batik Tulis Melati bertempat di Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, Sumenep.
Lokasinya sebelah barat Pom Bensin Pakandangan. Posisi di selatan jalan raya.
Tidak sulit untuk menemukan home industri ini karena di pinggir jalan ada papan penunjuk yang cukup besar, papan bertulis Bank BPRS Bhakti Sumekar.
Jika masuk ke selatan sekitar 30 meter. Setiap orang akan disambut pemandangan sebuah rumah yang penuh dengan batik tulis karya warga Sumenep.
H Zaini, sudah lama dikenal sebagai ahli membatik dan mewarnai. Termasuk juga warna alami yang memanfaatkan daun-daunan, akar, dan kulit pohon.
H Zaini bercerita, usaha yang digelutinya merupakan warisan dari kakek dan ayahnya yang memang sudah lama menjadi pengrajin batik.
Bisa dibilang, darah batik H Zaini sudah mendarah daging dalam pribadinya.
“Saya meneruskan dari orang tua tahun 1977. Untuk pastinya kapan usaha ini berdiri, saya kurang tahu,†ungkapnya mengawali cerita seperti dikutip mata sumenep, 2015 lalu.
H Zaini mengaku keahlian membatik yang dimilikinya adalah hasil dari belajar langsung kepada sang bapak semenjak masih kecil.
Namun, pada tahun 1979-1980, ia juga mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan Disperindag Sumenep, semakin memantapkan pengetahuannya dalam membatik.
Termasuk menjadi delegasi dalam Pelatihan Pewarnaan yang bertempat di Balai Besar Yogyakarta pada tahun 1986.
Sejak saat itu, keahlian membatik H Zaini semakin ter-asah dan produk batik yang dihasilkannya pun mulai mendapat tempat di hati masyarakat.
Tak heran jika pada tahun 1991. Batik Tulis Melatik pernah mendapat orderan dari PT Garam sebanyak 1.300 potong batik.
“Waktu itu, saya senang karena mendapat orderan besar. Cuma saya juga minta sedikit bayaran di muka untuk pengadaan bahan. Maklum kurang modal,†kenangnya saat ditemui Mata Sumenep.
Memang, problem modal menjadi hambatan dalam laju produksi Batik Tulis Melati.
Seandainya tidak ada suntikan modal, H Zaini memastikan usahanya bisa jalan di tempat atau gulung tikar.
Karena itu, H Zaini sangat bersyukur dan gembira dengan adanya program dari Bank BPRS Bhakti Sumekar yang sangat memerhatikan usaha-usaha rumahan, seperti Batik Tulis Melati, milik H Zaini.
“Saya merasa sangat terbantu, mas. Dengan bantuan pengadaan modal yang diberikan oleh Bank BPRS dapat memacu produktivitas kami. Jadi kalau misalnya ada pesanan dalam jumlah banyak baik dari dalam atau dari luar kota, kami tidak merasa kebingungan lagi,†ujar Haji Zaini memberikan testimoni.
Setelah menjadi partner BPRS Bhakti Sumekar, usaha H Zaini kian berkembang.
Saat itu, H Zaini membawahi 67 karyawan yang tersebar di sejumlah desa.
“Setiap tahun kami mengadakan pelatihan untuk menambah karyawan baru. Alhamdulillah dapat menyediakan lapangan pekerjaan kepada orang lain,†tambah H Zaini memberi keterangan.
Market Batik Tulis Melati
Popularitas Batik Tulis Melati mendapat tempat di Jawa Timur maupun di kota lainnya.
Model promosinya memanfaatkan momen pameran di Jakarta maupun di kota-kota Jawa Timur.
Seperti pameran di Banyuwangi beberapa waktu lalu, H Zaini mendapat banyak order dari warga setempat.
Soal harga batik, Haji Zaini mematok harga terendah Rp 75 ribu-Rp 100 ribu untuk batik kualitas rendah.
Harga Rp 150 ribu–Rp 300 untuk kualitas sedang. Harga Rp 350 ribu–Rp 500 ribu untuk kualitas baik.
Sedangkan harga tertinggi Rp 1,2 juta dengan berbagai pilihan warna alam atau kimia.(*)
sumber: Majalah Mata Sumenep
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply