Post Images
Fenomena politik menyambut Pilpres 2024. NU dan PKB dipandang bukan penentu kemenangan Paslon. Figur yang berpotensi menjadi menang versi para lembaga survei-bukan dari NU atau PKB.  Malah Sekjen PBNU, Syaifullah Yusuf menawarkan orang luar (Erick Tohir) yang baru dapat sertifikat dari Banser-sebagai figur Cawapres pilihan warga NU. Sementara Ketua PKB (Cak Imin) seperti berjuang seorang diri untuk dapat posisi Cawapres. Tanpa dukungan dari PBNU. Redaksi mendapat kiriman tulisan dari seorang santri yang peduli tentang NU dan PKB. Berikut analisis singkatnya.   MOH. ILYAS matamaduranews.com-NU dan PKB kurang open, terkesan masih setengah hati mau menerima keinginan masuknya tokoh orang luar, yang bukan sekedar mau numpang populer, tapi bersungguh-sungguh mau berkhidmat. Selama ini NU dan PKB masih setengah hati mau melepas atau menyerahkan pucuk pimpinan kepada orang luar yang memiliki reputasi dan sumber daya melimpah. Katakanlah pengusaha kakap miliader, yang dididik dan di kader meskipun dengan cara simultan. Saya kira tak begitu penting trah dia berasal. Yang penting maslahat untuk NU. Bisa menjadi kuat PKB, dan menjadi benteng penahan terhadap segala macam godaan (ekonomi). Artinya Kalau NU dan PKB masih berkutat pada trah keturunan atau irisan zona tokoh kedaerahan, dan terjebak pada histori sanad-sanad keNU-an tersohih dalam mem-profilling calon kepemimpinan. Sementara yang dinilai punya sanad atau para almukarrom itu tak punya kekuatan kapital berlimpah, maka sepertinya NU dan PKB di sepanjang era akan tetap jadi incaran para broker politik yang hanya mau memanfaatkan keadaan. Penyebabnya karena ya itu tadi, bergaining posision NU dan PKB lemah dalam hal membangun jaringan dekat dengan sumber-sumber kapital. Padahal NU dan PKB punya daya tawar kuat dengan jutaan massanya yang melimpah. Tetapi faktanya tetap saja dipandang lemah. Maka itu ya..jangan salahkan bila para bohir politik masuk dengan cara lewat pintu samping; lewat titipan, lewat banom dan sebagainya. Sebab mereka paham betul NUdan PKB hidup dengan iuran anggotanya. Coba jangan setengah-setengah bila mau meng-NU kan mereka yang punya nawaitu mau masuk NU atau PKB. Carilah pengusaha berkelas dengan reputasi miljader dan punya jaringan luas dekat dengan sumber-sumber kapital lainnya. Selain tentu yang paling afdol punya komitmen kuat benar-benar mau berkhidmat untuk kemaslahatan NU maupun PKB. Apabila menilik perjalanan NU dan PKB, selama ini kurang apa? Jusuf Kalla NU tulen sudah pernah Wapres. Kiai Ma'ruf Amin saat ini juga sedang Wapres. Nah, NU dan PKB bisa ambil manfaat apa dari Jusuf Kalla? Pun dengan Kiai Ma'ruf Amin, meskipun beliau-beliau itu NU tulen. Coba dulu saat Pak JK Wapres, beliau dijadikan Ketum PBNU, lamar dan beri dia kepercayaan penuh meskipun tidak ber-trah keturunan kiai. Mungkin akan beda tradisinya..! Sebab NU itu tetap tidak bisa dilepaskan dengan tonggak kesejarahannya, yakni pernah dipimpin saudagar kaya raya HASAN GIPO yang diberi mandat sebagai Ketum PBNU pertama. Padahal HASAN GIPO bukan dari trah kiai, hanya pernah nyantri biasa ke Kiai Hasyim As'ari. *Kaum Sarungan, Peduli NU
Pkb NU Kiai NU Moh. Ilyas NU dan PKB Kurang Open Saudagar Ketua NU

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru