Politik
Jokowi Efek di Pilpres 2024
matamaduranews.com-Publik bertanya. Sejauhmana Efek Jokowi atau Jokowi Efek terhadap Paslon Prabowo-Gibran di Pilpres 2024?
Berapa persen kekuatan suara Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 nanti? Efektif-kah Jokowi Efek?
Tanpa disadari. Pertanyaan-pertanyaan itu juga diiringi kewaspadaan. Seperti disampaikan Bacawapres Mahfud MD usai mendaftat di KPU. Mahfud mewanti kepada TNI Polri agar bersikap netral dalam Pemilu 2024.
Pesan Mahfud MD itu sebenarnya tersirat. Meski dia berkata bakal bertindak jika ada oknum yang menggunakan aparat hingga infrastruktur negara untuk memenangkan paslon tertentu.
Arah pernyataan Mahfud jelas. Meski tak verbal. Saya kira publik juga paham jika gelaran Pilpres rawan dimanfaatkan oleh infrastruktur negara.
Yang sangat tampak di Pilpres 2019. Wajar jika Mahfud mewanti agar kejadian Pilpres 2019 tak terulang.
Pesan Mahfud secara tak langsung bisa mengurai: Gibran Rakabuming Raka anak sulung Jokowi ikut di Pilpres 2024. Presiden Jokowi sebagai Penglima Tertinggi TNI Polri juga berpotensi 'memanfaatkan' infrastruktur negara, seperti apa yang disampaikan Mahfud.
Itulah Jokowi Efek yang dikhawatirkan. Relawan Jokowi yang tergabung dari berbagai organ tak begitu perlu diwaspadai seperti disampaikan Mahfud.
Untuk melengkapi kewaspadaan, juga perlu dilihat dari perolehan suara Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2019 lalu.
Berdasar hasil akhir KPU di Pilpres 2019. Pasangan Jokowi-Makruf Amin di meraih suara 85.607.362 suara atau 55,50 persen suara. Sedangkan Prabowo-Sandi memperoleh 68.650.239 atau 44,50 persen suara. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.
Publik sudah mengerti jika suara Jokowi-Makruf Amin berasal dari gabungan Islam tradisionalis (NU), Islam modernis (Muhammadiyah), kelompok nasionalis dan pemilih organik. Lalu ditambah suara dari pemilih parpol pengusung, PDI-P, NasDem, Golkar, PKB, dan partai pengusung lainnya.
Sedangkan suara Prabowo-Sandi berasal dari gabungan kelompok Islam 212 (habib rizieq dkk), Islam perkotaan, kelompok nasionalis dan pemilih organik. Serta pemilih parpol pengusung, Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS.
Kini Jokowi 'bercerai' dengan PDI-P, PKB dan NasDem. Juga Prabowo tak lagi bersama dengan barisan PKS. Masih belum pasti, konon kelompok habib rizieq ikut keluar dari barisan Prabowo.
Anggap suara kelompok Habib Rizieq dkk tak lagi ke Prabowo-Gibran. Anggap saja suara kelompok Habib Rizieq dkk ke Pasangan AMIN (Anies-Imin). Tersisa harapan Prabowo-Gibran dari Jokowi Efek dan partai pengusung (PAN, Golkar, Demokrat dan Gerindra).
Menurut pengamat dan hasil survei, pemilih partai pengusung tak bisa dijadikan referensi linier dengan pasangan Pilpres. Menurut survei Litbang Kompas, hanya empat partai yang masuk kategori suara pemilih sejalan dengan pilihan dari partai politik pilihannya. Yaitu, PDI-P, Gerindra, Nasdem, dan PKS. Empat partai ini, pemilihnya sejalan dengan pilihan partai di Pilpres.
Seperti hasil rilis survei litbang kompas, sebanyak 62,2 persen pemilih PDI-P akan memilih Ganjar. Pemilih Gerindra sebanyak 62,3 persen akan menjatuhkan pilihan ke Prabowo.
Lalu dari mana suara Prabowo-Gibran? Benarkah suara Jokowi Efek untuk Prabowo Gibran?
Pengamat masih belum mengungkap secara verbal potensi suara Jokowi Efek. Kecuali suara dari Relawan Jokowi. Padahal, Jokowi Efek itu berpotensi meraih suara signifikan. Maklum, Jokowi masih berkuasa sebagai presiden.
Itulah sekelumit potensi suara Paslon Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 yang perlu diwaspadai. (hambalirasidi)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply