matamaduranews.com-BANGKALAN-Aksi ratusan mahasiswa dari berbagai elemen Kabupaten Bangkalan menolak UU Cipta Kerja dan Impor Garam, pada Selasa (13/10/2020) menjadi topik ciutan Mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, Dr Rizal Ramli.
Melalui akun twitternya, Dr Rizal Ramli memposting berita aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Trunojoyo Bergerak hingga memblokade akses Jembatan Suramadu.
"Ada yg sesumbar: "Tidak ada niat menyusahkan rakyat". Itu hanya retorika2 kosong. Tapi kebijakannya ber-kali2 sangat-sangat merugikan rakyat,"Â begitu ciutan Rizal Ramli di akun twiter pribadinya yang diunggah pada Rabu (14/10/2020) pukul 08.00 WIB.
Kepada pemerintah, pakar ekonom itu menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin tidak dinilai dari ucapan. Mereka akan dinilai merakyat dari tindakan dan kebijakan yang diambil.
"Pemimpin itu dinilai dari tindakan, strategi dan kebijakan2nya, bukan dari seringnya nggombal," cuitnya di akun twiternya.
Cuitanya Rizal Ramli tersebut, sudah ada 2.186 like dan 743 retweet dari para netizen.
Adapun salah satu komentar netizen dari aku twiter @momohendra "Akibat pilih pemimpin "wong cilik" orang kita aja milih Ketua RT dicari yg berbebet, bibit, dan bobotnya bagus... Ehh pilih pemimpin negara cari "wong cilik" akhirnya ya retorika aja isinya" tulisnya membalas postingan Rizal Ramli.
Adapun dari akun twiter @Wiwinirawan mengatakan "Ini demo gegara pemerintah tidak pro petani garam dan selalu impor. ngaco, nggak ada niat tapi kebijakannya selalu bukin susah rakyat" tulisnya.
Rizal Ramli mengomentari aksi mahasiswa di pintu masuk Jembatan Suramadu yang dilakukan mahasiswa yang mengatasnamakan Trunojoyo Beergerak.
Peserta aksi itu terdiri dari HMI, GMNI dan IMM menggelar demo dengan memblokade jalan pintu masuk Jembatan Suramadu sisi Madura hingga membuat kemacetan 3 KM.
"Kita minta pemerintah supaya tidak impor garam dari luar Indonesia, jika ini dilakukan kasian petani garam,†kata Koordinator Aksi, Rossy saat menyampaikan orasinya di pintu gerbang Suramadu.
Kata Rossy, kebijakan impor garam dianggap sebagai masalah serius bagi keberlangsungan dan kesejahteraan petani garam, khususnya di Madura.
“Impor garam itu sama saja mematikan petani garam di Madura,†paparnya.
Di sela-sela orasinya, para demonstran lalu menaburkan sekitar dua ton garam. Aksi dilakukan karena harga garam yang merosot drastis dan tidak ada kepekaan dari pemerintah akan nasib petani garam.
Syaiful, Mata Madura
Write your comment
Cancel Reply