Politik
Akankah Megawati Tunduk Kepada Jokowi?
matamaduranews.com-Sang Kapten dan Sang Nakhoda Nasdem, Surya Paloh benar - benar menunjukkan kelasnya sebagai seorang politisi yang lincah dan menarik perhatian.
Ibarat pemain bola, Sang Kapten mampu membagi bola liar kepada seluruh pemain dan diharapkan mampu di golkan oleh seluruh pemain didalam tim partai Nasdem.
Bola liar itu bernama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa. Surya Paloh sadar betul bahwa didalam timnya ada tiga kategori pemain, kategori satu adalah kategori yang berkarakter sebagai pendukung Anies Baswedan, kategori kedua yang berkarakter sebagai pendukung Ganjar Prabowo dan kategori ketiga adalah kategori tengah yang tak mau terpolarisasi dengan kubuh yang selama ini terbelah sebagai pendukung Anies dan pendukung Ganjar.
Disinilah sejatinya terjawab mengapa hasil rakernas Nasdem tidak memasukkan rekomendasi nama Prabowo dan Puan.
Dengan merekomendasikan tiga nama diatas, sejatinya Surya Paloh ingin menegaskan siapapun presidennya dari tiga calon rekomendasi rakernas, maka Nasdem lah pemenangnya.
Kemunculan nama Ganjar Pranowo tentu sangat menarik untuk dianalisa lebih jauh, mengapa? Karena Ganjar Pranowo adalah kader PDIP dan didukung oleh istana dan oligarki. Sementara didalam tubuh PDIP sendiri sudah memunculkan nama Puan sebagai calon.
Lalu apakah kemunculan nama Ganjar Pranowo dalam rakernas Nasdem tanpa sepengetahuan Jokowi? Disinilah muncul berbagai spekulasi.
Hubungan SP dengan partai koalisi pendukung pemerintah tentu sangat baik dan bahkan sehari sebelum rakernas, Jokowi mengundang ketua - ketua partai koalisi untuk bertemu di istana didahului dengan makan bersama.
Tentu Surya Paloh tak ingin mengintervensi apa yang sudah menjadi pilihan partai - partai mitra koalisi, namun dengan memunculkan nama Ganjar yang kader PDIP, Surya Paloh ingin mengatakan bahwa ada kader PDIP selain Puan yang dilirik oleh partai partai diluar PDIP.
Kemunculan nama Ganjar disatu sisi tentu akan membahagiakan Jokowi, karena Ganjar adalah orang yang digadang - gadang oleh Jokowi dan oligarki untuk melanjutkan kepemimpinannya. Disatu sisi yang lainnya tentu akan membuat Megawati dan PDIP menjadi gundah dengan pilihannya terhadap Puan.
Jokowi tentu berharap kemunculan Ganjar akan mengulang sejarah yang dilakukan tahun 2013, ketika Megawati masih berharap maju menjadi calon presiden, namun karena popularitas dan elektabilitas Jokowi meningkat, akhirnya Megawati pun menyerahkan tiketnya untuk Jokowi.
Akankah Megawati akan rela menyerahkan tiket untuk Puan kepada Ganjar? Semua serba mungkin dan tidak ada yang bisa menjamin.
Bagi Megawati tentu tidak ingin PDIP kalah dalam perhelatan pemilu 2024, namun juga tidak boleh PDIP jatuh ketangan orang lain selain trah Soekarno. Menyerahkan tiket ke Ganjar Pranowo tentu akan membahayakan kelangsungan trah Soekarno menjaga marwah dan ruh PDIP.L
Bagi Megawati pilihan menang Pemilu dengan memberikan tiket kepada Ganjar dan menjaga keberlanjutan trah Soekarno agar tetap bisa mengawal PDIP merupakan pilihan yang sulit dan dilematis.
Next:
Menyerahkan tiket calon presiden kepada Ganjar tentu akan membuat kubuh Jokowi akan semakin berjaya dan ini akan berbahaya bagi trah Soekarno di PDIP. Akankah Megawati tunduk untuk menyerahkan tiket kepada Ganjar?
Bagi Megawati menjaga PDIP tetap dibawah pengawalan trah Soekarno jauh lebih penting dibanding seorang calon presiden yang didukung tapi menjadi ancaman bagi trah Soekarno.
Sehingga pilihan Megawati adalah tetap menjaga PDIP dan mengantarkan tiket calon presiden kepada orang yang loyal dan tunduk terhadap tugas partai yang diberikan.
Kalau melihat pengalaman masa lalu tahun 2013 dengan menyerahkan tiket ke Jokowi, nampaknya tahun 2024, Megawati nampaknya akan sulit merekomendasikan nama Ganjar sebagai calon presiden, karena Megawati dan PDIP sudah punya calon yaitu Puan Maharani.
Apalagi ditambah hubungan Ganjar dan beberapa pengurus DPP terlihat tak harmonis. Sehingga ini akan semakin menegaskan kemana arah tiket calon presiden yang akan diberikan.
Kalau melihat pengalaman masa lalu tahun 2013 dengan menyerahkan tiket ke Jokowi, nampaknya tahun 2024, Megawati akan sulit merekomendasikan nama Ganjar sebagai calon presiden, karena Megawati dan PDIP sudah punya calon yaitu Puan Maharani.
Apalagi ditambah hubungan Ganjar dan beberapa pengurus DPP terlihat tak harmonis. Sehingga ini akan semakin menegaskan kemana arah tiket calon presiden yang akan diberikan.
Bagi Nasdem tentu ini juga akan menjadi kemenangan, karena NasDem masih punya bola lagi yaitu Anies Baswedan dan Andika Perkasa.
Kalau sudah begini, bagi Megawati dan PDIP tentu akan berusaha mendekatkan Puan dengan capres selain Ganjar.
Anies - Puan akan menjadi pilihan aman bagi Megawati dan PDIP agar tetap dibawah rawatan trah Soekarno.
Pilihan mendekatkan Puan kepada Anies adalah kemenangan Megawati dalam pilpres dan kemenangan trah Soekarno dari ancaman kelompok PDIP diluar trah Soekarno yang akan berupaya menyingkirkan Megawati dan trah Soekarno dari PDIP.
Duet Anies - Puan tentu akan membuat Megawati bisa tidur nyenyak menjaga PDIP dibawah rawatan trah Soekarno.
Duet Anis - Puan dalam pandangan trah Soekarno sejatinya adalah kemenangan Indonesia dan kemenangan trah Soekarno di PDIP.
Bagi kita semua yang mencintai Indonesia dan perdamaian, memenangkan Anies adalah sebuah keharusan tanpa harus berdebat siapa yang akan menjadi pendampingnya.
Apresiasi kepada Surya Paloh yang mampu menjadi nakhoda yang baik menyelamatkan Indonesia dan Nasdem dengan langkah brilliannya merekomendasi tiga nama.
Bagi relawan Anies Tetap sabar dan istiqomah untuk mengawal perubahan, dan yang lebih penting siaplah menerima perubahan dengan membuka diri dan menerima siapapun yang akan mendampingi Anies mengawal perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang adil dan sejahtera, Indonesia yang bangkit melawan oligarki.
sumber: kempalan
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply