Post Images
matamaduranews.com-Pernyataan Shin Tae-yong (STY) yang akan tinggalkan Timnas apabila Ketua Umum PSSI, Iwan Bule juga mundur jadi perbincangan netizen. Salah satu netizen, @zal_m_zulfaqor menulis di twitter: Ga nyambung Coach, ga nyambung, & ga ada hubungannya. Ini budaya Korea. Apaan dah makin ga nyambung. Titik permasalahan ada sirkel policymakers. Shin Tae-Yong, ga jualan tiket, ngatur jam tayang, keamanan suporter. Lebih make sense Ibul manfaatin rasa sayang rakyat kepada STY. @The_RedsIndo juga membuat status yang bernada kecewa karena Shin Tae-yong tak bisa memilah persoalan. Dia sebenarnya senang atas kepemimpinan pelatih asal Korea Selatan. Tapi dengan pernyataan itu, dia menulis begini: Gue suka banget Shin Tae-Yong. Tapi dengan statement barusan, jadi kecewa banget. Kalau mau mundur berdua langsung mundur aja, ora masalah. Kami suka anda karena anda pelatih Timnas, tidak lebih. Diluar kalian berdua, semua Exco juga harus mundur. Reformasi total!   Dari aneka komentar pecinta bola atas sikap Shin Tae-yong. Dhimam Abror Djuraid menulis panjang tentang viralnya Shin Tae-yong yang hendak mundur dengan embel-embel Ketum PSSI. Berikut tulisan Dhiman yang dikutip dari situs kempalan.com. TAGAR STY Out menjadi trending topics di media sosial beberapa hari ini. Tagar itu berisi seruan agar Shin Tae-yong (STY) pelatih tim sepak bola nasional Indonesia mundur dari jabatannya. Seruan itu muncul setelah STY ‘’menantang’’ akan mengundurkan diri jika Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, mengundurkan diri karena didesak oleh netizen dan penggemar sepak bola Indonesia. Tagar STY Out merupakan buntut dari kasus tragedi Kanjuruhan yang memakan korban 132 orang tewas. Polisi sudah menetapkan beberapa tersangka, kapolda Jawa Timur sudah dicopot, tetapi publik masih belum puas, karena ketua PSSI masih tetap kukuh dengan pendapatnya bahwa dia tidak bersalah dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban. Tuntutan agar Iwan Bule mundur muncul dalam bentuk petisi online yang sudah ditandatangani oleh puluhan ribu orang. Kecaman terhadap Iwan Bule muncul dari banyak kalangan. Tetapi, Iwan Bule tetap tidak merasa bertangung jawab. Kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang memeriksanya, Iwan Bule menyodorkan sejumlah aturan yang menyatakan bahwa semua kejadian dalam pertandingan sepak bola berada dalam tanggung jawab PT LIB (Liga Indonesia Baru). Karena itu, direktur utama LIB, Akhmad Hadian Lukita ditetapkan sebagai tersangka, dan Iwan Bule merasa dirinya sudah bersih dan tidak akan tersentuh oleh tanggung jawab hukum sama sekali. Tetapi publik tidak akan membiarkan Iwan Bule melenggang tanpa tanggung jawab. Desakan dan tuntutan supaya Iwan Bule mundur bukan mereda tapi malah mengeras. Iwan Bule merasa terdesak dan mencoba mencari pembelaan. Salah satu pembelaan datang dari Agum Gumelar, mantan ketua umum PSSI yang sekarang menjadi dewan pembina PSSI. Agum membela Iwan Bule dan memintanya untuk tidak mengundurkan diri. Kata Agum mengundurkan diri tidak akan menyelesaikan masalah. Agum melihat bahwa dengan mendatangi korban dan memberi santunan Iwan Bule sudah menunjukkan tanggung jawabnya. Pembelaan Agum tidak banyak membawa efek. Desakan kepada Iwan Bule untuk mundur tetap keras dan makin bergelombang. Tiba-tiba saja STY masuk ke lapangan dan membuat unggahan di akun pribadinya membela dan memasang badan untuk Iwan Bule. STY menyebut prestasi sepak bola Indonesia tidak bisa dilepas dari peran Iwan Bule. STY menyebut Iwan Bule tokoh yang mencintai sepak bola dan punya komitmen kuat untuk memajukan sepak bola Indonesia. STY sedang menjadi darling sepak bola nasional. Ia sukses mengatrol ranking FIFA Indonesia naik 21 poin ke posisi 152 setelah mengalahkan Curacao dua kali berturut-turut. STY membawa timnas senior lolos putaran final Piala Asia 2023. STY juga sukses membawa timnas U-20 lolos ke putaran fina Piala Asia 2023 di Uzbekhistan. Untuk kali pertama dalam sejarah sepak bola Indonesia timnas U-20 bermain di Piala Dunia. Kali ini Indonesia ketiban rezeki nomplok karena menjadi tuan rumah Piala Dunia, Juni tahun depan. Karena menjadi tuan rumah, Indonesia secara otomatis mendapat hadiah ikut bermain di Piala Dunia. Dibanding negara-negara peserta lain Indonesia dianggap sebagai tim pupuk bawang. Tetapi, di bawah STY publik sepak bola Indonesia menaruh harapan besar, paling tidak bisa lolos dari fase grup. Hal ini bisa saja menjadi mission impossible, mengingat persaingan yang sangat keras di turnamen ini. Tapi, di bawah STY nothing is impossible. Sebagai pemain STY pernah bermain di Piala Dunia. Sebagai pelatih ia sukses membawa timnas Korea mengalahkan timnas Jerman di Piala Dunia 2018 di Korea Selatan. Faktor tuan rumah dan keahlian STY meracik taktik dan strategi menjadi kekuatan yang bisa menjungkalkan raksasa Jerman. Hal itulah yang diharapkan bakal dilakukan STY ketika nanti membawa Indonesia di Piala Dunia. Tapi, insiden Kanjuruhan bisa membuyarkan harapan itu. Komentar STY yang memasang badan untuk Iwan Bule membuat publik sepak bola Indonesia marah. Tantangan STY pun dijawab dengan munculnya tagar STY Out yang menjadi trending topics di jagat maya. Tidak ada sepak bola seharga nyawa. Apalagi ratusan nyawa. STY dianggap tidak menghormati korban tragedi Kanjuruhan. Lebih dari itu, STY diangap berpolitik dengan membela Iwan Bule. Sikap STY itu memunculkan kecurigaan adanya aktor yang memaksanya untuk membuat unggahan itu. Tragedi Kanjuruhan bukan hanya memojokkan Iwan Bule. Korps kepolisian juga terpojok karena dianggap bertanggung jawab terhadap penggunaan gas air mata yang menyebabkan korban jatuh. Ada dugaan influencer dan buzzer digunakan untuk mengubah opini dan mengalihkan tanggung jawab dari polisi. Kasus ‘’penjual dawet’’ palsu yang akhirnya ketahuan identitasnya menunjukkan ada upaya framing untuk mengalihkan tanggung jawab dari polisi ke pihak lain. Tumpuan kesalahan itu sekarang dibebankan kepada LIB, panitia pelaksana pertandingan, dan suporter Arema. Narasi penjual dawet yang mengatakan bahwa suporter mabuk sebelum masuk ke stadion menjadi indikasi bahwa suporter harus bertanggung jawab terhadap tragedi ini. Youtuber Ade Aramando juga menuduh suporter Arema sok jagoan dan petentang-petenteng masuk ke lapangan untuk membuat ricuh. Unggahan Ade Armando ini membuat suporter Arema berang dan melaporkan Armando kepada polisi. Menko Polhukam Mahfud Mahmudin yang menjadi ketua TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta) mulai merasakan ruwetnya urusan bola di Indonesia. Ia membuat kesimpulan awal bahwa penyelenggaraan Liga Indonesia agak kacau. Hal ini dibuktikan dengan adanya saling lempar tanggung jawab antara PT LIB, PSSI, panpel, hingga Indosiar selaku broadcaster. Mahfud menyebut, jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan dapat membahayakan dunia persepakbolaan Indonesia. TGIPF belum mengeluarkan rekomendasi. Tapi bahwa terjadi saling menghindar dari tanggung jawab operasional lapangan menjadi tanda bahaya bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Wajar saja Mahfud kaget, karena dia baru kali ini mendalami kondisi sepak bola Indonesia. Mungkin Mahfud belum tahu ada tiga cabang olahraga yang populer di Indonesia, yaitu lempar, lari, dan panjat. Bukan lempar lembing, bukan lari 100 meter, atau panjat tebing. Tetapi, lempar tanggung jawab, lari dari tanggung jawab, dan panjat sosial. Ketika timnas Indonesia sedang moncer karena sukses di sebuah turnamen banyak yang melakukan panjat sosial dengan mengklaim jasanya atas sukses itu. Iwan Bule dan Menpora Zainuddin Amali ikut mejeng naik podium menerima piala, ketika timnas U-17 Indonesia menjadi juara AFF. Aksi ini dikritik banyak pihak, karena hal ini tidak lazim dan tidak sesuai dengan protokol. Hal itu juga terlihat sebagai upaya panjat sosial untuk mencari popularitas. Tetapi, ketika timnas U-17 secara memalukan digilas oleh Malaysia 1-5 dan gagal lolos ke Piala Asia, tidak ada komentar dari Iwan Bule. Dan sekarang, ketika 132 suporter meninggal dan ratusan luka-luka, Iwan Bule dengan enteng berkata, ‘’Bukan tanggung jawab saya’’. Ketika dia selesai memenuhi panggilan TGIPF ia menghilang tidak mau menemui wartawan yang menyanggongnya. Nilai dasar olahraga adalah sportivitas. Nilai utamanya adalah respek, penghormatan kepada semua stakeholder olahraga. Cara-cara yang ditunjukkan Iwan Bule jauh dari respek dan sportivitas. (*) sumber: kempalan
Shin Tae-yong Iwan Bule Pelatih Timnas Ketum PSSI

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru