matamaduranews.com-Timnas Indonesia akan bertanding lawan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2021, Rabu (29/12) malam ini. Rakyat Indonesia berharap Asnawi Mangkualam dkk bisa menang, sehingga memuluskan jalan untuk merebut gelar juara. Minimal meraih hasil seri.
Pasalnya, setelah leg pertama, Timnas Indonesia masih harus tampil lagi di leg kedua, Sabtu, 1 Januari 2021.
“Di atas kertas, Thailand lebih unggul dibanding Timnas Indonesia. Kemampuan pemainnya merata di segala lini, mulai belakang, tengah, dan depan,†kata Hanafing, salah seorang mantan pemain Timnas Indonesia yang merebut medali emas di SEA Games 1991, Manila, Filipina.
Khususnya di fisik, Thailand lebih bagus dibanding Timnas Indonesia. Sedang dari segi teknik, kedua tim dinilai berimbang.
“Dari sekian banyak pemain Timnas Indonesia, hanya Asnawi Mangkualam yang punya fisik bagus, punya strong. Lainnya hanya teknik yang bagus, tapi strongnya rata-tara masih kurang,†tutur Hanafing.
Beda dengan Timnas Indonesia di SEA Games 1991. Saat itu, fisik para pemain rata-rata cukup bagus karena sebelumnya telah digenjot dengan latihan keras oleh Anatoly Polosin, pelatih asal Rusia. Karena itu, Ferril Raymond Hattu dkk bisa meladeni permainan Thailand yang kala itu diunggulkan bakal juara.
Namun prediksi itu tidak terwujud. Timnas Indonesia yang semula kurang diunggulkan, justru tampil sebagai juara dan merebut medali emas sepak bola. Di final, Indonesia unggul 4-3 lewat adu penalti.
Sebaliknya dengan Timnas Indonesia di Piala AFF 2021. Meskipun secara teknik berimbang, tapi fisiknya tidak menunjang. Dengan kelemahan yang ada ini, Hanafing memrediksi pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong akan bertahan dengan menerapkan pola 5-4-1 pada leg pertama lawan Thailand, nanti malam.
“Kalau melakukan perlawanan terbuka, malah akan menjadi bumerang bagi Timnas Indonesia. Jadi, prediksi saya Shin Tae-yong akan menerapkan permainan bertahan, sambil melihat perkembangan sampai menit 30 atau 35,†ujar mantan pemain sayap kiri NIAC Mitra itu.
Artinya, dengan menerapkan pola 5-4-1, Shin Tae-yong berharap bisa melakukan counter attack jika ada kesempatan. Strategi ini pula yang diterapkan Shin Tae-yong saat lawan Vietnam di babak penyisihan Grup B. Juga saat menghadapi Singapura di leg pertama babak semifinal.
Namun, di leg kedua, Timnas Indonesia mencoba bermain terbuka dan nyaris kalah. Indonesia kewalahan menghadapi Singapura yang tampil dengan sembilan pemain. Bahkan, Asnawi Mangkualam dkk nyaris angkat kopor ketika Singapura mendapat hadiah penalti di menit terakhir jelang bubar.
“Untungnya penalti itu berhasil diblok penjaga gawang. Kalau masuk, habislah cerita Indonesia di Piala AFF 2021. Timnas Indonesia lolos ke babak final karena faktor lucky,†kata Hanafing.
Faktor lucky ini pula, menurut Hanafing, yang diharapkan berpihak pada Timnas Indonesia saat menghadapi Thailand di final Piala AFF 2021. Sebab, prediksinya, malam ini Timnas Indonesia bakal terus digedor oleh barisan penyerang Thailand.
Apalagi, lanjut Hanafing, selain punya barisan pertahanan yang rapat, Thailand punya dua wing back yang cukup bagus, selain Chanathip Sengkrasin yang dikenal sangat haus gol.
Pemain yang dijuluki Messi Thailand ini pula yang menjadi pencetak dua gol ke gawang Vietnam di babak semifinal leg pertama.
Apalagi Pratama Arhan tidak bisa tampil, sehingga kemungkinan besar Thailand akan menggedor dari rusuk kiri pertahanan Timnas Indonesia. Sebab kalau lewat rusuk kanan, Thailand agak kesulitan, karena di sana ada Asnawi Mangkualam yang tampil stabil sepanjang pertandingan.
“Saya kira, hasil seri cukup bagus bagi Timnas Indonesia di leg pertama ini. Kalau pakai pola menyerang, saya khawatir Timnas Indonesia malah kebobolan,†pungkas Hanafing. (kempalan)
Write your comment
Cancel Reply