matamaduranews.com-Sosok Syaikhona Kholil Bangkalan sudah tak asing bagi orang Madura. Para penulis juga tak kehabisan materi untuk mendeskripsikannya.
M Anwar Djaelani, salah satu penulis yang membukukan kelebihan Syaikhona Kholil Bangkalan.
Dia mendeskripsikan salah satu kelebihan sosok Syaikhona Kholil Bangkalan dalam mencetak banyak ulama di tanah Jawa dan Indonesia.
Lewat buku yang berjudul 50 Pendakwah Pengubah Sejarah, Anwar Djaelani menyebut kunci sukses Syaikhona Kholil Bangkalan dalam mencetak para santrinya menjadi ulama berpengaruh ada di metode mengajar. Yaitu, belajar dan praktek.
"Syaikhona Kholil Bangkalan mendidik santri-santrinya selalu menekankan sikap zuhud dan ikhlas ketika menuntut ilmu. Ajaran ilmu itu disampaikan kemudian harus dipraktekkan," tulisnya.
Tak mengherankan, para santri Syaikhona Kholil Bangkalan saat pulang ke kampung halamannya banyak yang menjadi ulama atau kiai atau ustadz yang berpengaruh.
"Di antara santri Syaikhona Kholil Bangkalan adalah KH Hasyim Asy’ari pendiri NU dan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhamamdiyah," sambung M Anwar Djaelani.
Syaikhona Kholil Bangkalan menjadi salah satu guru para kiai di Jawa dan Indonesia.
Dedikasi Syaikhona Kholil sebagai ulama atau guru kepada para santrinya membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Banyak santri Syaikhona Kholil Bangkalan tampil menjadi ulama panutan yang berpengaruh.
Kualitas keilmuan para santrinya sudah tak diragukan menurut umat.
Anwar Djaelani menjelaskan, Syaikhona Kholil Bangkalan sebagai salah satu ulama Madura memiliki metode tersendiri dalam menggembleng para santrinya.
Sebagai seorang pendidik, Syaikhona Kholil tidak hanya mengajar membaca kitab kuning lalu meminta santrinya mendengarkan dan menulis pelajaran, kemudian mempelajarinya dan menghafalkannya.
Lebih dari itu. Syaikhona Kholil Bangkalan disebut Anwar sebagai sosok kiai yang menjadi tauladan bagi santrinya dan bagi umat,
"Syaikhona Kholil selalu memikirkan umat/rakyat. Beliau tidak memposisikan dirinya sebagai seorang kiai intelektual yang hanya berada di dalam pesantren saja," tulisnya.
Syaikhona Kholil Bangkalan kerap turun ke masyarakat bawah. Melihat langsung tentang keadaan masyarakat. Sehingga bisa merasakan apa yang menjadi kesulitan umat/masyarakat.
"Syaikhona Kholil Bangkalan hadir sebagai pemimpin yang merakyat dan mengayomi semua kalangan," jelasnya.
Syaikhona Kholil lahir pada 27 Januari 1820 di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Bangkalan, Madura.
Beliau wafat pada 14 Mei 1923.
Syaikhona Kholil Bangkalan salah satu tokoh ulama yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
redaksi
Write your comment
Cancel Reply