matamadurasnews.com--Syaikhona Kholil Bangkalan adalah Ulama' sekaligus waliyullah yang sudah masyhur memiliki banyak karomah.
Salah satu Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan yang cukup masyhur adalah Tertawa dalam Shalat.
Hal itu diterangkan dalam buku "Surat Kepada Anjing Hitam : Biografi dan Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan" yang ditulis oleh Syaiful Rahman.
Syaiful Rahman, di dalam bukunya pada halaman 83, menulis salah satu Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan dengan judul "Tertawa dalam Shalat".
Menurut Syaiful, karomah tersebut terjadi ketika Syaikhona Kholil menjadi santri di pesantren Langitan Tuban.
Ketika itu, seperti lazimnya para santri. Syaikhona Kholil selalu ikut berjemaah dalam shalat lima waktu.
Pada suatu saat di tengah kekhusyu'an shalat Isya, tiba-tiba Syaikhona Kholil tertawa terbahak- bahak.
Karuan saja, hal ini membuat santri lain marah. Demikian juga dengan Kiai Muhammad Noer yang menjadi Imam Shalat saat itu.
Seusai shalat berjamaah, Syaikhonan Kholil dipanggil kiai untuk menanyakan maksud tawa dalam shalat . Dengan berkerut kening kiai bertanya:
"Kholil, kenapa waktu sholat tadi kamu tertawa terbahak-bahak. Lupakah kamu bahwa hal itu menggganggu kekhusyu'an sholat. Dan, shalatmu menjadi tidak sah," ucap Kiai Noer sambil menatap Syaikhona Kholil.
"Maaf kiai, waktu shalat tadi saya tidak dapat menahan tawa. Saya melihat kiai sedang mengaduk-aduk nasi di bakul, karena itu saya tertawa. Salahkah yang saya lihat itu kiai," jawab Syaikhona Kholil muda dengan tenang, mantap dan sangat sopan.
Kiai Noer terkejut. Di luar dugaannya, Syaikhona Kholil bisa mengetahui apa yang dipikirkan dirinya saat menjadi imam shalat.
Kiai Noer duduk dengan tengan menerawang lurus ke depan, lalu serta-merta sambil menarik nafas, lalu berbicara kepada Kholil muda:
"Kau benar anakku. Saat mengimami shalat tadi, perut saya, memang sudah sangat lapar. Yang terbayang dalam pikiran saya memang hanya nasi," ucap Kiai Noer secara jujur.
Sejak kejadian itu, kelebihan Kholil menjadi buah bibir, tidak saja di lingkungan pesantren Langitan, tetapi juga di sekitarnya.
Itulah salah satu Karomah Syaikhona Kholil tanpa ada maksud meremehkan sang guru.
Kholil tahu betul Kitab Ta'limul Muta'allim karya Syaikh Zarnujiy dan memahami betul kisah pertaubatan pengarang Kitab Alfiyah Syaikh Ibnu Malik saat meremehkan gurunya.
Kholil hanya memaparkan fakta. Sekali lagi hanya memaparkan fakta. Perjalanan Takdir bukan karena Kholil. Tapi, Kholil hanya perantara kehendak Allah. Hanya sekedar mediator.
Di balik peristiwa itu ada sesuatu pesan yang tersirat. Allah bermaksud menyempurnakan iman sang guru. (fauzy)
Write your comment
Cancel Reply