matamaduranews.com-Publik sudah tak asing mendengar nama Buya Arrazy Hasyim. Di usia yang masih muda, 36 tahun. Buya Arrazy-panggilan populernya-sudah menjadi selebriti di antara deretan nama-nama ulama dai tersohor Indonesia.
Salah satu ciri khas Buya Arrazy adalah kajian ilmu tasawuf secara terbuka, yang disiarkan lewat media sosial, chanel YouTube.
Sementara ulama lain memilih lebih berhati-hati membahas ilmu tasawuf. Jika pun membahas, cukup di majelis yang diikuti para santri setelah dibaiat oleh sang mursyid. Sebab, ilmu tasawuf banyak bicara hasil laku seorang pejalan. Sementara publik belum semuanya menjadi pejalan meraih makrifatullah.
Tulisan ini, sebatas mereview kisah asmara Buya Arrazy sebelum membangun biduk rumah tangga. Apalagi baru-baru ini Buya Arrazy berduka. Putra keduanya yang masih berumur 3 tahun, Hushaim Shah Wali Arrazy meninggal dunia. Setelah bermain dengan anak pertamanya menggunakan senpi milik polisi yang mengawal Buya Arrazy.
Setidaknya, tulisan ini mengungkap cerita dai muda kelahiran Kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Ya... cerita asmara bersama sang pujaan hatinya.
Semoga menginspirasi.
Mengutip dari chanel You Tube Dr. KH. Abdul Wahid Hasan, seorang literan/penulis dan dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Guluk-guluk, Sumenep, Madura, kisah cinta Buya Arrazy diceritakan.
Cerita kisah cinta itu terungkap ketika Buya Arrazy berceramah ke sejumlah ponpes di Madura. Seperti, Ponpes Maktab Nubdzatul Bayan, Ponpes Nurul Falah Bunangkah Pusat Pegantenan, dan Raudhatut Tholibin, Blaban, Batumarmar; Ponpes Nurus Salam Saba Tambak, Palengaan, Pamekasan. Terakhir di Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan.
Abdul Wahid Hasan menarasikan keharmonisan sosok Buya Arrazy bersama istrinya Neng Eli Ermawaty, seorang wanita asal Tuban yang sama-sama satu alumnus di Pondok Pesantren Darussunnah.
"Kisah perjalanan rumah tangga Buya Arrazy Hasyim dan Eli Ermawati layak dijadikan inspirasi bagi generasi muda sebelum membina biduk rumah tangga," tutur KH Abdul Wahid Hasan dalam pengantarnya.
Seperti dikutip media lokal, radar madura, Neng Eli Ermawati terlihat sering mendampingi Buya Arrazy, dari subuh sampai malam hampir penuh selama berhari-hari. Seperti Pekan Ngaji 7 Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata pada Rabu malam (5/1/2022).
Buya Arrazy mulai belajar di Pesantren Darussunnah, Ciputat pada 2004. Di pesantren itu, Buya Arrazy bertemu dengan Neng Eli Ermawati. Keduanya mulai belajar di Darus Sunnah International Institute of Hadith Science, Ciputat.
Neng Eli Ermawati mulai mondok tahun 2007. Sedangkan Buya Arrazy masuk lebih awal, sekitar 2004. Selisih tiga tahun di Darus Sunnah.
Setahun berada di pesantren, Neng Eli Ermawati belum mengenal sosok Buya Arrazy.
Suatu waktu, saat pengajian. Buya Arrazy diminta menggantikan Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub, yang sedang berhalangan mengajar.
Mendengar suara Buya Arrazy. Jantung Neng Eli berdecak kencang. Hatinya tersentuh.
Neng Eli menilai penjelasan Buya Arrazy yang kali pertama didengar sungguh menyentuh. Ditambah cara menjelaskan berbeda dibanding ustadz yang lain.
Waktu itu, Buya Arrazy masih berstatus mahasiswa semester akhir. Tapi sudah mulai diperkenalkan oleh sang pengasuh untuk mengisi ceramah ceramah agama.
Saat Neng Eli terkesima dengan sosok Buya Arrazy. Telinga Eli mendengar suara yang menyebut bahwa, ’itu calon suamimu’.
"Saat itu saya langsung bacakan Alfatihah untuk dia,†kenang Neng Eli seperti dikutip berbagai media.
Rasa rindu Neng Eli semakin membuncah. Namun, terhalang pembatas antara santri putra dan putri.
Meski tak bisa melihat langsung wajah pria yang mengisi hatinya. Hati Neng Eli sudah merasa damai apabila mendengar suara Buya Arrazy.
Begitulah kisah asmara Buya Arrazy dan Neng Eli.
Tapi Neng Eli punya kaidah sendiri.
â€Jadi kalau ada cinta pada pandangan pertama, bisa dibilang saya cinta pada pendengaran pertama,†cerita Neng Eli.
Keterbatasan syari tak mengubur rindu Neng Eli. Karenanya, di sela-sela aktivitas mondok. Neng Eli terus mengikuti pengajian Buya Arrazy.
Selang berapa tahun, perjalanan cinta keduanya berlanjut ke biduk pernikahan.
Pada 11 Juli 2010 keduanya menikah di Darus Sunnah. Hingga dikaruniai tiga putra yang masih belia.
Saat Buya Arrazy aktif berdakwah ke berbagai daerah. Beberapa hari lalu, musibah menimpa putra keduanya, Hushaim Shah Wali Arrazy yang masih berumur 3 tahun.
Buya Arrazy mengikhlaskan insiden itu sebagai takdir Allah. (*)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply