matamaduranews.com-"Apa yang sudah dilakukan Fauzi," bisik pendukung Bupati Fauzi di suatu tempat. Saya tatap dia sebentar. Lalu saya jawab dengan senyuman. "Neka serius. Jangan ramai-ramai," dia berusaha meyakinkan saya agar bisa menjelaskan apa yang ditanya. "Kaule ekocak reng dhalem polana," ucap dia menambahkan.
Pertanyaan serupa kerap saya dengar. Mereka ingin mencari refrensi kepada orang-orang yang bisa meyakinkan dirinya. Sebagai bekal jika ada orang bertanya. Apa yang sudah dilakukan orang yang didukung saat Pilkada lalu.
Pertanyaan serupa sebenarnya sudah lama saya lontarkan di Grup-Grup WhatsApp. Sengaja berharap para pendukung Bupati Fauzi membalas serius. Ditunggu-tunggu tak ada jawaban serius. Malah nyinyir.
Bagi pendukung sehati. Batin-nya pasti bertanya-tanya. Seperti kebanyakan. Itu hal alamiah. Kodrati manusia. Bila orang yang didukung dimasukkan dalam hati. Ada rasa gundah bila dituding negatif. Termasuk tak bisa berbuat apa-apa untuk Sumenep.
Yang nuding negatif itu juga wajar. Karena membanding-bandingkan dengan bupati lain. Juga bupati sebelum Fauzi. Yang membandingkan juga subjektif. Karena mengukur menurut dirinya. Yang dirasakan dirinya. Tanpa melihat secara koherensi.
Penilaian miring pertama terlontar atas kepemimpinan Bupati Sumenep Achmad Fauzi itu adalah kondisi ekonomi. Mereka menyerap keluhan banyak orang sejak Fauzi menjabat Bupati Sumenep bahwa ekonomi dirinya terseok-seok. Juga ekonomi banyak orang, katanya. Istilah lain, gun nyabe se akelbu'.
Fenomena banyak orang mengaku ekonominya lagi seret bukan karangan. Itu fakta. Tapi mereka lupa. Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia sebenarnya. Sejak Fauzi dilantik Bupati Sumenep akhir Februari 2021 lau.
Tahukah saat Fauzi dilantik itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mengalami kontraksi -2,07 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami deflasi atau penurunan drastis.
Konsumsi Rumah Tangga (RT) mengalami penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen. Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga mengalami penurunan dari 10,62 persen menjadi -4,29 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020. Otomatis. Tahun 2021 sejak Fauzi memimpin Sumenep. Kondisi pertumbuhan ekonomi masih minus. Tapi publik tak melihat itu. Ngertinya: Bupati Fauzi berbuat apa untuk Sumenep.
Bupati Fauzi lagi ngos-ngosan. Anggaran pusat yang hendak ditransfer ke daerah-daerah dikurangi. Dana APBD Sumenep yang tersedia diminta dialihkan ke penanganan pandemi covid-19.
Tahun 2021. Indonesia dan dunia global masih belum tuntas melewati pandemi Covid-19. Bahkan Indonesia mengalami puncak covid pada bulan Mei-Juni 2021. Kabar orang meninggal akibat covid selisih jam tersiar dari pengeras suara masjid dan mushalla.
Pasca pandemi berlalu. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan fiskal dan moneter. Bupati Fauzi merancang arah APBD Sumenep dalam rangka pemulihan ekonomi secara cepat. Ternyata kemampuan APBD Sumenep terbatas.
Sebanyak 85% dari APBD terserap untuk biaya rutin dan gaji ASN. Sisa sekitar 15 % untuk belanja masyarakat. Plafon Rp 2,6 triliun di APBD Sumenep tersisa Rp 390 miliar. Angka itu masih dibagi kepada program DPRD Sumenep sekitar Rp 100 miliar. Yang dikenal nama Pokir. Sisa Rp 290 miliar dibagi ke belasan OPD.
OPD yang banyak mengelola infrastruktur jalan, jembatan dan gedung dan transportasi, seperti PUPR dan Permukiman Perhubungan kebagian dana sekitar Rp 55 miliar dari APBD Sumenep. Kalau dibagi 27 kecamatan. Tinggal dihitung berapa miliar per kecamatan untuk dibangun jalan dan jembatan serta permukiman.
Beruntung ada Ketua Banggar DPR RI yang masih paman bupati. Tanpa dirancang lewat APBD Sumenep. Si ketua banggar menggelontorkan banyak dana APBN ke Kabupaten Sumenep. Nilainya kalau ditotal ratusan miliar. Hampir mendekati setengah triliun.
Yang dilakukan Bupati Fauzi dalam kondisi anggaran Pemkab Sumenep yang ngos-ngosan tak banyak diulik. Media banyak mengulas kegiatan seremonial bupati dan wabup. Termasuk komentar-komentar setelah Pemkab Sumenep dapat berbagai penghargaan atas prestasi kinerja bupati dan OPD.
Wajar apabila publik melihat yang dilakukan Bupati Fauzi sekedar mainan di medsos. Peresmian ini dan itu. Pola pikir publik sederhana. Ekonomi lancar dan pembangunan bisa dirasakan. Salah satunya jalan yang mulus.
Padahal Bupati Fauzi sudah banyak melakukan terobosan. OPD ada yang tanggap. Banyak program OPD yang terlihat progresnya. Katanya mulai dirasakan di 2024.
Terobosan Bupati Fauzi bisa kategori tak wajar. Apabila mengacu pada keterbatasan anggaran dengan tempo singkat dalam kondisi pertumbuhan ekonomi bangsa yang landai.
Bupati Fauzi melakukannya dengan model pentahelix. OPD mengikutinya. Salah wujud nyata yang dilakukan OPD itu mencipta Desa Pentahelix.
Kepala DPMD, Anwar Syahroni menarget cita-cita Bupati Fauzi bisa dirasakan publik pada tahun 2024.
"Kalau tahun sekarang baru selesai meletakkan fondasi. Bisa dikata sekarang Menuju Desa Pentahelix," ucap Syahroni kepada penulis saat ngobrol suatu waktu.
Syahroni menjabat Kepala DPMD awal 2022. Dia mengaku banyak hal yang sudah dilakukan sejak dirinya menjabat orang nomor wahid di DPMD. Tempo setahun lebih baru terlihat progresnya. Hasilnya nunggu tahun berikutnya. (hambali rasidi)
bersambung.....
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply