matamaduranews.com-Ratapan pilu dialami Sabiye. Seorang ibu Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kota Bangkalan ini lagi bingung karena tertunggak biaya pengobatan Rp 13 juta ke RSUD Moh Zyn Sampang usai membawa bayinya berobat dan meninggal dunia.
Usai dirawat di RSUD Zyn Sampang. Bayi Sabiye meninggal dunia. Sabiye sempat ditahan pihak rumah sakit karena sang suami tak sanggup menanggung biaya pengobatan.
Sampai sekarang. Sabiye tertunggak utang belasan juta rupiah ke RSUD Sampang. Sabiye lagi bingung mencari uang melunasi biaya pengobatan bayinya selama dirawat di RSUD Zyn Sampang.
Kejadian itu berlangsung pada April 2022 lalu.
Kejadian bermula saat Sabiyeh dengan kondisi hamil tua bertandang ke rumah neneknya di Sampang.
Beberapa hari kemudian. Sabiye melahirkan bayinya dengan selamat.
Sayang, beberapa hari kemudian. Bayi Sabiyeh mengalami kejang. Sabiyeh berinisiatif membawa ke RS Moh Zyn Sampang.
Setelah mendapatkan penanganan di RSUD Zyn Sampang. Bayi itu tak tertolong. Ajal menjemput bayi Sabiye.
Sabiyeh masuk kategori masyarakat kurang mampu. Dia tak bisa pulang dari rumah sakit. Kewajiban biaya selama perawatan di RSUD Sampang sebesar Rp 13 juta harus dibayar sebagai biaya pengobatan.
Uang belasan juta itu tak punya. Nilai rupiah itu tak kecil bagi ukuran Sabiye. Pihak RSUD Zyn Sampang sempat menahan Sabiye.
Kabar itu terdengar oleh salah satu anggota DPRD Sampang. Pak Dewan itu berkomunikasi dengan Pemkab Bangkalan.
Dengan komunikasi dan bantuan jaminan seorang tokoh. Sabiyeh bisa pulang pada Mei 2022 lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo menuturkan, semula pihaknya menyanggupi akan mengcover Sabiyeh karena memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Namun, setelah kartu Sabiye dicek. Kartunya sudah tidak aktif.
“Jika menggunakan dana dari Biaya Kesehatan Masyarakat Miskin (Biakesmaskin) tidak bisa karena terganjal regulasi. Aturan penggunaan dana tersebut harus pada faskes yang bermitra dengan Pemkab Bangkalan. Sedangkan RSUD Sampang tidak masuk di dalamnya,†tutur Sudiyo, Rabu (20/7/2022) seperti dikutip beritajatim.com.
Dinas Kesehatan Bangkalan tak bisa membantu Sabiye karena terganjal regulasi.
Singkat kata.
Biaya perawatan di RSUD Sampang berjumlah belasan juta rupiah harus dibayar Sabiyeh secara mandiri. Sabiye mencari bantuan. Sampai kini tunggakan tersebut belum terbayar.
Muhyi, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan. (Foto Syaiful/Mata Madura)
Seperti tulisan di atas. Dari segi ekonomi, kehidupan Sabiyeh tidak memungkinkan membayar biaya rumah sakit yang mencapai belasan juta rupiah.
Kabar kesulitan Sabiye didengar Muhyi, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan.
Muhyi langsung mencari jalan keluar yang bisa menyelesaikan persoalan Sabiyeh.
Hasil dari komunikasi Muhyi dengan berbagai pihak. RSUD Moh Zyn Sampang bisa memberi keringanan dengan biaya perawatan yang harus dibayar sebesar Rp 10,7 juta.
Muhyi memutar otak. Dia lagi menggalang dana untuk menalangi tunggakan pengobatan Sabiyeh dari jerat utang.
“Karena Pemkab tidak bisa mengcover, kami dibantu teman teman menggalang dana sosial sampai bisa memenuhi tunggakan Sabiye di RSUD Sampang. Doakan sukses ya,†terang Muhyi kepada kontributor Mata Madura, Kamis. (*)
Write your comment
Cancel Reply