Parenting
Cerita Keponakan Menko Polhukam Sebelum Wafat
matamaduranews.com-Innalillahi wa innalillahi raa jiun. Sinnun Nasuti Iklima, keponakan Menko Polhukam Mahfud MD berpulang ke rahmatullah kemarin hari Selasa 9 Agustus 2022 saat azan Ashar berkumandang di Rumah Sakit Haji Surabaya.
Banyak cerita dari perempuan yang akrab disapa Nunung sebelum wafat.
Kakak almarhumah, Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman mengenang status facebook almarhumah yang ditulis di berandanya menjelang akhir hayatnya.
"Status facebook Nunung sudah mengarah pada pesan-pesan akhir kehidupan," cerita Cak Firman kepada Mata Madura, Rabu siang.
Arek Wonocolo ini mengambil contoh dalam status terakhir si adik di facebook.
"Bangun tidur dalam kondisi gelap (mati lampu), terdengar suara khas ibuku manggil-manggil bangunin anak-anaknya keliling dari kamar satu ke kamar lainnya (menjelang subuh).
"Bangun...bangun...kuburan lebih gelap dari ini"
"Bangun..bangun..Malaikat Rahmat sedang turun ke bumi"
"Bangun..bangun..biar sekedar hatinya yang bangun"
dll
Kata Firman, kalimat seperti yang ditulis si adik selalu terdengar Firmsn sejak kecil. Saat di perantauan suara-suara tidak lagi terdengar.
"Saat ini saya sudah berkeluarga, adik juga telah menjadi seorang ibu, dan semoga bisa melanjutkan tugas seperti ibuku ini ke keluarga kecilku dan anak turunanku," sambung Cak Firman.
Firman mengenang kebiasaan sang ibunda yang biasa bangun malam karena karena sudah turunan dari kakek-neneknya.
"Kakek nenek stiqomah bangun jam 1 atau 2 an sampe pagi tidak tidur lagi, bermunajat di Musholla keluarga, bahkan kalau nenekku lebih keras daripada ibuku, kalau bangunin untuk sholat harus benar-benar sampai bangun (teringat jaman sekolah kalau lagi nginep di rumah nenek)," kenang Firman.
Cak Firman mengenang sikap sang ibu yang begitu keras dan cerewet di depan anak-anaknya.
Firman Syah Ali dan Istri. (Foto for Mata Madura)
"Sekarang baru sadar, itu demi kebaikan anak-anaknya di masa depan yang abadi "akhirat"," kata Firman menambahkan.
Cak Firman yang juga dikenal sebagai aktivis muda NU Jatim, selalu berdoa untuk almarhum papa, terutama untuk para leluhurnya yang sudah mendahuluinya agar diberikan kebahagiaan di akhirat.
Atas didikan kepada anak cucunya semasa hidup terus mengalir.
Cak Firman mengenang kebaikan adik almarhumah yang kerap menyampaikan banyak petuah kehidupan kepada saudara-saudaranya. Terutama tentang keistiqomahan ibadah. Dan sering berucap nitip anak-anaknya yang masih kecil dan lain-lain.
Menurut adik kandung almarhumah, Sri Sukmana Damayanti, beberapa saat sebelum meninggal dunia, almarhumah pernah bercerita soal mimpi bahwa namanya sudah dicoret dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
"Aku mimpi banya bidan berkumpul dan namaku tau-tau tidak ada dalam daftar anggota IBI", cerita Sukmana meniru ucapan almarhumah-tak kuat menahan tangis.
Sedangkan Siti Fatmawati (staf Bagian Umum Pemkab Pamekasan) yang merupakan sepupu, teman bermain dan soulmatenya sejak kecil yang ikut memandikan jenazah sinnun menyampaikan bahwa wajah jenazah sangat cantik, putih dan bersinar.
Teman-teman kerjanya di Puskesmas Ngawi Purba yang datang menjenguk saat Sinnun sakit hingga takziyah setelah Sinnun wafat menyampaikan kesaksian bahwa sinnun orang baik, sangat berkesan di hati teman-teman kerjanya, punya dedikasi yang luar biasa terhadap pekerjaan.
Mereka berdoa semoga semua kesalahan Sinnun diampuni, semua amal ibadah diterima dan ditempatkan di sisi Allah SWT.
Sebelum dikebumikan, jenazah almarhumah dilepas oleh Direktur Rumah Sakit Haji Surabaya dr Herlin Ferliana.
Jenazah dikebumikan di tanah kelahirannya di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
Semasa hidup, Sinnun Nasuti Iklima mengabdi sebagai PNS Bidan di Puskesmas Ngawi Purba, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi,
Sedangkan suaminya yang bernama Hatan Eko Ahmadi mengabdi sebagai PNS di Dinas Kominfo Pemkab Ngawi. (*)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply