matamaduranews.com-SUMENEP-Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim berkisah tentang seorang bidan pada acara Musyawarah Cabang (Muscab) VII Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Sumenep, Madura, Jawa Timur tahun 2020 beberapa waktu lalu.
Kisah inspiratif tersebut disampaikan Bupati Busyro ketika sambutan sekaligus membuka acara yang berlangsung di Gedung KORPRI Sumenep, Sabtu (1/02/2020) pagi itu.
"Pada hari ini, saya akan berkisah tentang bidan Indonesia yang mendapatkan penghargaan internasional. Bidan ini mendedikasikan hidupnya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ujar Bupati Busyro.
Rupanya, orang nomor satu di Sumenep itu berkisah tentang bidan Sumiati. Seorang bidan dari kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Siti Sumiati atau yang lebih akrab disapa Bidan Sum merupakan sosok wanita tangguh dengan hati yang begitu tulus. Dia melayani dengan sepenuh hati tanpa membedakan masyarakat yang membutuhkannya.
Dia, kata Bupati Busyro, ditugaskan sebagai bidan di Kecamatan Kepulauan Seribu. Namun karena keterbatasan petugas kesehatan, Bidan Sum juga harus berkeliling Pulau Seribu untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Meski tinggal di kawasan Pulau Pramuka, Siti Sumiati tidak pernah mengeluh untuk menyeberang ke pulau-pulau lain, mulai dari Pulau Panggang hingga Pulau Sebira. Padahal, harus ditempuh dengan speedboat Puskesmas Keliling yang membutuhkan waktu selama kurang lebih tujuh jam perjalanan.
Baca Juga: Buka Muscab VII IBI Sumenep, Bupati Busyro: Bidan adalah Ujung Tombak Pelayanan Ibu dan Anak
Selama lebih dari 38 tahun, Bidan Sum sudah membantu persalinan ibu hamil meski dengan fasilitas yang terbatas. Tak mengherankan jika banyak masyarakat sekitar Pulau Seribu selalu menantikan kehadiran Bidan Sum setiap harinya.
Keberadaan Siti Sumiati sebagai Bidan Apung yang bertugas di kawasan Pulau Seribu ternyata juga berdampak cukup besar pada keselamatan persalinan di sana. Tercatat setidaknya sejak ada Bidan Sum, angka kematian ibu melahirkan bisa menurun hingga 0% di Kepulauan Seribu.
Pencapaian ini, kata Bupati Busyro, tentu tidak terlepas dari kerja keras, perjuangan, dan keikhlasan Bidan Sum dalam melayani ibu-ibu hamil yang membutuhkan pertolongannya saat melahirkan.
Hingga kemudian, sosok Siti Sumiati mencuri perhatian dunia lewat perjuangannya menyelamatkan banyak ibu melahirkan itu. Bahkan, dia terpilih menjadi satu-satunya perwakilan bidan dari Indonesia yang hadir di Kongres Bidan Sedunia di Glasgow, Skotlandia.
Bidan Sum yang sudah mendunia ini pun tidak lantas berpuas diri dan menjadi tinggi hati. Sepulangnya dari kongres internasional tersebut, dia tetap bersemangat memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat di Kepulauan Seribu.
Padahal, Bidan Sum tidak hanya diundang secara khusus untuk menghadiri Kongres Bidan Sedunia. Dia pulang tidak dengan tangan kosong. Tetapi berhasil membawa pulang dua penghargaan internasional dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Bidan Sum diberi gelar "Penyelamat Ibu Melahirkan".
Sementara itu, Pemerintah Kuba juga memberikan piagam penghargaan untuk pencapaian Siti Sumiati menurunkan angka kematian ibu melahirkan di Indonesia. Dua penghargaan internasional tersebut, tentu tidak akan didapatkan tanpa kerja keras dan kesungguhannya.
Baca Juga: Bupati Busyro Minta Tren Penurunan Angka Kematian Bayi Ditingkatkan
"Cerita tadi sejatinya memberikan motivasi kepada kita untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini, apapun posisi kita saat ini. Kita tidak tahu, sebenarnya posisi kehidupan kita di mana. Namun dengan memberikan yang terbaik, kita akan mendapatkan rahasia kehidupan yang luar biasa," ucap Bupati Busyro.
Karena itu, politisi PKB Sumenep tersebut, berpesan agar apapun yang dikerjakan, kerjakanlah dengan sepenuh hati. Sebab, hakikatnya tak ada yang bisa diharapakan dari pekerjaan yang setengah hati.
"Janganlah menginginkan keberhasilan yang utuh dengan kesungguhan yang setengah-setengah," tegas Bupati Busyro.
Bukan tanpa alasan, suami anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Nurfitriana itu, berpesan demikian lewat kisah inspiratif Bidan Sum. Menurut dia, peran dan fungsi bidan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak.
"Karena angka kematian ibu dan anak merupakan indikator sensitif dalam menilai derajat kesehatan suatu Negara," jelas Bupati Busyro.
Mantan Ketua DPRD Sumenep itu pun menegaskan, tugas seorang bidan sangat mulia dan luhur. Dikatakan mulia, karena bidan bekerja untuk menolong masa depan nyawa generasi penerus.
"Kalian bekerja demi menyelamatkan nyawa orang lain. Sekali bidan melakukan kesalahan dan tidak melayani dengan baik, akibatnya akan fatal," tandas Bupati Busyro.
Rafiqi, Mata Madura
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply