Pfizer Inc, raksasa farmasi dari Amerika Serikat sedang mengembangkan vaksin untuk mencegah penyebaran virus Corona. Vaksin yang sedang dikembangkan oleh raksasa farmasi ini bernama Vaksin Pfizer. Vaksin ini sudah dalam uji klinis tahap tiga atau tahap akhir dan diharapkan bisa digunakan pada Oktober 2020. Saat uji klinis tahap terakhir, vaksin tersebut sudah disuntikkan kepada beberapa relawan dan memberikan efek samping seperti kelelahan, nyeri otot, sakit kepala dan demam. Lalu, Berapa Dosis yang Dibutuhkan untuk Menangkal Virus Corona? Supaya vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh manusia bisa bekerja dengan maksimal, maka ada batas dosis tertentu yang harus diberikan. Ada vaksin yang diberikan hanya satu dosis, dua dosis bahkan lebih dari dua dosis. Lalu bagaimana dengan dosis vaksin Pfizer? Agar bisa bekerja dengan efektif maupun maksimal, maka vaksin tersebut akan disuntikkan ke manusia dengan dua dosis. Di mana jeda waktu pemberiannya selama 21 hari. Apakah tidak berbahaya? Tentu tidak karena pemberian dua dosis vaksin merupakan hal yang wajar. Bahkan ada vaksin lainnya yang juga diberikan dua dosis, seperti cacar air, herpes zoster dan juga hepatitis A. Bahkan ada yang diberikan vaksin lebih dari dua dosis, seperti vaksin tetanus, pertusis dan juga vaksin DTaP untuk difteri. Pemberian dua dosis untuk vaksin penangkal virus Corona ini sudah mempertimbangkan aspek efektivitas. Tujuannya supaya vaksin bisa memberikan perlindungan yang maksimal. Akan tetapi, dua dosis vaksin yang diberikan berarti membutuhkan usaha ekstra untuk meyakinkan banyak orang supaya mau mendapatkan vaksin. Jajak pendapat yang dilakukan oleh CNN menyebutkan jika 40% orang mengatakan tidak mau mendapatkan vaksin meskipun mudah didapatkan dan diberikan secara gratis. Kelly Moore dari Vanderbilt University menyatakan jika ini akan menjadi program vaksinasi terbesar dan paling rumit dalam sejarah manusia. Pemberian dua dosis dalam rentang waktu membuat masyarakat harus selalu mengingat tanggal pemberian vaksin. Tentu ini akan memungkinkan untuk merasakan efek samping dari vaksin sebanyak dua kali. Tidak hanya masalah pemberian dua dosis saja, masalah lainnya yang akan muncul seperti logistik atau distribusi vaksin ni ke seluruh dunia yang dinilai merupakan sesuatu yang sulit. Efek Samping Uji Klinis Vaksin Pfizer Saat uji klinis tahap tiga yang disuntikkan kepada relawan sebagian besar menunjukkan efek samping ringan hingga sedang. Adapun efek samping yang muncul seperti sakit kepala, kelelahan, menggigil dan juga nyeri otot. Bahkan ada juga relawan yang mengalami demam, beberapa di antaranya mengalami demam tinggi. Namun, data tersebut tidak jelas dikarenakan pfizer tidak tahu relawan mana yang menerima vaksin atau plasebo. Lebih dari 12.000 peserta studi sudah menerima dosis kedua vaksin tersebut. Di mana pihak perusahaan sudah mendaftarkan lebih dari 29.000 orang dalam uji coba 44.000 sukarelawan  untuk menguji vaksin Covid-19 satu ini. Pihak Pfizer itu sendiri mengatakan jika pihaknya terus meneliti keamanan dan tolerabilitas vaksin dalam studinya. Banyak masyarakat di dunia sangat berharap jika vaksin untuk menangkal virus Corona bisa segera ditemukan. Jika sudah ditemukan dan disuntikkan ke masyarakat, maka besar harapan untuk membuat kehidupan dunia kembali normal seperti sebelumnya. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk selalu mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda ingin berkonsultasi online mengenai kesehatan maka disarankan untuk mendownload aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi ini Anda akan mendapatkan banyak informasi mengenai kesehatan dan informasi seputar gaya hidup sehat. Anda juga berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah Covid-19 dengan cepat dan mudah tanpa harus keluar rumah. Selain itu, melalui aplikasi Halodoc, bagi Anda yang sedang membutuhkan informasi tempat lokasi vaksin atau rumah sakit terdekat bisa mendapatkan petunjuk lokasi tersebut dengan mudah dan cepat. Tidak heran jika aplikasi kesehatan yang satu ini sangat direkomendasikan untuk digunakan.